Kedua, ia suka berbagi ilmu dengan teman atau orang lain. Merupakan keunikan ilmu, ia tidak habis kalau dibagi, malah bertambah. Saya secara pribadi sering menekankan pada rekan dan anak didik bahwa orang yang sadar tentang manfaat mengajarkan ilmu kepada orang lain, maka ia akan senang ketika melihat orang lain bisa mengerjakan suatu hal yang sebelumnya tidak dapat dikerjakannya. Ia akan bergembira ketika melihat orang lain, lebih mengerti dan memahami sebuah persoalan dari yang sebelumnya dalam kebodohan.
Ilmu tidak akan pernah hilang dari diri kita. Ilmu yang dibagikan justru akan menjadi ilmu yang berkah, sperti pohon yang berbuah. Jika seseorang membagikan ilmu, maka ilmunya akan semakin bertambah. Dengan mengajarkan ilmu, ilmu yang dimiliki akan semakin menancap kuat dalam sanubarinya.
Ketiga, selain berbagi, manusia pembelajar, Rajin memperluas ilmu pengetahuan dengan dua cara. Pertama, dengan membedol batas horizon pengetahuan kita. Kedua, dengan cara keluar dan melepaskan diri dari zona kenyamanan. Diperlukan keberanian dan teknik tersendiri untuk bisa keluar dari kungkungan zona kenyamanan.
Keempat, ia memiliki kontribusi bagi kemajuan ilmu dan kemanusiaan. Dalam hakikatnya ilmu tak terpisahkan dari agama, karena ilmu tidak untuk ilmu, tetapi untuk kemaslahatan umat sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT.
Kelima, ia memiliki sifat rendah hati dan tawadhu. Meskipun berpengetahuan sangat luas serta memberi kontribusi besar bagi kemajuan ilmu dan peradaban, para pembelajar sejati tidak pongah dan tidak besar kepala. Mereka tetap rendah hati, ibarat filosofi padi, makin berisi, makin tunduk ke bawah.
Demikian catatan singkat ini semoga bermanfaat. Salam Pendidikan Tinggi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H