Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Dari Festival Jenang di Kota Solo 2014: Jenang dan Representasi Kehidupan

25 Februari 2014   19:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(11) jenang ngangrang, bermakna: manusia harus belajar mengontrol emosi kemarahannya agar kekuatan pada dirinya dapat bermanfaat untuk semua orang

(12) jenang kolep, bermakna: manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan-perbedaan. Menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang plural dan multikultur menjadi nilai penting dalam kehidupan sehari-hari

(13) jenang pati, bermakna: melebur nafsu dan pasrah kepada Allah

(14) jenang taming, bermakna: belajar menjaga kekuatan diri kita dengan berdoa kepada Allah dan mengenali serta memahami kelemahan diri sendiri

(15) jenang lemu mawi sambel goreng, bermakna: tak lelah membangun semangat baru dalam kehidupan

(16) jenang koloh, bermakna: kesempurnaan adalah tujuan hakiki kehidupan manusia, yang sering dilalaikan dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu terus berproses dalam mencapai kesempurnaan dunia dan akhirat

(17) jenang katul : kita tidak bisa hidup sendiri, dan selalu membutuhkan orang lain

[caption id="attachment_324570" align="aligncenter" width="499" caption="Pengunjung mengabadikan macam-macam jenang"]

1393306055788562038
1393306055788562038
[/caption]

Melihat makna-makna yang dilambangkan oleh sebuah sajian sederhana bernama jenang tersebut, kita menjadi semakin sadar bahwa hidup semata-mata hanyalah artifisial saja. Dengan melihat festival jenang di Kota Solo ini, mestinya kita kemudian menjadi sadar diri bahwa proses kehidupan itu tidak sederhana.

Festival ini betul-betul menjadi bahasa "sederhana" sebagai pengingat kehidupan manusia yang super kompleks itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun