Dalam perjalanan hidup, persahabatan menjadi salah satu hubungan yang paling berharga. Namun, tidak semua teman adalah sahabat sejati. Kadang, kita bertemu dengan "fake friend" atau teman palsu yang membawa masalah dalam hidup kita. Rasulullah juga bersabda:
"Teman yang baik dan teman yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin memberimu hadiah atau engkau membeli darinya, atau paling tidak engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi bajumu terbakar atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan panduan ini, mari kita bahas lebih lanjut tentang penyebab, cara mengantisipasi, solusi untuk menghadapi fake friend.  dengan harapan bisa membantu  mengenali hubungan yang sehat dan tulus.Â
Munculnya fake friend karna beberapa hal, yaitu :
1. Ketidaktulusan Niat
Sebagian orang menjalin hubungan hanya untuk kepentingan pribadi, seperti keuntungan materi atau sosial. Misalnya, dia ingin mendekati kita untuk PANSOS, ketika dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, disitu dia akan menjelek-jelekkan kita, playing victim untuk mendapatkan perhatian orang lain.
2. Rasa Iri dan Insecure
Fake friend sering muncul dari rasa iri. Mereka merasa harus bersaing atau bahkan menjatuhkan Anda untuk merasa lebih baik. Orang yang seperti ini kurang paham tentang manusia punya kelebihan di tempat masing-masing, tanpa harus menjatuhkan orang lain, seharusnya fokus pada tujuan diri sendiri.
3. Kurangnya Pemahaman tentang Nilai Persahabatan
Beberapa orang tidak memahami pentingnya hubungan yang tulus dan saling mendukung, sehingga mereka memperlakukan persahabatan sebagai sesuatu yang dangkal, padahal alangkah indahnya persahabatan itu benar-benar tulus dan saling mendukung, disitu kita bisa mencapai tujuan bersama, dan bisa mengubah hidup kita menjadi lebih bewarna.
Selain itu, fake friend juga menimbulkan masalah bagi diri kita, seperti sebagai berikut:
a. Emosi Negatif
 Rasa kecewa, marah, atau stres ketika mengetahui pengkhianatan. orang yang sudah kita percayai, tempat kita berbagi cerita, yang kita pikir sikapnya sudah kita tau seperti ini, rupanya itu hanya fiktif.
b. Kehilangan Kepercayaan
Sulit untuk percaya pada orang lain setelah dikhianati. orang yang sudah mengalaminya akan menganggap teman yang tulus itu tidak ada, mementingkan diri sendiri, atau bahkan tumbuh menjadi orang yang datang ke orang lain hanya ketika ada perlu.
Fake friend itu merugikan dan membuang waktu berharga, jadi ada beberapa cara untuk mencegahnya supaya dia tidak mudah mencecoki kehidupan kita, cara-caranya sebagai berikut:
- Selektif dalam Memilih Teman
Pilih teman yang menunjukkan integritas dan ketulusan melalui tindakan mereka, bukan hanya kata-kata.
- Kenali Tanda-Tandanya
Waspadai teman yang hanya muncul ketika butuh, suka menyebarkan gosip, atau sering bersikap manipulatif, seperti baik didepan tapi menggigit dibelakang, menyembunyikan kebohongan, playing victim, dan sebagainya.
- Bangun Batasan Sejak Awal
Tetapkan batasan pribadi untuk melindungi diri Anda dari perilaku yang merugikan, untuk menghindari orang-orang fake ini kita bisa bersikap tidak peduli, fokuslah pada diri sendiri, berikan hak untuk mendapatkan kenyamanan diri sendiri.
   Â
Jika kita ada teman yang fake, dan kita sudah sangat muak dan kehadirannya didekat kita membuat diri tidak nyaman, maka lakukan hal sebagai berikut.
a. Berbicara Secara Jujur
Jika hubungan masih bisa diperbaiki, sampaikan perasaan Anda dengan cara yang baik dan jelas. Jelaskan apa yang Anda rasakan dan bagaimana tindakan mereka memengaruhi Anda. Jika dia bersikap playing victim, maka lakukan tindakan selanjutnya, yaitu
b. Mengurangi Interaksi
Jika situasi semakin merugikan, kurangi interaksi bertemu atau berkomunikasi dengan dia. kita lebih berani mengatakan tidak pada hal yang tidak kita setujui. misalnya dia meminta tugas yang sudah kita buat sendiri, kita tentu tidak setuju dengan permintaannya, mengingat kita perjuangan kita membuat tugas itu, kita punya hak untuk menolak memberikan nya, juga tujuannya supaya dia tidak keterusan meminta, dan tidak menganggap kita sebagai alternatif untuk mencapai tujuannya.
c. Cari Dukungan
Curhat pada orang terdekat atau keluarga supaya bisa membantu kita mendapatkan perspektif baru dan menguatkan mental kita. Misalnya, kita sudah tidak nyaman berinteraksi dengan dia, menguras energi, tapi dia adalah teman kita, Nah, supaya lebih tercerahkan,kita bisa meminta pendapat dan dukungan keluarga terkait masalah kita ini, supaya kita sendiri juga lega dan mengetahui apa yang harus dilakukan.
d. Lepaskan Jika Perlu
Terkadang, solusi terbaik adalah melepaskan hubungan yang beracun. Tidak semua orang layak berada di kehidupan kita. jangan takut untuk dikucilkan atau tidak mendapat teman lagi, jika itu merugikan kita, maka perlu untuk dilepaskan.
Kesimpulan
Fake friend adalah bagian dari perjalanan hidup yang mungkin sulit dihindari, tetapi pengalaman ini dapat menjadi pelajaran berharga. Dengan mengenali penyebab, mengantisipasi kehadiran mereka, dan mengetahui cara mengatasi masalah, kita bisa melindungi diri dari dampak negatif mereka.
Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan orang yang hanya membawa drama dan manipulasi. Pilihlah teman yang tulus, yang mendukung Anda tanpa syarat, dan jadilah sahabat sejati bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H