Pertimbangan kawasan Suryakencana sebagai kawasan pusaka dikarenakan kawasan ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang perlu dilestarikan serta terdapat aset yang harus dilindungi.
Layaknya di berbagai daerah di Indonesia maupun negara lain, kawasan pecinan atau Chinatown secara tradisional identik dengan berbagai produk makanan dengan tema dan cita rasa oriental. Wisata kuliner tentulah menjadi tujuan utama ketika kita mengunjungi area ini.
Pengunjung yang datang ke kawasan Suryakencana akan merasakan suasana dengan akulturasi budaya masyarakat Sunda dan Tionghoa. Gapura berwarna merah dengan tulisan “Lawang Suryakencana” menjadi ikon kawasan ini, didukung dengan lampion-lampion cantik yang bergelantungan.
Kawasan Suryakencana cukup nyaman untuk pejalan kaki karena terdapat trotoar yang lebar, rapi, dan aman untuk dilewati.
Sejumlah gang menjadi lorong cantik dan ruang publik yang menarik sehingga sering dijadikan spot foto favorit bagi pengunjung yang datang, khususnya kaum muda.
Bangunan-bangunan dengan arsitektur masa lalu yang menjadi kediaman masyarakat Tionghoa kini banyak yang telah berubah fungsi menjadi kedai kopi atau toko dengan sentuhan kekinian, tanpa meninggalkan kesan vintage.
Visualisasi merupakan salah satu elemen penting yang berkaitan dengan dunia kuliner dan proses menikmatinya, berkeliling di kawasan pusaka ini tentunya bukan hanya perut yang merasa kenyang, namun mata kita juga dimanjakan dengan indahnya warisan budaya yang terdapat di Suryakencana.
Referensi:
Handinoto (1999). Lingkungan “pecinan” dalam tata ruang kota di Jawa pada masa kolonial. Dimensi Teknik Arsitektur, 27(1), 20-29.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H