Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Malam Semakin Malam

21 Oktober 2019   11:29 Diperbarui: 21 Oktober 2019   11:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu ini, Iroh! Ngomong ngelantur saja! Akang ini sedang mengusahakan urusan akhirat. Nur muhammad yang sedang Akang kejar. Akang mendapatkan cahanya, meski hanya setetes, kamu bakal terbawa-bawa."

"Dasar...! Peribahasa...!"

Bila sudah begitu Iroh akan diam bicara. Waktu sholat subuh, Iroh melakukannya dengan tergesa. Begitu salam, langsung beres-beres, lalu membawa gorengan ke pinggir jalan, duduk di sebelah Mak Enong yang sedang bikin kue serabi. Tidak habis di sana, lalu berkeliling ke rumah-rumah. Pulang sekitar pukul sembilan pagi. Waktu itu Tardi sudah bersiap mau sholat sunat duha.

"Cepat sholat duhanya, Kang. Bantuin saya memetik kangkung di sawah Mang Samin. Lumayan ikut panen kangkung, bisa dapat bagian maro," kata Iroh.

Lalu berantem lagi. Sudah biasa. Hampir setiap hari. Tiga hari yang lalu berantem yang termasuk lebih dari biasa. Anak kedua mereka, Iyam yang baru empat tahun, sakit demam, panas badannya tidak mau turun.

"Bawa ke dokter, Kang, kasihan," kata Iroh.

"Kompres saja dulu. Jangan segala ingin bayar," kata Tardi. "Lagipula, saya sedang berzikir tinggal beberapa ribu lagi, sayang kalau mesti tidak khatam."

"Dikompres kan sudah dua hari yang lalu! Kang, zikir itu bisa sambil apa saja. Sambil nyangkul di dalam hati berzikir lailahaillallah, sambil nyabit berzikir subhanallah, sambil mengiris wortel berzikir hasbunallah wa nimal wakil, sambil menggoreng berzikir nimal maula wa niman nasir."

"Dasar, istri kurang ajar!"

"Akang yang kurang ajar! Setiap hari hanya diam! Melihat istri banting-tulang mengerjakan apa saja malah santai-santai saja. Masih untung bila tidak ikut makan ikut minum!"

"Hati-hati kamu bicara, Iroh! Dosa besar mengatai suami seperti itu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun