Living museum Kotagede merupakan gagasan dari Yayasan Pusat Studi Dokumentasi dan Pengembangan Budaya Kotagede (Yayasan Pusdok). Konsep living museum Kotagede terdiri dari Museum Kotagede, Pasar Kotagede, Watu Gilang Genthong Gatheng, dan Masjid Gedhe Mataram.
Walau living museum berfokus pada situasi lingkungan di luar museum, tetap ada kebutuhan untuk memiliki satu tempat yang menjadi titik pertemuan, sehingga dikembangkan Museum Kotagede yang menggunakan bangunan Rumah Kalang.
Rumah Kalang sendiri adalah rumah orang Kalang/Wong Kalang, satu subsuku masyarakat Jawa yang tinggal di wilayah Keraton Mataram. Karena satu dan lain hal dari perjalanan sejarah peradaban yang panjang, orang Kalang dulunya tidak hidup membaur dengan bagian masyarakat lain, dan rumah Kalang secara harafiah berarti “rumah batas”.
Museum Kotagede yang diresmikan pada 10 Desember 2021, berada di Jalan Tenggalgendu No. 20B Prenggan. Museum ini menempati bangunan rumah yang dahulu milik dari B.H. Noerijah, seorang Kalang yang sukses sebagai pengusaha emas dan berlian. Beliau juga diketahui pernah memberikan sumbangan sebesar 6000 Gulden untuk kas negara pada awal masa kemerdekaan RI.
Saat berkunjung Museum Kotagede, tersedia edukator museum yang siap memberikan penjelasan tentang sejarah dan budaya Kotagede hingga koleksi yang terdapat di museum.
Ruang Pamer Museum Kotagede
Rumah Kalang ini dibangun pada tahun 1931-1938, memiliki ciri khas berupa tiang-tiang dengan gaya arsitektur Corinthia-Romawi. “Cirinya terlihat dengan adanya hiasan kaca patri yang bercorak warna-warni, penggunaan tegel bermotif pada lantai dan dinding bagian bawah, serta banyak pintu dan jendela yang berukuran besar,” jelas Devita, edukator museum.
Wisatawan yang datang dapat belajar mengenai sejarah dan budaya Kotagede di bagian-bagian museum. “Museum Kotagede terbagi menjadi empat klaster,” lanjut Devita.
Klaster pertama, dimana terdapat infografis tentang Watu Gilang, Watu Genthong, dan Watu Gatheng. Selain itu ada juga benda-benda historis dan video mapping yang menampilkan perjalanan sejarah Kotagede secara apik dan menarik.
Klaster kedua, pada bagian ini terdapat hasil kerajinan dan alat dari proses pembuatan perak. Di klaster ini juga disajikan maket rumah-rumah tradisional Jawa di Kotagede.