Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Permainan Tradisional, Bermain Sekaligus Berwisata

8 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 8 Januari 2023   17:01 2346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egrang, salah satu permainan tradisional.| Shutterstock/Jhon Images via Kompas.com

Bermain adalah aktivitas rekreasi yang menyenangkan yang dapat dilakukan di waktu luang. Saat ini marak kembali permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak atau bahkan orang dewasa untuk mengenang masa kecilnya atau disebut mainan jadul, yaitu latto latto. 

Bila berbicara tentang permainan tradisional, bagi generasi 90-an, ingatan kita akan melayang ke memori permainan yang lebih banyak melatih motorik. Ya, karena saat itu belum mengenal teknologi seperti gadget dan aktivitas bermain umumnya dilakukan outdoor bersama teman-teman.

Permainan tradisional dilakukan dengan menggunakan media yang ada di sekitar atau alat sederhana dan bahkan dapat juga bermain tanpa alat, dan permainan ini diturunkan oleh orang tua atau generasi sebelumnya layaknya sebagai warisan. 

Mengutip dari Achroni, permainan tradisional adalah representasi dari pengetahuan yang disiarkan secara lisan yang terdapat pesan moral dan manfaat. Pesan-pesan dalam permainan tradisional memiliki makna bagi perkembangan kognitif, emosi, dan sosial yang dapat menjadi bekal saat anak beranjak dewasa.

Permainan tradisional yang mencerminkan ciri khas suatu daerah pada akhirnya menjadikannya sebagai sebuah daya tarik untuk mendukung kegiatan wisata.

Tarian Egrang di Kampung Wisata Tanoker Jember (foto: Muhamad Rifandy/Travelingyuk)
Tarian Egrang di Kampung Wisata Tanoker Jember (foto: Muhamad Rifandy/Travelingyuk)

Permainan Tradisional sebagai Daya Tarik Wisata

Berkembangnya desa-desa wisata di Indonesia menjadi sarana untuk memperkenalkan permainan tradisional sebagai bagian dari wisata edukasi, yaitu wisata yang memiliki tujuan bermain dan belajar.

Wisatawan yang datang bisa anak-anak dalam rombongan karyawisata sekolah, anak-anak yang datang beserta orangtuanya, atau juga orang dewasa.

Mereka dikenalkan tentang permainan tradisional, membuat mainan tradisional, hingga memainkannya. Desa wisata dapat memadukan permainan tradisional dengan kegiatan jelajah desa dan outbound sehingga kunjungan wisata menjadi lebih seru dan menyenangkan.

Umumnya permainan tradisional yang dimainkan adalah egrang, gasing, bakiak, gobag sodor, layang-layang, kelereng, dan permainan lainnya. Permainan ini dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok.

Banyak dari permainan tradisional yang juga olah fisik, sehingga dikenal sebagai olahraga tradisional. Olahraga tradisional ada yang lekat dengan bela diri seperti pencak silat, lalu yang kaya akan budaya seperti lompat batu, ada juga olahraga tradisional dengan tujuan diantaranya balapan seperti pacuan kuda, karapan sapi, dan olahraga tradisional yang berawal dari permainan seperti sepak takraw.

Melakukan permainan tradisional bukan hanya sekadar bermain namun sejatinya juga berwisata karena terdapat unsur rekreasi yang menyertai.

Permainan Tradisional Menjadi Warisan Budaya

Permainan tradisional terancam hilang karena berkurangnya tempat bermain seperti ruang-ruang terbuka sehingga permainan-permainan modern, yang tidak membutuhkan tempat bermain yang luas, akhirnya menjadi pilihan.

Eksistensi permainan tradisional kiranya bisa terus terjaga karena permainan tradisional bukanlah permainan semata, banyak muatan filosofis terkandung di dalamnya. Karena itu penting bagi generasi muda untuk tetap memainkan permainan tradisional.

Nah, beberapa hal berikut ini dapat disampaikan kepada generasi muda saat memperkenalkan permainan tradisional.

Menerangkan pesan yang terkandung dalam permainan tradisional.

Permainan tradisional tersirat pesan moral. Misalnya saat bermain egrang harus terus menggerakkan bambunya agar tidak jatuh. Ini sebuah makna bahwa kita harus terus berjalan untuk mencapai cita-cita. 

Bermain egrang juga menunjukkan sikap pantang menyerah, walaupun jatuh tetap mencoba bangkit lagi.

Menjelaskan manfaat melakukan permainan tradisional. 

Permainan tradisional mendorong untuk bergerak aktif, sehingga koordinasi tubuh dan kemampuan motorik dapat terlatih. 

Selain itu adalah untuk membangun kerja sama, terutama untuk permainan yang dilakukan secara berkelompok. Sikap saling membantu dapat bermanfaat dalam keseharian.

Bahwa dengan memainkan permainan tradisional berarti ikut melestarikan warisan budaya. 

Permainan tradisional telah menjadi warisan budaya Indonesia. Setiap permainan tradisional memiliki ciri khas dan sarat dengan nilai kearifan lokal dari setiap daerah. 

Melestarikan permainan tradisional berarti melestarikan budaya.

Dengan demikian, bukan tidak mungkin permainan tradisional lainnya berkembang kembali lebih menarik dan akan menjadi tren seperti latto latto saat ini.

Referensi:

Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Jakarta: Javalitera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun