"Aku mau ke pemakaman. Hari ini hari ulang tahun pacarku,"
"Pacar...?"
"Pacarku yang meninggal tiga tahun yang lalu,"
"Hmm maaf kak, aku..."
"Nggak apa-apa,"
Aku kembali fokus menyetir. Kirana mulai meremas jari-jarinya lagi . Aku semakin menyadari dan mengetahui kebiasaan-kebiasaannya. Jika Kirana gugup atau merasa bersalah, ia akan meremas jarinya. Kebiasaan itu memiliki kemiripan dengan Alisia...
<<
Alisia masuk ke dalam mobilku. Hari ini, aku berniat untuk mengajaknya bertemu ibu dan kak Safira. Mumpung keluargaku sedang di Bandung, aku ingin Alisia bertemu dengan keluargaku. Aku ingin Alisia mengenal keluargaku dan keluargaku mengenal Alisia. Bagiku, Alisia adalah calon keluargaku juga, jadi aku ingin Alisia bisa segera mengenal keluargaku, terutama ibu.
Ibu memang bukan orangtua yang rewel, apalagi masalah pilihan anak-anaknya. Tapi tetap saja memikirkan Alisia dan ibu akan segera bertemu membuatku gugup juga. Dua wanita terpenting dalam hidupku akan segera berjumpa.
"Ibu kamu suka apa? Kue? Manisan?" tanya Alisia.
"Ibu lebih suka buah-buahan dibanding makanan seperti itu,"