Mohon tunggu...
Yusron Amna
Yusron Amna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of the Indonesian Language and literature study program, Indonesian Educational Universities

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Kiasan pada Puisi "Dengan Puisi, Aku" Karya Taufiq Ismail

20 Desember 2023   09:18 Diperbarui: 20 Desember 2023   09:24 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Taufiq Ismail adalah sastrawan yang mengawali karirnya sebagai seorang guru SMA berlanjut menjadi dosen di IPB, lalu menjadi wartawan dengan menulis di berbagai media. Karya sastra pertamanya yaitu buku kumpulan puisi yang berjudul Prahara Budaya: Kilas-Balik Ofensif Lekra/PKK (1995), Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (2004), dan Dengan Puisi, Aku (2014) juga karya sastra lainnya yang eksis pada masa Angkatan 66.

Salah satu karya terbaiknya yaitu puisi yang berjudul "Dengan Puisi, Aku" (2014) karena puisi ini ditulis dan diterjemahkan kembali ke dalam 80 bahasa oleh Taufiq Ismail pada tahun 2015 dengan berjudul "Dengan Puisi, Aku  1 puisi, 80 bahasa, 80 tahun, Terjemahan puisi dalam 58 bahasa dunia dan 22 bahasa daerah". Hal ini menjadi bukti bahwa karya Taufiq Ismail sangat digemari oleh banyak orang karena banyak yang mengembangkan puisi ini ke dalam berbagai bahasa. Tak sedikit orang yang menyukai atau menikmati karya puisi ini karena makna yang begitu dalam di setiap baitnya sehingga sengat berkesan bagi para pembaca.

Karya puisi adalah karya yang bersifat imajinatif juga bebas, bahasa dalam karya puisi selalu menggunakan konotatif karena banyak menggunakan makna kias, lambing, dan majas. Penggunaan kata dalam karya sastra puisi "Dengan Puisi, Aku" karya Taufiq Ismail banyak menggunakan kata atau bahasa kias, lambing, dan majas dalam setiap baitnya. Hal ini menjadi salah satu daya tarik untuk kita menganalisis makna karya puisi ini agar lebih memahami isi atau makna dalam puisi.

Dengan Puisi, Aku

Dengan puisi, aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti.

Dengan puisi, aku bercinta

Berbatas cakcrawala.

Dengan puisi, aku mengenang

Keabadian yang akan datang.

Dengan puisi, aku menangis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun