Mohon tunggu...
Yusrini Rini
Yusrini Rini Mohon Tunggu... Desainer - kuliah

hobi main volly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tindakan Ekonomi dan Sosial

20 Oktober 2023   17:36 Diperbarui: 20 Oktober 2023   17:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Penelitian Titik Sumarti, tindakan ekonomi adalah jenis tindakan sosial yang terjadi di luar lembaga swasta dan sosial. Perilaku seperti ini umumnya dikaitkan dengan rasionalitas sosial. 

Perspektif ini memperjelas bahwa transaksi ekonomi tidak bisa langsung dibandingkan dengan transaksi sosial. Hal ini disebabkan oleh sifat manusia, termasuk kendala ekonomi dan atribut, yang memerlukan perhatian terus-menerus terhadap struktur sosial. Dengan kata lain, analisis ekonomi dilakukan dengan pendekatan reflektif sosial dan struktural dalam konteks transaksi ekonomi yang sedang berlangsung. Pembahasan ini berfokus pada bagaimana pertumbuhan ekonomi yang rasional dapat dipengaruhi secara negatif oleh hubungan sosial dan struktural yang terus-menerus hadir dalam kelompok aktor dan menggunakan pertumbuhan ekonomi sebagai sarana untuk mengurangi dinamika kemiskinan. 

Hubungan rasionalisme sosial dan ekonomi di atas menunjukkan bahwa pengetahuan sosial dan ekonomi tidak saling eksklusif melainkan perlu lebih sadar diri. Di tingkat internasional, buku-buku yang membahas sosiologi ekonomi telah diterbitkan. Ilmu ekonomi yang bersumber dari ilmu sosial, kemudian dilanjutkan kembali setelah sekian lama mengalami stagnasi. Hal ini terkait dengan jurnal utama yang membahas tentang sosiologi ekonomi[1] dan dikenal dengan nama "bunga" (kepentingan). Hal ini dipahami sebagai konsep dasar untuk memahami peran aktor dalam sosiologi tradisional. Penelitian ini mengeksplorasi konsep implikasi sosial dan pentingnya perekonomian modern. 

Pelatihan motivasi yang konsisten dengan pasien adalah pelatihan instrumental yang berfokus pada tujuan yang sama. Dengan kata lain, iklan ini menggambarkan situasi sosial dimana aktor lain digambarkan dengan gaya instrumental yang serupa. Misalnya, di pasar saat ini, seorang aktor adalah seorang instrumentalis rasional yang memanipulasi orang lain untuk menjadi budak rasionalnya. Weber melanjutkan dengan mengatakan bahwa motivasi harus selalu digunakan dengan cara yang konstruktif. "Apa yang ditakuti oleh aktor adalah apa yang mereka sendiri takuti." Ketika individu tertentu berpartisipasi dalam pekerjaan instrumental yang berkaitan dengan nilai-nilai mereka sendiri, hal ini dapat menghasilkan kerja kolektif yang lebih stabil dibandingkan ketika hukum ditegakkan oleh organisasi game. 

Aktor-aktor terpisah dengan orientasi ekonomi serupa dapat digunakan untuk memperkuat hubungan ekonomi. Koneksi ini dapat digunakan untuk meruntuhkan berbagai bentuk ekspresi, menyelesaikan konflik, meruntuhkan hambatan, dan meruntuhkan kebutuhan untuk terus-menerus mendorong batas-batas (kekuasaan). 

Jika kedua aktor, atau lebih tepatnya, dinilai hanya berdasarkan pemahaman bersama, maka ikatan mereka akan memiliki kualitas "komunal"; sebaliknya jika mereka dinilai hanya berdasarkan hawa nafsunya saja, maka ikatannya mempunyai kualitas "asosiasi". Misalnya, kekayaan adalah sejenis keangkuhan ekonomi yang sangat serius.[2]

 

Menurut penelitian Hamdani, tujuan teori ekonomi Islam bukanlah menjadikan manusia semakin seperti binatang atau memaksimalkan potensi kekayaannya. Tujuan akhir pembangunan ekonomi adalah agar masyarakat dapat bekerja dan menjalani kehidupan yang bermartabat dan saling menguntungkan. Setiap ciri khas Jasrahah, seperti sandang dan papan, merupakan kehidupan yang lembut dan menyenangkan yang juga menghasilkan kesenangan yang tak terduga. Menurut Umar Chapra (1999), kebijakan ekonomi harus didasarkan pada variabel sosial, moral, dan perilaku, bukan hanya pada variabel keras ekonomi yang memaksimalkan keuntungan.[3] Tindakan ekonomi merupakan cerminan moralitas ekonomi, artinya manusia tidak mampu melepaskan diri dari etika subsisten. Psikologi ilmu sosial dan psikologi ekonomi erat kaitannya dengan pendidikan agama, karena pendidikan agama selalu berasumsi bahwa kemampuan individu dalam membentuk hubungan interpersonal yang kuat merupakan prasyarat untuk mencapai keberhasilan keagamaan.

 

Tindakan ekonomi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh semua orang dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan manusia agar dapat mencapai tingkat kebahagiaan tertentu. Jelaskan bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupannya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tindakan ekonomi ini sudah lazim dilakukan oleh seluruh umat manusia. Tindakan ekonomi seringkali tidak sejalan dengan norma-norma sosial, atau ruang lain yang tidak membina hubungan interpersonal dengan individu atau kelompok lain. Namun, sebagian besar tindakan ekonomi terjadi dalam konteks hubungan interpersonal. Hubungan ini tidak terbatas pada hubungan ekonomi saja; hal ini juga mencakup hubungan dengan respon pasar dan reaksi permintaan terhadap produk yang bersangkutan; namun pada akhirnya berubah menjadi hubungan sosial, seperti yang digambarkan oleh Paisal Rahmat.[4]

 

Ketut Gede Mudiarta Kajian Sosiologi Ekonomi menyatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk berhubungan langsung dengan variabel sosial ekonomi penduduk, baik di negara maju maupun berkembang. Negara-negara ini berupaya meningkatkan kesejahteraan penduduknya melalui berbagai kebijakan pembangunan, seperti pemanfaatan penduduk sebagai komponen sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, Smelser dan Swedberg (2005) menyatakan bahwa sosiologi ekonomi harus lebih memperhatikan hal-hal berikut: Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, seperti nilai (kesepakatan) antara produsen dan pelaku ekonomi; (i) pengkajian hubungan antara perekonomian dan institusi lain dalam masyarakat; (ii) pengkajian hubungan antara perekonomian dan institusi lain seperti agama, politik, dan birokrasia; (iii) pengkajian hubungan antara perekonomian dan institusi lain dalam masyarakat.[5]

 

Menurut penelitian Titik Sumarti, teori ekonomi merupakan hasil kerja individu dalam rekonstruksi sosial jangka panjang. Sebagai salah satu jenis tindakan sosial, tindakan ekonomi melibatkan makna dan memperhatikan kekuasaan; Tindakan ekonomi dipengaruhi oleh serangkaian pertimbangan tertentu yang menjadi landasan yang kokoh. Pentingan adalah fenomena sosial yang didefinisikan dalam konteks sosial dan dikaji melalui hubungan sosial.[6]

 

Astika Tulisan Nur Fahriani dan Nila Asyrofus Shofar menjelaskan bahwa ekonomi manusia mempunyai jaringan sosial yang dapat digolongkan menjadi tiga kategori, menurut Max Weber. Pertama, menganggap ekonomi sebagai ilmu sosial. Kedua, statistik ekonomi yang menunjukkan keadaan perekonomian. Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang terus menurun. Psikologi Weberian memiliki empat kategori: psikologi instrumental, psikologi nilai, psikologi tradisional, dan psikologi efektif (Syukur, 2018). Di sini penulis akan menjelaskan teori psikologi sosial Weber secara singkat. Pada mulanya rasionalitas cukup penting. Dalam rasionalitas instrumental jenis ini, perilaku sosial manusia didasarkan pada pertimbangan dan perhitungan rasial, yaitu bagaimana faktor rasial mempengaruhi perilaku ekonomi. Kedua, tindakan yang berorientasi pada nilai-nilai yang sifatnya non rasional. Acuan penggunaan ini pada dasarnya adalah rupa, yaitu serupa dengan pertimbangan-pertimbangan rasional yang berkaitan dengan penggunaan, efisiensi, dan ada pula yang tidak sebaik dulu. Ketiga, tari tradisional merupakan tari pergaulan yang tidak bersifat rasional karena hanya menyangkut adat istiadat atau ritual masyarakat saat ini.[7]

 

Penelitian Akmal Hakim menjelaskan secara teoritis bahwa setiap sistem ekonomi selalu berinteraksi dengan struktur sosial. Hal ini menjelaskan peran ekonomi dalam hubungan sosial. Selain itu dijelaskan bahwa terdapat beberapa prinsip mendasar yang memperlemah dampak hubungan antara jaringan sosial dan manfaat ekonomi, khususnya manfaat ekonomi yang diperoleh secara bertahap dari jaringan yang dekat dengan penggunanya.[8]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun