Mohon tunggu...
Yusrina Rachma
Yusrina Rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Peningkatan dan Penurunan Devisa Indonesia, Apa Penyebabnya?

3 April 2023   12:37 Diperbarui: 3 April 2023   12:46 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perekonomian merupakan hal yang penting dalam suatu negara. Selain dari hard power yaitu dari segi militer, kekuatan negara dapat dilihat dari soft power yaitu dari segi ekonomi. Negara yang memiliki perekonomian yang maju dapat tergolong sebagai negara yang kuat sehingga mampu menpengaruhi dan mengontrol negara-negara yang kekuatannya rendah. 

Dengan kekuatan perekonomian ini, negara juga dapat mengamankan pengaruhnya dalam sistem ekonomi politik internasional sehingga mampu bersaing dengan negara yang lain serta dapat menjaga rakyat di negaranya dari ancaman negara lain.

Salah satu kekuatan negara dalam segi perekonomian  melalui devisa yang dimiliki negara. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar menjelaskan bahwa devisa merupakan salah satu alat dan sumber pembiayaan bagi bangsa negara yang dimana dapat ditukarkan dengan uang luar negeri. 

Selain devisa ada juga cadangan devisa atau foreign exchange. Cadangan devisa merupakan simpanan yang dimiliki oleh bank sentral dan otoritas moneter. 

Dalam negara Indonesia, bank sentral yang dimiliki adalah Bank Indonesia. Otoritas moneter yang dimiliki oleh negara Indonesia adalah Bank Indonesia. Kementrian keuangan serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau BAPPENAS.

Devisa yang dimiliki oleh suatu negara memiliki beberapa manfaat, yaitu untuk membiayai kegiatan perdagangan internasional baik dalam kegiatan ekspor dan impor karena devisa dapat digunakan sebagai alat pembayaran luar negeri, membayar hutang dan bunga dari pinjaman luar negeri dalam bentuk valuta asing dan surat berharga yang dapat diakui secara internasional serta sebagai indikator atau alat ukur suatu negara apakah memiliki perekonomian yang kuat atau lemah.

Selain itu, dengan adanya devisa yang cukup dapat memenuhi kebutuhan perekonomian negara yang berdampak pada stabilitas moneter dan perekonomian makro dari suatu negara.

Devisa juga sangat penting bagi stabilitas ekonomi Indonesia. Devisa Indonesia didapat dari berbagai sumber. Yang pertama melalui berbagai kegiatan ekspor baik itu barang maupun jasa. 

Yang kedua melaui pinjaman atau bantuan yang berasal dari luar negeri yang bentuknya berupa hutang luar negeri. 

Yang ketiga, melalui bea masuk yang berasal dari pajak barang-barang yang berasal dari luar negeri yang jika semakin banyak barang yang dibeli dari luar negeri berarti semakin banyak pula bea masuk yang didapatkan oleh negara. Yang terakhir  dapat diperoleh dari sektor pariwisata yang dapat mendatangkan para turis dari mancanegara. 

Beberapa pariwisata di Indonesia sudah dikenal oleh beberapa negara sehingga menjadi potensi untuk mendapatkan devisa. Devisa yang masuk dari sektor pariwisata berasal dari uang yang ditukarkan oleh para turis asing di Indonesia sehingga jika para turis semakin banyak yang datang ke Indonesia makan semakin banyak uang yang ditukarkan dan devisa juga akan ikut bertambah.   

Devisa Indonesia tidak selalu stabil, terkadang mengalami peningkatan dan penurunan. Peningkatan dan penurunan devisa tentu disebabkan oleh beberapa peristiwa yang terjadi di Indonesia. Lalu peristiwa apa yang menyebabkan devisa Indonesia mengalami penurunan dan peningkatan ?

Salah satu peristiwa yang menyebabkan penurunan devisa Indonesia adalah pandemi Covid-19. Pandemi covid-19 membuat perubahan di segala sektor karena adanya lockdown, salah satunya pada sektor pariwisata ekonomi kreatif. 

Pada sektor pariwisata, terlihat adanya penurunan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia karena pembatasan  negara agar tidak banyak orang yang keluar-masuk ke Indonesia. 

Menurut menteri coordinator bidang perekonomian, Airlangga Hartanto menjelaskan bahwa pada sektor pariwisata adalah yang paling terdampak dari covid 19. 

Jumlah devisa yang didapatkan pada sektor pariwisata dapat mencapai 15 miliar dollar. Namun karena covid, jumlah ini menurun dengan bebas seiring dengan jumlah turis asing yang juga mengalami penurunan.

Awal covid-19 masuk ke Indonesia yaitu pada bulan maret tahun 2020 cadangan devisa menurun dengan sangat signifikan hingga pada US$ 121 miliar. 

Kemrosotan ini diakibatkan dari adanya pembiayaan hutang luar negeri serta adanya stabilisasi nilai tukar rupiah. Fakta di lapangan, sebagian besar cadangan devisa negara banyak digunakan untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mengambil langkah untuk mengatasi kondisi yang tidak pasti di pasar global akibat adanya pandemi covid-19. 

Selain itu, cadangan devisa juga digunakan negara untuk memenuhi kebutuhan yang paling penting bagi negara yaitu pada segi kesehatan. Pemerintah sangat berfokus pada kondisi kesehatan negara Indonesia sehingga pada saat itu, Indonesia membeli obat-obatan serta penujang kesehatan lainnya di luar negeri agar dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Beberapa tahun setelah pandemi covid-19 menyerang Indonesia, Indonesia kembali bangkit untuk mengejar kerugian devisa akibat pandemi. Setelah pandemi mulai mereda, pemerintah Indonesia mulai membuka kembali negara untuk keluar-masuk negara lain. 

Tujuannya agar para turis dari mancanegara dapat berkunjung dan berwisata di Indonesia Dengan terbukanya akses pariwisata untuk turis asing berarti membuka peluang bagi Indonesia untuk mengumpulkan kembali devisa negara. 

Meskipun sektor pariwisata telah dibuka untuk para turis asing, Indonesia tetap melakukan protocol kesehatan yang ketat supaya penyebaran covid-19 tidak kembali meningkat di Indonesia.

Menurut menpan.go.id, Kemenparekraf akan menargetkan devisa pariwisata akan meningkat sebanyak 1,7 miliar dollar (sekitar 24 miliar) pada tahun 2022. 

Hal yang akan dilakukan tentunya meningkatkan kualitas terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu Sandiaga Uno mengatakan bahwa jumlah wisatawan mancanegara pada 2020 mencapai angka 4,05 juta orang kemudian mengalami penurunan pada tahun 2021 sebanyak 1,5 juta orang. Untuk tahun 2022, kemenparekraf akan menargetkan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 1,8 juta-3,6 juta untuk pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.  

Kemudian di tahun ini, tahun 2023 kemenparekraf akan kembali menargetkan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 3,4-7,4 kunjungan. Dengan adanya peningkatan kunjungan ini maka nilai devisa negara dari sektor pariwisata akan ditargetkan senilai US$ 2,07 miliar samoai US$5,95 miliar. Untuk itu, kemenparekraf akan terus melakukan program-program yang mampu mendorong kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam rangka meningkatkan jumlah devisa negara Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun