Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kilas Kejayaan Sejarah Kesultanan Kutaringin di Istana Kuning

17 Desember 2022   09:00 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:41 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kain bercorak kuning dan hijau (foto: dokumentasi pribadi)

Kota Pangkalan Bun yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dikenal dengan sebutan Kota Manis (Minat, Aman, Nikmat, Indah, dan Segar). Keberadaan destinasi ekowisata yang mendunia yaitu Taman Nasional Tanjung Puting dan sejarah kejayaan Kesultanan Kutaringin, telah menarik banyak kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara datang ke kota ini.

Salah satu peninggalan Kesultanan Kutaringin yang merupakan satu-satunya Kesultanan Islam di bumi Kalimantan Tengah adalah Istana Kuning. 

Lokasinya yang berada di pusat Kota Pangkalan Bun, menjadikannya objek wisata sejarah yang layak untuk dikunjungi.

Sejarah Istana Kuning

Istana Kuning merupakan kediaman turun-temurun para Sultan Kutaringin atau Kerajaan Kotawaringin yang cikal bakalnya berasal dari Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan. Menurut catatan sejarah, Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah salah satu putra dari Sultan Banjar IV Mustainbillah, yang menjadi sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan Kutaringin.

Istana Kuning didirikan oleh Sultan Kutaringin ke-9, yaitu Pangeran Ratu Imanuddin yang berkuasa pada tahun 1811-1841. Nama Istana Kuning sebenarnya adalah Istana Indrasari Bukit Indah Kencana. Pendirian istana ini terkait dengan pemindahan ibu kota Kesultanan dari wilayah Kotawaringin Lama ke Pongkalan Bu’un (Pangkalan Bun) dengan tujuan pelebaran area kekuasaan.

Lantas mengapa dikenal dengan nama Istana Kuning?

Warna kuning adalah warna kebanggaan suku Melayu, di mana pun Kerajaan Melayu identik dengan warna kuning. Warna kuning diambil dari filosofi emas yang melambangkan kesakralan, kemakmuran, dan kesejahteraan.

Bangunan istana ini dibangun sejak awal abad ke-19 ini dengan gaya rumah panggung dan didominasi oleh kayu ulin sebagai material utama. Kayu ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri) adalah kayu endemik Kalimantan yang terkenal sebagai salah satu kayu terkuat di dunia.

Arsitektur keseluruhan istana mencerminkan akulturasi budaya Dayak, Tionghoa, dan Melayu (Siak Riau dan Banjar). Konon perpaduan ini diambil dari empat orang istri Sultan Imanuddin yang berasal dari suku-suku tersebut.

Bagian di Istana Kuning

Bila kita berkunjung ke Istana Kuning, kita akan mendapati empat bagian bangunan istana. Pertama adalah Bangsal dengan konsep rumah Betang (rumah adat suku Dayak). Bangsal adalah tempat penerimaan tamu kerajaan. Bangunan bangsal juga digunakan untuk gelaran acara yang melibatkan banyak orang. Dari area bangsal ini kita dapat melihat Lapangan Tugu yang dahulu adalah alun-alun Kesultanan Kutaringin.

Lapangan Tugu (foto: dokumentasi pribadi)
Lapangan Tugu (foto: dokumentasi pribadi)
Lalu ada Balai Rumbang, bangunan dengan motif rumah Tionghoa, yang terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah digunakan sebagai jalur keluar masuk istana dan sebagai jalur yang menghubungkan Bangsal dengan Keraton Dalem Kuning. Lantai atas digunakan untuk tempat sultan bertirakat.

Kemudian terdapat dua bangunan khas Melayu yaitu Keraton Dalem Kuning atau Lawang Kuning, adalah bangunan utama dimana dahulu adalah pusat pemerintahan serta tempat tinggal sultan.

Keraton Dalem Kuning (foto: dokumentasi pribadi)
Keraton Dalem Kuning (foto: dokumentasi pribadi)
Di dalam keraton ini terdapat barang-barang dan ornamen sisa peninggalan Kesultanan Kutaringin, seperti tombak, guci, keris, mandau, hingga kereta kencana. Di bagian tengah bangunan, terdapat kain bercorak kuning dan hijau yang digantung di dinding.

Kain bercorak kuning dan hijau (foto: dokumentasi pribadi)
Kain bercorak kuning dan hijau (foto: dokumentasi pribadi)
Kita juga dapat melihat lukisan wajah raja-raja Kesultanan Kutaringin dari yang pertama hingga Sultan ke-15, yang menjadi pemimpin saat ini.

Lukisan wajah raja-raja Kesultanan Kutaringin (foto: dokumentasi pribadi)
Lukisan wajah raja-raja Kesultanan Kutaringin (foto: dokumentasi pribadi)
Pada bagian halaman istana terdapat deretan meriam dengan warna keemasan, dari era perang melawan kolonial Belanda.

Deretan meriam (foto: dokumentasi pribadi)
Deretan meriam (foto: dokumentasi pribadi)

Bangunan lainnya adalah Balai Pehadiran yang berfungsi sebagai ruang makan kerajaan. Balai Pahadiran ini lebih menyerupai aula.

Istana Kuning sebagai Ikon Sejarah

Istana Kuning merupakan ikon sejarah perabadan Islam di Kalimantan Tengah. Kesultanan Kutaringin dulunya menguasai separuh lebih wilayah yang saat ini menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Tengah, dan memimpin jalur perdagangan di perairan barat daya Pulau Kalimantan ke arah Laut Jawa, sebelum akhirnya resmi bergabung dengan NKRI tahun 1949.

Bangunan istana yang ada saat ini adalah replika dari bangunan otentik yang terbakar habis dalam sebuah insiden pada 1986. Dibangun kembali sejak awal tahun 2000 sesuai desain aslinya, kini Istana Kuning difungsikan sebagai simbol dan cagar budaya, bukan lagi menjadi kediaman sultan.

Istana Kuning buka untuk pengunjung setiap harinya mulai pada pukul 09.30- 16.00 WIB. Pengunjung yang datang dapat ditemani oleh kurator istana yang menjadi pemandu wisata dan menginterpretasikan sejarah Kesultanan serta bagian-bagian bangunan yang terdapat di Istana Kuning.

Istana Kuning sering dijadikan sebagai tempat pagelaran budaya di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kerap juga menjadi pentas atraksi seni tradisional untuk penyambutan wisatawan khususnya yang datang dengan rombongan.

Istana Kuning sebagai bangunan peninggalan sejarah merupakan situs budaya yang bermanfaat dalam pengembangan budaya lokal sebagai identitas masyarakat Kotawaringin Barat.

Referensi:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2018). Digitalisasi Data Keraton.

https://bcpangkalanbun.beacukai.go.id/kunjungi-istana-kuning-bea-cukai-pangkalan-bun-belajar-pentingnya-nasionalisme/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun