Yusta Arisendy Sea (1111900048)
Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
chindysea@gmail.com
Abstrak
Kepemimpinan memegang peranan penting dalam suatu organisasi. Pemimpin merupakan motor penggerak utama dalam organisasi agar semua tujuan, visi dan misi organisasi bisa tercapai. Gaya kepemimpinan yang di lakukan oleh atasan terhadap pegawai memungkinkan pegawai dapat bekerja lebih baik, demikian halnya dengan penerapan disiplin terhadap pegawai tentunya dapat membentuk pribadi pegawai yang bertanggung jawab sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai dan hambatan-hambatan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam upaya meningkatkan disiplin kerja pegawai dan untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang di lakukan lurah Baratajaya memberikan peningkatan terhadap disiplin kerja pegawai sehingga berdampak baik terhadap kinerja organisasi dalam mencapai tujuannya.
Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja Pegawai
PENDAHULUAN
Kepemimpinan pada era globalisasi yang sarat dengan tantangan, persaingan dan perekembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), harus memiliki keunggulan yang kompetitif dalam memimpin suatu organisasi. Pemimpin tersebut tidak akan dapat menjalankan organisasinya secara efektif dan efisien, apabila dalam penyelenggaraan tugas pemerintah tidak mempunyai suatu keahlian. Penyelenggaraan tugas pemerintahan dapat mencapai hasil yang baik, apabila adanya peningkatan kualitas profesionalisme pemimpin dan aparaturnya sebagai aparatur sipil negara yang memegang teguh etika birokrasi, dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Hal tersebut merupakan tantangan bagi Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah, sehingga pelayanan publik semakin kompleks.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi. Demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Di dalam organisasi baik swasta maupun pemerintah pada dasarnya adalah suatu wadah yang dimana berbagai sumber daya manusia berkumpul bersama - sama untuk melakukan pekerjaan yang saling berhubungan dan saling bergantung sehingga bisa terorganisasi secara baik dan bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ma ka dari itu kehadiran seorang atasan adalah hal terpenting yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan arahan kepada bawahannya. Seorang atasan memiliki peran penting menjadi seorang pemimpin yang dimana menjadi seorang yang memberikan arahan kepada baw ahannya. M enurut Sutrisno (2014:213) Kepemimpinan merupakan suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain, mempengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar tercapai hasil yang diharapkan. Seorang pemimpin adalah salah satu bagian dari manajemen yang dimana memainkan peran penting dalam mempengaruhi dan juga memberikan sikap dan perilaku sehingga nantinya akan membentuk sebuah gaya kepemimpinan yang diterapkan.
Kepemimpinan di Indonesia memiliki beragam tipe dan gaya kepemimpinan. Tipe-tipe kepemimpinan yang sering diterapkan oleh pemimpin di Indonesia adalah tipe kharismatis, paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populistis, administratif, dan demokratis. Ada juga tipe kepemimpinan Transaksional dan Transformasional. Tipe pemimpin yang dikemukakan oleh W.J. Reddin yaitu tipe pemimpin berorientasikan tugas (task orientation), berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation), berorientasikan hasil yang efektif (effective orientations) (W.J. Reddin (tidak ada tahun) dikutip Riadi 2012). Gaya kepemimpinan adalah suatu cara bagaimana pemimpin berhubungan dengan para anggota organisasi atau kelompok dalam hal menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin memiliki suatu gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan. Namun ia juga harus dapat menerapkan berbagai gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan delegatif (Randhita 2009).
Pemimpin dan kepemimpinan organisasi pemerintah pada umumya dan pemerintah Kelurahan pada khususnya menjadi perhatian utama publik baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman tersebut, diperlukan pemimpin yang berkualitas sehingga pelayanan publik dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat, efektif dan akuntabel. Namun demikian sampai saat ini sebagian opini masyarakat menyatakan bahwa manajemen pemerintahan Kelurahan dinilai belum dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal.Penyatuan persepsi dan langkah terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, seorang pemimpin perlu memperhatikan apa yang disebut budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan suatu hal yang dapat di rekayasa menuju perubahan budaya yang lebih baik. Pemimpin dituntut memberikan teladan kepada bawahannya dan masyarakat di lingkungan organisasi tersebut tentang nilai-nilai yang diterapkan. Peranan pemimpin dalam menciptakan budaya organisasi harus direncanakan serta diarahkan untuk semua anggota organisasi. Sebagai seorang pemimpin di tingkat kelurahan, Lurah mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda demi membangun pengakuan masyarakat dan untuk membangun eksistensi dan membantu kelancaran kebijakan maupun tugas-tugas yang diembannya Lurah diharapkan mampu menjalankan roda pemerintahan desa atau kelurahan dengan baik dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, sehingga apabila aparatur desa menunjukkan kinerja yang bagus dalam penyelenggaraan pemerintahan kesejahteraan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan meningkat.
Dalam sector public, penerapan gaya kepemimpinan adalah hal sangat dibutuhkan dalam mempengaruhi disiplin kerja para pegawainya. Salah satu organisasi dalam sector public terdapat disebuah instansi pemerintahan yang memiliki peran dan tujuan sepenuhnya untuk melayani masyarakat. Di Surabaya instansi pemerintahan dalam melayani masyarakat salah satunya adalah Kantor Kelurahan . Dalam kasus ini Kantor Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya merupakan sebuah instansi pemerintah yang dipimpin oleh seorang Lurah. Dari hasil observasi yang dilakukan di Kantor Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya diperoleh informasi bahwa masih banyak kinerja para pegawai yang kurang maksimal dalam melakukan tanggung jawab pekerjaannya. Mulai dari hal kehadiran kedatangan kerja, kurang memaksimalkan pelaksanaan instruksi dari Lurah, masih melanggar peraturan yang telah ditetapkan, dan dari segi motivasi kinerja pegawai yang kurang memuaskan. Biasanya hal yang paling mudah dijumpai adalah kurangnya komunikasi dan keterbukaan antara Lurah dengan pegawai sehingga silahturrahmi tidak terjalin dengan akrab.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif dengan membahas gaya kepemimpinan yang dilakukan Lurah dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai di Kantor Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya. Sumber data ada dua yaitu data primer yang berasal dari observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap informan dan data sekunder berupa buku, jurnal serta sumber internet. Informan ditentukan dengan teknik purposive yang terdiri dari Lurah, Staf dan pegawai kantor kelurahan dan tokoh masyarakat. Menurut Sugiyono (2011), teknik analisa data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, dan teknik keabsahan data mengunakan triangulasi teknik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gaya Kepemimpinan Lurah Di Kantor Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya
Dalam suatu organisasi, pembuatan program kerja sangat diperlukan karena program kerja merupakan suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta pendayagunaan seluruh potensi yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk itu semua bawahan diwajibkan memiliki program kerja dalam menjalankan tugasnya.
Lurah Baratajaya menggunakan gaya kepemimpinan Transformasional dapat dilihat dari aspek bagaimana seorang pimpinan dalam menyusun program kerja, yaitu pimpinan melibatkan bawahan atau memberikan kepercayaan kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam menyusun program kerja. Jika pimpinan tidak melibatkan bawahan dalam menyusun program kerja maka gaya kepemimpinan yang dipergunakan bisa dikatakan bukan suatu gaya kepemimpinan transformasional, melainkan cenderung pada gaya kepemimpinan diktator.
Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya
Disiplin kerja pegawai di Kantor Kelurahan Baratajaya masih belum baik, karena masih banyak pegawainya melalaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Dimana para pegawai terkadang tidak melakukan tugasnya melainkan melakukan hal pribadinya sendiri dengan cara pergi dari ruang kerjanya dan meninggalkan tugas yang harus diselesaikan. Terkadang pegawai juga pergi keluar Kantor Kelurahan diluar jam istirahat dan hal tersebut sudah melanggar peraturan yang telah ditetapkan dari awal.
Keberhasilan Gaya Kepemimpinan Dalam Memberikan Kepuasan Kerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya
Program kerja merupakan hal penting yang harus disusun oleh seorang pimpinan dan anggota yang ada dalam organisasi untuk menentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan pada suatu periode. Sebagaimana yang dikatakan oleh Arief (2014) bahwa “melalui program kerja maka sebuah organisasi dapat menentukan berbagai tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk periode tertentu dan menganalisa hasil yang dicapai dari program yang disusun”. Sehingga dalam kepemimpinannya, Lurah perlu menyusun program kerja sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukan. Dengan demikian Lurah telah menerapkan gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini dinilai karena kepemimpinan yang cenderung memberikan kepercayaan kepada bawahan, memberikan dorongan untuk melakukan pekerjaan dan memotivasi untuk selalu bekerja dengan lebih baik. Hal ini tentunya menjadi sangat penting, mengingat kondisi yang masih belum maju. Sehingga untuk mencapai kemajuan, memang diperlukan seorang pimpinan yang mampu memotivasi bawahan agar bekerja keras.
Dalam penyelesaian tugas, pengarahan merupakan bimbingan dari pimpinan terhadap tugas- tugas yang harus dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yukl (2010), karena untuk menyelesaikan tugas bawahan harus mengerti dan memahami maksud dan tugas yang dilimpahkan kepadanya. Sehingga bawahan termotivasi untuk menghasilkan pekerjaan yang terbaik, karena ia merasa mampu menyelesaikan pekerjaannya dan hasilnya sangat diperhatikan pimpinannya. Pemberian pengarahan merupakan salah satu upaya meningkatkan motivasi kerja aparatur, khususnya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagaimana yang telah tercantum dalam Tupoksi. Walaupun kemampuan sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Baratajaya kota Surabaya pada saat ini dinilai sudah cukup memadai, mengingat tugas dan beban yang dipikul untuk masa yang akan datang semakin kompleks dan berat, perlu terus dilakukan peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang ada. Salah satunya yaitu dengan pelatihan atau training bagi Aparatur di Kelurahan Baratajaya kota Surabaya yang bertugas dan berkewajiban dalam pelaksanaan pelayanan karena dengan upaya ini, aparatur kelurahan akan mempunyai keahlian yang lebih baik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan Lurah dalam membina dan mengarahkan para pegawai atau bawahannya dalam penyelenggaraan pelayanan publik sudah dapat dilakukan dengan cukup efektif. Penyelenggaraan administrasi dapat dikatakan lengkap apabila pimpinan dalam hal ini Lurah sebagai pimpinan menjalankan tugasnya sebagai pengawas. Hal ini disebabkan pengawasan (controlling) menduduki posisi yang paling penting dalam penyelenggaraan administrasi. Sebagaimana yang dikatakan Danim (2004) bahwa tujuan dari pengawasan tersebut adalah untuk menilai apakah sasaran yang ditetapkan telah tercapai secara memuaskan atau tidak. Dengan demikian pengawasan dapat dikatakan sebagai proses, dimana pihak pimpinan melihat apakah penyelenggaraan administrasi pemerintah telah sesuai dengan apa yang semestinya. Bilamana belum sesuai maka perlu diadakan tindak lanjut. Menurut Hartanto (2017), peranan yang juga sangat penting dilakukan oleh setiap pemimpin organisasi adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas dari orang-orang dan kegiatan dari unit- unit kerja yang dipimpinnya agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan efisien dan terhindar dari penyimpangan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan lurah dalam mengamati dan mengawasi para bawahannya sudah dapat diwujudkan dengan baik.
Faktor Pendukung Dan Penghambat Gaya Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Faktor pendukung kepemimpinan dalam penyusunan program kerja dan kepemimpinan dalam pelaksanaan pengawasan sebagai berikut:
- Adanya komunikasi yang harmonis antara atasan dan pegawai. Dengan adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan yang harmonis tentunya menjadi faktor pendukung terhadap tercapainya tujuan penyelenggaraan administrasi pemerintah di Kelurahan Baratajaya kota Surabaya. Hubungan antara Lurah sebagai pimpinan dengan aparatur dengan dukungan komunikasi yang harmonis merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan administrasi pemerintah di Kelurahan Baratajaya kota Surabaya.
- Sarana dan prasarana yang memadai hal inilah yang paling membantu seorang Lurah dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Faktor penghambatnya sebagai berikut:
Kurangnya kesadaran pegawai akan pentingnya kedisiplinan dalam jam kerja adalah hambatan yang dialami lurah untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai. Kesadaran pegawai umumnya berbeda-beda antara pegawai yang satu dengan yang lainnya dan pada dasarnya lahir dari niat yang sunggu-sungguh dari hati pegawai itu sendiri. Kurangnya kesadaran ini terlihat dari masih ada pegawai yang meninggalkan ruangan kerja tanpa izin pimpinan atau pulang kantor lebih awal.
KESIMPULAN
Gaya Kepemimpinan Lurah di kelurahan Baratajaya adalah gaya kepemimpinan Transformasional. Hal ini dilihat atau dinilai dari setiap penyusunan program kerja selalu melibatkan bawahan atau aparatur yang berada di kantor kelurahan Baratajaya, selain hal tersebut, Lurah di kelurahan Baratajaya dalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin selalu melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh aparatur secara preventif. Dengan gaya kepemimpinan transformasional tersebut dapat menimbulkan peningkatan disiplin kerja pegawai. Berdasarkan hasil penelitian mengenai gaya kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin pegawai di kelurahan Baratajaya dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh dalam peningkatan kedisiplinan kerja pegawai di kelurahan Baratajaya guna mencapai keberhasilan kerja sebagaimana dengan tujuan awal instansi.
- Pimpinan seringkali menemukan hambatan didalam pelaksanaan disiplin kerja, adapun hambatan yang ditemui adalah kurangnya kesadaran diridan kurangnya tanggung jawab yang dimiliki para pegawai. Sehingga untuk mengatasi hambatan tentang kurangnya kesadaran dan kurangnya tanggung jawab ini, Lurah hendaknya melakukan pembinaan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan penyampaian motivasi dan pendekatan lebih intensif kepada para pegawai yang bermasalah dengan kedisiplinan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, M. N. (2020). Pelaksanaan Good Governance Di Kantor Kecamatan Palu Barat.
Jurnal ADMINISTRATOR, 2(1), 24-37.
Aprilianti, S. (2015). Gaya kepemimpinan Lurah sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ( Studi pada Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Mahmud, A. (2019). Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Gandus Kota Palembang. Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK). 1(2), 39-47
Rara, M. H. G.,& Adiwijadja, I. (2019). Gaya Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Kelurahan Dadaprejo. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Potilik, 8(4), 405-409
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H