Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kota-kota di Indonesia, Menuju Kota Motor?

3 September 2015   10:08 Diperbarui: 3 September 2015   10:08 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar 79% sepeda motor berada di Asia. Laju pertumbuhan sepeda motor dunia (10,8%) mencapai 3 kali laju pertumbuhan mobil (3,6%). Di Asia  tahun 2010 (WHO, 2013), Cina paling banyak populasi sepeda motor (110 juta), India (82 juta), Indonesia (60 juta) & Vietnam (31 juta). Tingkat kepemilikan sepeda motor untuk 4 negara di Asia (Vietnam, Malaysia, Indonesia dan Thailand) adalah lebih dari 1 sepeda motor untuk setiap 4 orang. Proporsi sepeda motor terbesar terhadap kendaraan lainnya, Vietnam miliki porsi sepeda motor tertinggi (96%), kemudian diikuti Kamboja dan Indonesia (83%). Sebagian besar kematian akibat kecelakaan sepeda motor mencapai 78%.

Rata-rata tingkat kematian akibat kecelakaan dengan sepeda motor adalah 6,5 kematian per 100.000 penduduk, melebihi rata-rata kematian akibat kecelakaan di dunia (4,5 per penduduk). Bentuk kebijakan larangan ssepeda motor di Tiongkok (menghentikan penerbitan ijin sepeda motor baru, pelarangan sepeda motor di jalan-jalan utama, pelarangan penggunaan sepeda motor di daerah pusat kota, larangan penuh sepeda motor, melarang perijinan sepeda motor buatan non Tiongkok/non lokal). Di Vietnam, melakukan pembatasan penggunaan sepeda motor di Hanoi dan Ho Chi Minh, membatasi jumlah kepemilikan sepeda motor per keluarga, melarang sepeda motor untuk masuk area kemacetan tinggi, dan sebagai gantinya dibangun 8 jalur Metro di Hanoi, 6 jalur Metro, dan 3 jalur light rail di Ho Chi Minh.

[caption caption="Berkendara tanpa perangkat keselamatan, sambil ngobrol di jalan - dok pri"][/caption]

[caption caption="Berbonceng 4, paket hemat? - dok pri"]

[/caption]

[caption caption="Saling menyerobot di perlintasan KA - dok pri"]

[/caption]

Di Indonesia, pertumbuhan sepeda motor paling tinggi, yakni 13,2% dibanding moda transportasi lainnya. Penyebab menigkatnya sepeda motor :

1. Sepeda motor merupakan sarana transportasi yang murah dan terjangkau,

2. Ketersediaan (Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) yang terlambat di kota-kota besar, kalaupun ada, kebanyakan angkutan publik sudah memiliki stigma negatif yang melekat, misalnya frekuensi antar trip sangat minim, ngetem, tidak aman dan tidak nyaman dan sebagainya

3. Banyaknya dealer dan lembaga pembiayaan yang memberikan kemudahan kredit kepemilikan sepeda motor. Berbagai iklan tawaran kemudahan kredit banyak kita jumpai di sudut-sudut kota, hanya dengan sekian ratus ribu rupiah, sudah bisa membawa pulang motor dan sebagainya

Dari tahun 2009 - 2013, 138 ribu orang meninggal dan 700 ribu orang terluka pada kecelakaan di jalan raya. Sepeda motor merupakan moda transportasi paling rentan terlibat kecelakaan. Kecelakaan lau lintas sepanjang tahun rata-rata 70%. Faktor manusia penyebab terbesar (80-90%). Polusi udara terbesar disebabkan kendaraan bermotor, yakni 70%. Porsi sepeda motor di perkotaan kisaran 70-80%.  Makin banyak ojek akan menambah ruang parkir, tidak ada pangkalan parkir, trotoar akan diokupansi atau ruang jalan.

Sepeda motor menguras 40% BBM subsidi, sementara angkutan umum hanya 3%. Mobil 53% dan mobil barang 4%. Padahal  1/3 (sepertiga) kebutuhan BBM harus diimpor (450 barrel/hr). Makin banyak sepeda motor akan makin besar BBM subsidi yang dikuras dan merugikan negara.

Tidak sampai disitu saja. Persoalan akibat kenaikan jumlah sepeda motor berbanding lurus dengan jumlah kenaikan sepeda motor itu sendiri. Beragam konflik sosial akibat perilaku berkendara yang tidak mematuhi peraturan adalah dampak paling banyak terjadi. Okupansi trotoar, rendahnya kesadaran toleransi terhadap sesama pengguna jalan, tidak mematuhi rambu lalu lintas, tidak memakai pengaman dan sebagainya. Persoalan akibat kepadatan sepeda motor ini ditengarai memberikan kontribusi untuk kemacetan kota.

[caption caption="Badan jalan untuk parkir sepeda motor - dok.pri"]

[/caption]

Pemerintah perlu menyiapkan upaya khusus hingga ke akar permasalahan untuk mengurai benang kusut kemacetan kota. Bila diamati, kebanyakan pemerintah kota masih berkutat dengan rekayasa lalu lintas saja. Penyelesaian persoalan seperti ini sifatnya hanya sementara saja, karena akar persoalan yang sesungguhnya tidak pernah disentuh. Selain segera menyediakan sarana transportasi massal yang efisien yang menjangkau seluruh kota, edukasi juga memegang peranan penting mengingat saat ini, kecendrungan pemakai sepeda motor adalah anak-anak sekolah. Anak-anak berseragam SMP kini makin banyak yang berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor, paling tidak karena 2 alasan : 91) orang tua tidak mau repot mengantarkan anak ke sekolah; (2) ketiadaan angkutan kota yang mengakomodasi kebutuhan warga kota, sehingga bermotor menjadi pilihan paling mudah

Saya ingat betul, di sebuah SMP di Bantul, polisi pernah mengadakan razia mendadak di beberapa rumah penduduk yang ditengarai menjadi tempat penitipan motor bagi siswa yang bersekolah di SMP tersebut. Apa yang terjadi? Orang tua siswa yang bermotor malah justru protes tidak terima dengan razia tersebut, karena mereka merasa repot harus mengantarkan anak-anak ke sekolah sementara angkutan umum tidak banyak pilihan. Nah.

Sungguh menjadi keprihatinan bersama. Semoga pemerintah segera siuman dengan persoalan seperti ini.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun