Mohon tunggu...
yusran baskara
yusran baskara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membahas Sedikit Tentang Hubungan Antara Patron-Klien pada Masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan

30 April 2016   18:07 Diperbarui: 30 April 2016   18:11 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini saya akan mencoba menuliskan kembali apa saja yang bisa saya tangkap dari penjelasan dosen pengampu mata kuliah antropologi yaitu hubungan antara Patron-klien pada masyarakat bugis dan makassar di sulawesi selatan.

Patron dalam artian etimologis ialah seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan pengaruh. Sedangkan klien adalah bawahan atau orang yang diperintah dan disuruh.

Dari penjelasan dosen pengampu mata kuliah antopologi yang saya dengar, Patron dan klien sangat berkaitan erat satu sama lain, yah saya sepakat dengan apa yang dijelaskan dosen tersebut, sebab patron sangat berperan penting untuk kliennya begitu juga sebaliknya.

Tugas patron untuk kliennya itu yang saya tangkap dari penjelasan dosen antara lain :

- Pemberian pekerjaan tetap atau tanah untuk bercocok tanam

- Menjamin dasar subsistensi bagi kliennya dengan menyerap kerugian-kerugian yang ditimbulkan, yang akan mengganggu kehidupan kliennya.

- Dan memberi perlindungan

Tetapi dari tugas patron tersebut, patron juga mengambil keuntungan dari kliennya. Seperti, Patron mengambil keuntungan atau hadiah dari kliennya sebagai imbalan atas perlindungannya.

Adapun tugas utama dari seorang klien untuk Patronnya. yaitu, klien menggunakan jasanya untuk patronnya. maksudnya itu jasa atau tenaga yang berupa keahlian teknisnya bagi kepentingan patron, jasa-jasa berupa jasa pekerjaan pertanian, jasa pengerjaan rumah (membantu urusan dalam rumah), jasa domestik pribadi, jasa pemberian makanan secara periodik, dan masih banyak lagi.

Pada masyarakat bugis, seorang patron biasanya disebut dengan ajjoareng dan sedangkan pada masyarakat makassar patron disebut dengan tunipinawang atau karaeng.

Hubungan patron-klien dibugis, klien atau joa adalah pengikut yang mengikuti kemauan maupun kehendak ajjoareng, yang setia dengan syarat patron menghargai dan menjaga siri (kehidupan) mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun