Pura ini memiliki keunikan berupa Titi Gonggang, yang tak sembarangan bisa dilintasi. Jika dilanggar, maka wajib menghaturkan pacaruan dengan sarana ayam sebagai pengganti. Jika pura di Bali sebagian besar untuk persembahyangan menghadap ke timur, namun di Pura Agung Gunung Raung, persembahyangan menghadap ke arah barat. Dan sebagai bentuk penghormatan bagi Maha Rsi Markandeya, di areal Pura Agung Gunung Raung dibangun sebuah patung replika pada tahun 2011.
Konservasi Lembu Putih
Di Desa Taro terdapat taman konservasi untuk melestarikan lembu putih. Taman ini dikelola oleh Yayasan Lembu Putih. Yayasan ini berhasil mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2018 untuk kategori penyelamat lingkungan.Â
Pada saat memasuki taman, terdapat sebuah patung Dewa Siwa menunggangi Nandini. Lembu putih atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nandini adalah hewan yang disucikan dan dihormati di Desa Taro. Dalam Hindu, Nandini disimbolkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, dewa yang memiliki fungsi sebagai pelebur.Â
Keberadaan lembu putih ini terkait dengan kedatangan Ida Maha Rsi Markandeya di abad ke-7. Â Di taman ini kita bisa melihat dari dekat lembu putih dan diingatkan untuk tidak berkata kasar dan menyakiti lembu.
Semara Ratih Delodsema Village
Delodsema Village memiliki pemandangan yang indah. Di sini kita dapat melihat masyarakat yang membuat kerajinan tangan seperti perak, rumah-rumah tradisional Bali, areal persawahan, serta hutan bambu.Â
Untuk menuju lembah, kita menyusuri jalan menurun selama kurang lebih 15-20 menit. Saat tiba, kita disuguhi pemandangan yang sangat cantik dan asri dimana lembah di Delodsema Village dibuat berundak.Â
Di ujung selatan desa terdapat pertemuan sungai atau yang disebut campuhan. Di sini dibuat tempat kuliner dengan desain yang menyatu dengan alam bernama Semara Ratih. Kita dapat menikmati pemandangan alam sambil menikmati kuliner yang lezat.
The Fireflies Garden
Di Desa Taro juga terdapat sebuah taman konservasi untuk kunang-kunang yang bertujuan mengembalikan ke ekosistem alami.Â