Bansos tersebut bernilai sekitar Rp5,9 Triliun yang akan dibagikan kepada masyarakat wilayah Jabodetabek, yaitu berupa paket sembako senilai Rp300.000,00 per KK. Trik yang digunakan oleh Juliari dan rekannya adalah dengan mengambil Rp10.000,00 dari tiap paket sehingga paket yang diterima masyarakat bernilai Rp290.000,00. Cukup kecil memang, tapi karena ada ribuan paket maka keuntungan yang diperoleh Juliari dan rekan-rekannya mencapai milyaran rupiah.
Pada kasus Juliari ini, tentunya juga disertai kebohongan. Orang-orang yang terlibat sudah pasti memalsukan dokumen-dokumen pertanggung jawaban dan membohongi masyarakat penerima bantuan yang relaif polos.
Keempat kasus diatas merupakan contoh kasus yang merupakan bagian dari kasus-kasus besar yang terjadi di dunia (kekerasan, pembunuhan, pelecehan seksual, dan korupsi). Dan ternyata benar, semua kasus tersebut disertai oleh kebohongan.
Tapi sejauh ini, kesimpulan yang dapat saya sampaikan adalah “Hampir Semua Kejahatan Disertai Kebohongan”, karena mungkin saja ada kejahatan yang dilakukan tanpa disertai oleh kebohongan. Apalagi di zaman sekarang, banyak orang yang punya gangguan mental yang kemudian membuatnya menjadi seorang Psikopat yang bisa melakukan tindak kejahatan dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, bahkan meskipun tak ada sebab.
Saran saya, setiap manusia, siapapun dia, harus lebih berhati-hati. Jangan bohong dan jangan mudah percaya. Jangan berbuat jahat dan hindari hal-hal yang berpotensi membuatnya menjadi korban kejahatan.
Selebihnya saya serahkan kepada pembaca.
Tasikmalaya, 17 Oktober 2021
Sumber: