Mohon tunggu...
Yusrina Imaniar
Yusrina Imaniar Mohon Tunggu... QC Supervisor -

If you want to give me feedback or even REPOST my stories, please contact me on : Email : iyusrina30@gmail.com Instagram : @yusrinaimaniar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pangeran Hitam, Putri Cahaya, dan Ksatria Putih (Part 5)

12 September 2017   14:25 Diperbarui: 12 September 2017   14:30 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh? Kakak tertawa," katanya sambil menunjuk ke arahku.

"Apa?"

"Astaga, aku sudah lupa bagaimana wajah kakak kalau tertawa. Akhirnya aku melihatnya," Kirana menatapku sambil tersenyum, sementara aku terus diam hingga suara mobil Ryfan terdengar.

"Ryfan pulang!" Kirana langsung berdiri dan berlari ke arah pintu.

Aku terdiam lalu tersenyum kecil saat Kirana pergi. Ya, aku juga sudah tidak ingat kapan terakhir aku tertawa. Tertawa yang benar-benar tertawa, bukan hanya untuk menghargai atau semacamnya. Sudah lama aku tidak tertawa, mungkin terakhir kali aku benar-benar tertawa adalah saat kamu masih ada disini, Alisia. Aku memilih masuk ke kamarku dan membiarkan Ryfan dan Kirana memiliki waktu untuk berdua.

            Lagi-lagi, seperti biasanya, ketika matahari pergi, wajah Alisia kembali muncul ke dalam pikiranku. Aku duduk di mejaku, membuka laci dimana disanalah aku menyimpan segala kenangan tentang Alisia. Aku mengeluarkan semuanya, foto, gelang, cincin yang harusnya kuberikan, buku yang biasa dipakai Alisia menulis, dan... aku menemukan sesuatu yang bahkan aku lupa telah memilikinya. Parfum milik Alisia.

Parfum ini bukan parfum sembarangan. Teman kuliahnya Alisia membuatkan untuknya sebagai hadiah ulang tahun, sehingga tak ada lagi parfum yang sama dengan miliknya. Alisia memintanya lagi beberapa botol berukuran kecil dan memberikan padaku satu botol untuk kusimpan ditasku. Jika ia lupa, Alisia hanya tinggal memintanya padaku. Tanpa sadar, aku menyemprotkan parfum itu ke tanganku dan mencium wanginya membuatku merasa Alisia ada di dekatku. Saat aku meletakkan botol parfum itu, aku melihat kalender di mejaku dan menyadari kalau lusa adalah hari ulang tahun Alisia.

*

Ryfan P.O.V

Kirana menyambutku dengan gembira. Ketika aku turun dari mobil dan membawakannya martabak, ia langsung melonjak gembira. Aku tersenyum melihatnya.

"Akhirnya! Kamu bisa nepatin janji juga ya?" canda Kirana sambil mengambil plastik di tanganku. Aku hanya tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun