Aspek yang mempengaruhi dan menyebabkan kedinamisan sifat emosioanal manusia diantaranya adalah variabel atau tolak ukur yang mereka tentukan sendiri. Mereka memilih variabel tersebut karena menganggap bahwa mereka akan sukses jika memasukkannya kedalam rumus kehidupan. mereka
Mari kita ambil contoh.
Variabel penentu kesuksesan yang banyak dipilih manusia adalah cantik atau tampan. Perlu diingat, sukses disini bukan berarti sukses dalam hal pekerjaan saja, tapi juga meliputi banyak hal seperti percintaan dan lain lain.
Banyak orang yang rela melakukan dan mengorbankan apapun demi terlihat tampan atau cantik. Tanpa disadari, hal ini menyebabkan adanya perubahan sifat emosional yang terjadi pada diri orang tersebut. Emosinya akan berubah ketika melihat orang yang lebih cantik atau lebih jelek menurutnya.
Hal lain yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap kedinamisan sifat emosional manusia adalah variabel kesuksesan dan kebaikan yang ditentukan orang lain. Keikutsertaan unsur sosial yang berupa lingkungan dan tradisi membuat emosi manusia berubah-ubah dan bahkan pengaruhnya bisa lebih besar.
Beralih pada pembahasan terkait hal-hal yang disebabkan oleh kedinamisan sifat emosional manusia, salah satunya adalah sifat pembohong yang dimiliki manusia. Inilah jawaban dari pertanyaan saya di awal.
Sifat emosional manusia yang berubah-ubah terkadang membuat mereka merasa perlu untuk berbohong. Berbohong adalah jalan yang mereka gunakan untuk bisa sampai pada tujuannya.
Kebohongan manusia bisa diminimalisir dengan cara berusaha agar emosi yang bersifat dinamis bisa dikendalikan. Salah satu cara pengendaliannya adalah dengan tetap mengikuti aturan agama. Ini terdengar cukup klise, tapi bisa Anda buktikan sendiri.
Jadi, pada intinya setiap manusia memiliki sifat emosional yang dinamis. Kedinamisan sifat emosional ini disebabkan dan menyebabkan banyak hal. Menjadi seorang pembohong adalah salah satu akibat dari kedinamisannya. Meskipun bersifat dinamis, emosi manusia bisa dikendalikan, salah satunya dengan mengikuti tuntunan agama.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H