Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Museum Balanga, Etalase Lengkap Warisan Budaya Dayak di Kalimantan Tengah

28 Desember 2023   10:15 Diperbarui: 29 Desember 2023   12:11 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area yang memajang topeng Sababuka (foto: dokumentasi pribadi)

Palangka Raya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, menyimpan sejuta pesona alam dan budaya yang menarik untuk dijelajahi. Salah satu daya tarik wisata budaya yang patut dikunjungi di kota ini adalah Museum Balanga.

Museum ini tidak hanya menjadi saksi bisu perkembangan sejarah dan budaya Kalimantan Tengah, tetapi juga menjadi tempat yang memukau untuk memahami akar budaya masyarakat Dayak.

Sejarah Museum Balanga

Museum Balanga, terletak di pusat Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, berlokasi tepat di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 atau sekitar 30 menit dari Bandar Udara Tjilik Riwut.

Sebelumnya, bangunan ini adalah Gedung Monumen Dewan Nasional (GMDN) yang didirikan pada tahun 1963 dan resmi diresmikan pada 6 April 1973 dengan nama "Balanga". Nama Balanga sendiri memiliki makna khusus dalam budaya Dayak. 

Balanga adalah tajau atau tempayan yang bernilai sakral bagi masyarakat Dayak.

Museum Balanga juga dilengkapi dengan fasilitas yang memudahkan pengunjung. Terdapat ruang pameran interaktif serta auditorium untuk berbagai kegiatan dan pertunjukan. Selain itu Museum Balanga juga menyediakan pemandu museum atau disebut docent.

Koleksi yang Memikat

Salah satu daya tarik utama Museum Balanga adalah koleksi-koleksi unik yang dipajang di dalamnya. Ketika memasuki museum, suasana kehidupan tradisional suku Dayak dapat dirasakan oleh pengunjung, mulai dari lantai satu hingga lantai dua.

Museum Balanga memiliki lebih dari 4.000 koleksi. Koleksi di lantai pertama diatur berdasarkan rangkaian kehidupan manusia, mencakup peralatan yang digunakan dalam upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian. Sementara itu, di lantai dua, diceritakan mengenai pekerjaan nelayan dan petani dalam kehidupan masa lampau.

Selain itu, museum ini menyimpan berbagai senjata tradisional, seperti mandau, duhung, dan sumpit. Para pengunjung juga berkesempatan untuk melihat miniatur rumah Betang, rumah tradisional suku Dayak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun