Mohon tunggu...
Yu Suf
Yu Suf Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, kepribadian menarik dan santun, perencanaan keuangan, bisnis, investasi, sukses, teknis sumberdaya air

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penanganan Banjir Secara Konservasi Vegetatif dan Konservasi Struktural

1 Februari 2024   15:35 Diperbarui: 1 Februari 2024   15:51 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir bukanlah masalah yang ringan yang bisa kita biarkan begitu saja, tetapi sebaliknya banjir merupakan masalah yang sangat serius yang harus kita tangani bersama-sama baik dari pemerintah, swasta maupun masyarakat

Penggundulan hutan secara ilegal dan masif di daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Peran penting hutan dalam masalah banjir, sangat menentukan, karena fungsi hutan sebagai daerah resapan air hujan, baik melalui proses infiltrasi dan perkolasi.

Proses infiltrasi dan perkolasi menjaga keseimbangan tata air serta ketersediaan air, baik untuk kelembaban tanah top soil, air permukaan (run off), pengisian kembali (rechardge ) air tanah dan kelestarian mata air.

Kondisi vegetasi hutan yang baik mencegah terjadinya pengikisan tanah top soil oleh air hujan (erosi), sehingga proses pengendapan sedimen (sedimentasi) di badan-badan air seperti danau, rawa, embung, waduk (bendungan), saluran buatan dan saluran alami (sungai).

Untuk mengatasi permasalahan banjir, semua pihak (stakeholders), pemerintah, swasta dan masyarakat harus memahami Siklus Hidrologi. Siklus hidrologi mengajarkan kepada kita semua tentang keseimbangan air atau neraca air dalam setiap Daerah Aliran Sungai (DAS), yang diciptakan secara sempurna oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.

Penyebab banjir yang tiap tahun makin parah, baik dari sisi luasan daerah yang genangan maupun  lamanya waktu (durasi) genangan. Penyebab utamanya adalah penggundulan vegetasi hutan di daerah hulu, tengah dan hilir DAS .

Penggundulan hutan melahirkan 3 proses yang makin memperparah bencana banjir seiring berjalannya waktu. Proses itu adalah terjadinya aliran permukaan (run off), erosi dan sedimentasi.

Hutan yang gundul menyebabkan air hujan tidak bisa tersimpan di perakaran pohon  yang selanjutnya diserap oleh tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi.  Pada akhirnya sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan (run off) dan menjadi mesin penghancur  yang mengikis tanah termasuk top soil (erosi) secara masif dan menimbulkan bencana susulan yaitu banjir dan tanah longsor.  

Sedimen dalam jumlah jutaan meter kubik yang dibawa oleh aliran air banjir mengendap di badan-badan air, yang menyebabkan pendangkalan dan mengurangi kapasitas tampungan dan kapasitas aliran air (debit air). Hal ini menyebabkan fungsi bangunan air tidak maksimal, bahkan muncul biaya besar untuk operasional dan pemeliharaan, yaitu pengerukan sedimen atau membangun konstruksi pengendali sedimen. Inilah penyebab utama banjir dari tahun ke tahun makin parah.

Ada beberapa upaya untuk penanganan banjir, baik secara konservasi vegetatif pada DAS, maupun konservasi struktural di bagian hilir DAS dan kawasan perkotaan dan permukiman.

1. Konservasi vegetatif (non struktural)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun