Komposter, tempat untuk membusukkan sampah organik, setelah menjadi kompos, bisa dimanfaatkan untuk memupuk tanaman.
Ketika benih sudah mulai tumbuh, pastikan kita untuk selalu merawatnya. Menyirami adalah kegiatan utama, selain pemupukan, pencegahan hama dan membersihkan rumput liar. Untuk pupuk, yang saya lakukan selama ini adalah dengan menggunakan kompos buatan sendiri. Kompos adalah hasil penguraian bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Proses penguraian dapat berlangsung secara aerob (dengan udara) maupun anaerob (tanpa bantuan udara) (Epstein, 1997). Fungsi utama kompos adalah membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik kompos dapat menggemburkan tanah, aplikasi kompos pada tanah akan meningkatkan jumlah rongga sehingga tanah menjadi gembur.
Keunggulan kompos adalah kandungan unsur hara makro maupun mikronya yang lengkap. Unsur hara makro yang terkandung dalam kompos antara lain N, P, K, Ca, Mg, dan S, sedangkan kandungan unsur mikronya antara lain Fe, Mn, Zn, Cl, Cu, Mo, Na dan B (Stoffella and Kahn, 2001).
Rasa nikmat luar biasa tentu saja muncul ketika kita bisa merawat dan memanen hasil kebun sendiri. Disamping pemandangan yang hijau dan asri, kebun juga bisa memiliki nilai ekonomis dan medis, tentu saja tergantung dari jenis tumbuhan yang kita tanam.
[caption id="attachment_376734" align="aligncenter" width="468" caption="Bunga melati, ketika berbunga banyak, bisa dimanfaatkan untuk mengharumkan ruangan."]
*Semua foto adalah koleksi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H