Memiliki hobi berkebun tentu banyak manfaatnya. Tidak perlu memiliki lahan yang super luas untuk melakukan hobi berkebun, yang penting adalah komitmen merawatnya. Berbagai macam pilihan tanaman bisa menjadi oase kesegaran di rumah, apalagi bila kita telah lelah dan sibuk seharian bekerja.
Dengan memanfaatkan lahan yang tidak seberapa luasnya, saya berusaha menghijaukan halaman saya dengan berbagai macam tanaman, mulai dari buah-buahan, sayuran, tanaman obat dan tentusaja tanaman hias.
[caption id="attachment_376720" align="aligncenter" width="468" caption="Tanaman adas, daunnya dimanfaatkan untuk membuat urapan, segar dan sehat."][/caption]
[caption id="attachment_376722" align="aligncenter" width="263" caption="Binahong, bisa menjadi obat penyembuh luka. "]
Asal rajin merawat, tidak diperlukan banyak ongkos untuk berkebun. Seperti yang saya lakukan, saya juga membuat kompos sendiri sehingga tidak ada biaya pembelian pupuk. Lumayan ngirit. Sampah-sampah organik saya busukkan melalui komposter buatan sendiri, sampah itu bisa berupa sampah sisa rumah tangga yang saya campur dengan daun-daun kering, atau rumput-rumput liar yang dicabut di sekitar tanaman yang saya miliki. Dengan diberi larutan EM4 yang diencerkan dengan air, proses pembusukan menjadi lebih cepat selain bahwa kita harus rajin mengaduk sampah di dalam komposter. Syukur-syukur, ukuran sampah bisa diperkecil sehingga mudah hancur dan busuk.
Cabe rawit, kalo lagi mahal begini, menanam cabe menjadi solusi jitu berhemat anggaran dapur.
[caption id="attachment_376726" align="aligncenter" width="263" caption="Tanaman camcau, bisa untuk menurunkan tekanan darah tinggi, selain membantu mengurangi panas dalam."]
[caption id="attachment_376728" align="aligncenter" width="468" caption="Pohon ciplukan liar yang sengaja saya biarkan tumbuh."]
[caption id="attachment_376730" align="aligncenter" width="263" caption="Jagung manis."]
[caption id="attachment_376731" align="aligncenter" width="468" caption="Kangkung."]
Bibit/biji tanaman sayuran bisa diperoleh di toko-toko pertanian. Atau kalau saya, kadang biji-biji dari sisa meracik sayuran, seperti cabe, pepaya, semangka saya jemur dulu hingga kering dan kelak bisa saya jadikan bibit tamanam. Untuk jenis sayuran seperti seledri, daun bawang, kangkung saya membelinya di toko pertanian. Awal musim hujan seperti sekarang ini menjadi waktu yang pas untuk menyemai benih. Suplai air hujan sangat membantu proses pertumbuhan benih di awal kehidupannya.
Komposter, tempat untuk membusukkan sampah organik, setelah menjadi kompos, bisa dimanfaatkan untuk memupuk tanaman.
Ketika benih sudah mulai tumbuh, pastikan kita untuk selalu merawatnya. Menyirami adalah kegiatan utama, selain pemupukan, pencegahan hama dan membersihkan rumput liar. Untuk pupuk, yang saya lakukan selama ini adalah dengan menggunakan kompos buatan sendiri. Kompos adalah hasil penguraian bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Proses penguraian dapat berlangsung secara aerob (dengan udara) maupun anaerob (tanpa bantuan udara) (Epstein, 1997). Fungsi utama kompos adalah membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik kompos dapat menggemburkan tanah, aplikasi kompos pada tanah akan meningkatkan jumlah rongga sehingga tanah menjadi gembur.
Keunggulan kompos adalah kandungan unsur hara makro maupun mikronya yang lengkap. Unsur hara makro yang terkandung dalam kompos antara lain N, P, K, Ca, Mg, dan S, sedangkan kandungan unsur mikronya antara lain Fe, Mn, Zn, Cl, Cu, Mo, Na dan B (Stoffella and Kahn, 2001).
Rasa nikmat luar biasa tentu saja muncul ketika kita bisa merawat dan memanen hasil kebun sendiri. Disamping pemandangan yang hijau dan asri, kebun juga bisa memiliki nilai ekonomis dan medis, tentu saja tergantung dari jenis tumbuhan yang kita tanam.
[caption id="attachment_376734" align="aligncenter" width="468" caption="Bunga melati, ketika berbunga banyak, bisa dimanfaatkan untuk mengharumkan ruangan."]
*Semua foto adalah koleksi pribadi.