Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sudah Waktunya Generasi Muda Milenial Berpolitik

29 Juli 2018   16:02 Diperbarui: 29 Juli 2018   16:13 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lama lagi Perhelatan Pileg dan Pilpres 2019 akan berlangsung. Pertarungan politik tahun 2019 sudah mulai terasa sejak pilkada serentak 2018 bulan juni lalu.

Peta calon Presiden dan Wakil Presiden mulai dikumandangkan, perwakilan tiap-tiap partai untuk calon legislatif mulai bergerilya dan poster-poster calon sudah mulai disebar.

Bagi saya, pileg dan pilpres selalu menarik. Melihat perjuangan para pihak yang ingin menjadi wakil rakyat dan di sisi lain melihat respon masyarakat atas perjuangan yang dilakukan para calon wakil rakyat tersebut.

Namun, ada yang spesial di pileg 2019 nanti. Hal ini karena secara umum, generasi muda milenial akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam percaturan politik di negeri ini.

Memang ada beberapa generasi muda milenial yang sudah berpartisipasi pada pemilu tahun 2014. Tapi ada hal-hal menarik yang saya tangkap beberapa waktu terakhir ini.

Saya akan membahas membahas mengenai generasi milenial muda dan politik dalam konteks kekinian. Dari beberapa sumber, salah satunya pada situs Goldman Sachs, dijelaskan bahwa milenial lahir antara tahun 1980 sampai 2000.

Menjelaskan bahwa generasi milenial yang dikenal sebagai Generasi Y adalah kelompok demografi yang melanjutkan Generasi X. Jangka waktu permulaan maupun akhir dari generasi milenial sangat beragam. Tetapi secara umum kebanyakan generasi milenial secara demografis akan menguasai Abad 21.

Berbagai hasil peneltian menunjukkan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang mengalami transisi perkembangan teknologi. Contohnya, generasi muda terdahulu tidak mengenal internet, tapi generasi muda saat ini internet adalah salah satu komponen penting dalam keseharian.

Pada saat itu belum ada teknologi video call, tapi saat ini video call adalah salah satu cara generasi muda millennial berkomunikasi. Mereka lihai dalam menggunakan menggunakan dan memanfaatkan teknologi.

Contoh paling umum adalah, penggunaan media sosial. Generasi milenial sangat merasakan proses perubahan dan perkembangan teknologi dan sangat bergantung dengan teknologi dalam aktifitas keseharian mereka.

Lalu, apa hubungannya dengan politik? Hampir seluruh generasi milenial akan menjadi penentu kepemimpinan di masa mendatang. Pemerintah, partai politik, elit politik, politisi dan masyarakat pun sadar akan pentingnya untuk memahami generasi milenial.

Mereka menaruh harapan besar pada anak-anak muda, generasi milenial. Mendorong sekaligus memberikan ruang untuk terjun ke dunia politik. Berkonstribusi langsung  untuk kemajuan negeri ini.

Kondisi mulai dominannya generasi muda milenial juga direspon oleh generasi muda milenial itu sendiri. Beberapa generasi milenial sudah mulai memahami pentingnya berpolitik.

Akhir-akhir ini sudah beberapa anak muda yang semakin tertarik mengambil jalur politik untuk berkontribusi bagi negeri. Seperti yang sudah banyak kita ketahui, salah satu partai baru, yaitu Partai Solidaritas Indonesia membuka kesempatan bagi para generasi muda.

Misal, Tsamara Amany yang notabene masih sangat muda, akan bertarung pada tahun 2019 melalui Partai Solidaritas Indonesia. Figur-figur tersebut tentu memulai kontribusi mereka dengan masuk ke dalam partai politik.

Namun demikian, tentunya tidak semua generasi muda milenial akan berkontribusi secara langsung dengan masuk ke dalam partai politik.

Walaupun begitu, apakah generasi muda milenial lainnya tetap harus terdiam dan apatis saja terhadap politik? Tentu tidak. Sekarang sudah waktunya generasi muda terjun berpolitik.

Suasana perpolitikan saat itu sudah sangat menarik dan seru untuk diikuti. Teman-teman sekampus sudah berani membahas calon presiden dan wakil persiden di pilpers 2019 mendatang.

Terlebih, acara diskusi, sampai perdebatan para elit politik dan pengamat sangat menyita perhatian masyarakat. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa anak muda terutama generasi milenial sudah mulai memperhatikan politik.

Bahkan masyarakat berani menyatakan dukungannya pada salah satu calon, lalu ada juga yang berani berdebat satu sama lain karena pilihan mereka berbeda. Ini hal yang sangat baik bagi perkembangan demokrasi dan perpolitikan di tanah air.

Pada Pileg dan pilpres 2019 nanti, generasi muda milenial sudah mulai mencari tahu siapa yang mereka pilih, apa yang akan dilakukan para calon, apa ide mereka untuk Indonesia.

Menurut saya, sudah waktunya generasi muda milenial harus terjun ke dalam politik. Tidak perlu menjadi Calon Legislatif (Caleg) atau bergabung dengan partai, tapi cukup untuk mencari tahu dan menentukan pilihan.

Namun demikian, akan lebih baik jika generasi muda milenial mencari tahu lebih banyak. Yang saya maksud adalah untuk Pemilu Legislatif 2019 mendatang.

Sudah bukan rahasia lagi kalau banyak masyarakat kita sekarang ini yang mempertanyakan kinerja wakil rakyat yang duduk di DPR maupun di DPRD. Produktifitasnya, kontribusi yang mereka berikan kepada masyarakat, belum lagi berita-berita miring yang melanda mereka.

Sayangnya, terkadang masyarakat juga lupa kalau anggota legislatif juga merupakan hasil dari Pemilu yang masyarakat juga berkontribusi di dalamnya.

Penting untuk diingat bahwa tugas legislatif adalah membuat Undang-Undang. Dengan membuat Undang-Undang yang baik, maka akan dapat membawa kebaikan bagi masyarakat.

Kita harus sadar bahwa semua hal yang diatur akan berdampak pada masyarakat. Investasi, perdagangan, rumah murah, perburuhan, perlindungan hak asasi manusia dan lainnya akan bersumber dari aturan yang dibuat oleh legislatif.

Sayangnya, beberapa orang masih merasa apatis dan mempertanyakan untuk apa berpolitik, untuk apa mendukung anggota DPR atau legislatif lainnya. Padahal pekerjaan anggota legislatif sangat substansial bagi perkembangan dan stabilitas di negeri ini.

Oleh karena itu, penting bagi kita, terutama generasi muda milenial untuk memahami lebih jauh tentang Pemilu. Bukan hanya pilpres, tetapi juga Pemilu legislatif.

Mungkin akan timbul pertanyaan, apa yang harus dilakukan? Menurut saya, hhususnya untuk pemilu legislatif, kita harus mulai untuk mencari tahu siapa yang akan menjadi caleg di daerah pemilihan kita sendiri.

Paling tidak, lakukan background check dan pahami visi dan misinya. Jika itu terlalu berat, paling tidak, pahami partai pendukungnya, apa sejarah partai, visi dan misi, dan ide-ide yang sudah ataupun akan dilakukan partai tersebut ke depannya.

Itu adalah tugas kita sebagai warga negara. Hanya mencari tahu dan membaca untuk perhelatan politik yang terjadi setiap 5 tahun sekali tentunya tidak berat. Kontribusi kita sangat penting untuk perkembangan negeri ini di masa mendatang.

Tak hanya itu, sebagaimana generasi yang paham teknologi, tentunya sangat mudah sekali untuk mencari informasi apapun. Termasuk informasi mengenai pemilu dan hal yang berkaitan dengan itu.

Generasi milenial harus sadar akan hal itu. Sadar bahwa teknologi yang dimiliki saat ini merupakan alat yang sangat powerful apabila dimanfaatkan dengan baik.

Intinya, generasi milienal harus dapat memanfaatkan teknologi dengan baik, mencari tahu lebih untuk pemilu 2019, berkontribusi lebih baik, bersinergi bagi kemajuan negeri ini.

Sebagai penutup, tidak mungkin sekumpulan singa dipimpin oleh kambing, dan tidak mungkin sekumpulan kambing dipimpin oleh singa. Pemimpin yang dipilih adalah cerminan pemilihnya.

Saya berharap, kontribusi generasi muda milenial untuk pemilu 2019 semakin substansial dengan berbagai kelebihan yang dimiliki generasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun