No. 73 Yusti Aprilina
----------------------
Pelangi-pelangi alangkah indahmu
merah kuning hijau di langit yang biru
pelukismu agung siapa gerangan
pelangi-pelangi ciptaan Tuhan
---------------------
Sambil bernyanyi anak-anak bergembira di dalam sebuah bus, menyaksikan sebuah pelangi di atas langit sehabis hujan gerimis sebentar tadi. Mereka sedang jalan-jalan ke perkampungan yang di kelilingi perbukitan. Sawah-sawah terlihat indah menghijau oleh tanaman padi.
Sekolah Dasar tempat Ratih menimba ilmu sedang berdarmawisata, dengan menyewa sebuah bus.
Anak-anak ada yang asik memancing di empang, Ratih dan teman-temannya berkeliling menikmati suasana desa di areal persawahan.
Tiba-tiba rani berhenti lalu memtik bunga-bunga liar yang tumbuh di dekat sawah. Kelopaknya bewarna kuning dan lebar. Ratih sangat suka dengan bunga. Di halaman rumahnya tumbuh beraneka bunga. Setiap sore Ratih rajin menyiram tanaman bunganya. Jika ada yang mekar biasanya Ratih memetiknya dan menaruh di dalam vas bunga yang dia letakkan di atas meja belajarnya.
Setelah puas bermain-main, mereka makan bersama -sama bekal yang dibawa dari rumah di bawah pohon yang rindang.
"Ayo anak-anak semua bersiap-siap, kita akaan pulang," seru ibu guru yang mendampingi mereka.
Anak-anak segera bergegas menaiki bus dan bersiap-siap berangkat menuju kota kembali
Sekar dan Ratih bersahabat sejak dari TK, sekarang mereka duduk di kelas tiga Sekolah Dasar. Mereka duduk bersebelahan. Ratih mendapat tempat duduk di dekat jendela kaca bis, mata Ratih tak henti-hentinya menatap pemandangan persawahan di sepanjang jalan.
Ratih melihat ada yang terbang di luar jendela kaca bus, bentuknya kecil bersayap seperti ada sesuatu yang ingin disampaikan kepadanya. Sambil menyepak-ngepakkan sayapnya peri kecil itu mengikuti bus yang ditumpangi Ratih.
Setelah menempuh dua jam perjalanan akhirnya mereka tiba di Sekolah kembali. Anak-anak pulang menuju rumah masing-masing.
Sesampainya di rumah Ratih mengeluarkan bunga- bunga yang ia petik di pinggir sawah tadi lalu menaruhnya dalam jambangan yang ia isi dengan air supaya bunganya tidak mudah layu.
"Ratih mandi sore dulu ya, biar badanmu segar"
"Baik bu, " jawab Ratih sambil berjalan ke kamar mandi.
*************
Ratih bersiap-siap untuk tidur setelah seharian tadi jalan-jalan. Tiba-tiba dia melihat ada yang bergerak-gerak di antara kelopak bunga yang dia taruh di atas meja belajarnya.
"Jangan takut, aku adalah peri bunga yang tinggal dalam bunga yang kamu petik tadi," terdengar suara halus dari tubuh mungil itu.
Ratih lebih dekat memperhatikan dengan seksama.
"Oh ya itu tadi sama seperti yang kulihat terbang di luar jendela bus sepanjang perjalanan pulang tadi," Ratih
berkata dalam hati.
"Aku senang kamu telah membawa rumahku ke kamarmu, kita bisa bersahabat, selama ini tak ada yang kulihat kecuali pak Tani pemilik sawah itu,"
"Iya, namaku Ratih aku juga senang bersahabat denganmu, semoga kamu betah tinggal dalam kamarku," jawab Ratih.
"Selamat beristirahat ya Ratih, aku juga mau tidur di atas kelopak bunga ini, besok kita bermain kembali,"
"Iya selamat tidur juga ya, semoga tidurmu nyenyak,"
**************
Hari-hari selanjutnya Ratih bersahabat dengan peri bunga yang baik hati. Jika bunga sudah mulai layu Ratih segera menggantikannya dengan bunga-bunga yang segar.
Sekarang Ratih semakin rajin merawat bunga-bunga yang tumbuh di halaman rumahnya. Ibu Ratih senang melihat anaknya rajin membantu membersihkan halaman dan merawat bunga-bunga.....
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun http://www.kompasiana.com/androgini dengan judul: Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Festival Fiksi Anak http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/10/18/ffa-inilah-perhelatan-dan-hasil-karya-peserta-festival-fiksi-anak-di-kompasiana-599896.html
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community: https://www.facebook.com/groups/175201439229892/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H