Mohon tunggu...
yus_nita
yus_nita Mohon Tunggu... Administrasi - BerEkspresi

berekspresi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(RTC) Kapitan Jongker "Joncker Jouwa de Manipa"

11 November 2021   00:25 Diperbarui: 13 November 2021   21:22 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjing hitam masuk ke kota

Goyang ekor dengan Tertawa

Kapitan Jongker Anak Manipa

Sudah Rusak Kota di Jawa

Penggalan syair ini  cukup akrab kepada saya maupun keluarga di Pulau Manipa secara turun temurun....Dari syair tersebut, kami dikisahkan tentang kisah heroiknya Kapitan Jongker yang biasa kami kenal dengan sebutan Tete Yongker . Pada penggalan akhir kehidupan, beliau adalah pahlawan yang menggerakkan perlawanan rakyat Jakarta Utara, rakyat Tanjung Priok rakyat Marunda terhadap Belanda.  Situs makam kapitan Jonker pun  d bangun pada tahun 1970 . Yang saat ini pengelolaannya berada dibawah suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta  karena merupakan bagian sejarah yang tidak lepas dari perkembangan Batavia.

Kapitan Jongker yang  oleh sebagian orang adalah legenda heroik yang tak terkalahkan dan dipercaya tak terbunuh melainkan  hilang menjadi jelmaan burung.  Hingga kini wajah sang kapiten penguasa daerah Pejongkeran itu bahkan mejadi  misteri dan tidak terekspos.  Sang Kapitan yang dipercaya pada masanya adalah sebagai penguasa pejongkeran yang  nyaris terlupakan. 

Gedung mungil di sudut Pelabuhan Alfa Pejongkeran, Marunda Jl. Marunda kelapa no 1, kelurahan Marunda Kecamatan Cilincing, Jakarta utara dengan cat bercorak merah putih tampak mulai tidak terawat walaupun dari keterangan beberapa orang yang saya temui di sekitar makam bahwa masih sering dikunjungi warga pada Agustus 2021 lalu menjadi saksi sejarah.

makam-4-618c0725ffe7b57552251743.jpg
makam-4-618c0725ffe7b57552251743.jpg
Makam yang terletak di Pelabuhan Alfa Pejongkeran, Marunda Jl. Marunda kelapa no 1, kelurahan Marunda Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara  Foto. yusnita

Sayangnya saat berjalannya waktu , sekilas orang akan menduga gedung itu kini tak lebih gudang tua semata. Namun disanalah bersemayam Kapitan Jonker atau biasa disebut Kapitan Jongker atau Tete Yongkor asal Manipa-Maluku . Bagi sebahagian orang, beliau adalah salah satu tokoh legendaris heroic asal Maluku di setiap medan pertempuran yang nyaris terlupakan generasi saat ini.  

Bahkan karena keberaniannya, tak ada serdadu Belanda pada masa itu yang paling dimitoskan kecuali Kapitan Jongker. Bahkan Namanya tertulis dalam sebuah akte tahun 1664 sebagai "Joncker Jouwa de Manipa", menunjukkan bahwa ia  berasal dari Pulau Manipa , Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku.

Manipa sendiri adalah pulau kecil namun memiliki daya tarik rempah-rempah bagi Belanda membangun  kekuatannya di Pulau Manipa. Alih-alih bisa menghancurkan orang-orang Belanda, benteng Wantrouw di Manipa malah hancur dan para pemimpinnya ditawan oleh VOC. Termasuk Kapitan Jongker (Achmad Sangadji) dan seluruh keluarganya. Sejak itulah, ia yang sebelumnya dikenal musuh VOC berbalik mendukung  perusahaan dagang multinasional pertama di dunia itu.


Kapitan Jonker merupakan seorang pemimpin kelompok pasukan Maluku yang awalnya melakukan perlawanan terhadap Belanda (VOC), namun setelah ia, keluarga, dan pasukannya ditawan, sehingga ia 'TERPAKSA' berkompromi kepada VOC. Dan di jamannya ia terlibat dalam banyak pertempuran untuk membantu menegakkan kekuasaan VOC di Indonesia.

festival-2-618c092206310e7f6847a912.jpg
festival-2-618c092206310e7f6847a912.jpg
Dengan pelaksanaan kegiatan Festival Kapitan Jongker 2021 tak lupa ucapan terimakasih saya yang tidak terhingga kepada  Kepada Bapak Gubernur Maluku, Bapak  Gubernur Banten , Bapak H. Rano Karno , Anggota DPR RI yang juga pernah menjadi Gubernur Banten, Bapak Bupati SBB serta semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu persatu dan telah berkontribusi  menyukseskan kegiatan Festival Kapitan Jonker 2021 sebagai sebuah upaya mengangkat potensi wisata sejarah dan budaya .  

 Apresiasi  dan terimakasih saya sebagai anak Negeri Pulau Manipa - Maluku juga masyarakat pulau Manipa kepada Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku , Prof . Dr. Ir.  Marcus J. Pattinama  beserta jajarannya  yang telah menginisiasi terlaksananya Festival Kapitan Jongker 2021 dengan Tema : "ROMANSA PATRIOTISME MASA LALU MEMPERKUAT NASIONALISME MASA KINI"  . Dengan  melaksanakan rangkayan kegiatan tanggal 27-29 September 2021 diantaranya  Webinar Nasional dan Pagelaran Seni Budaya yang ditayangkan secara Virtual karena musim pandemik  namun dilaksanakan  dan berjalan lancar untuk memperkuat generasi saat ini  agar tidak melupakan sejarahnya . 

Sejarah Sang Kapiten yang melegenda baik untuk anak muda Maluku. Maupun yang berada di luar Maluku.

Berbagai narasumber Nasional maupun dari Belanda dihadirkan Dinas Pariwisata Maluku  diantaranya Sejahrawan  Wem Manuhutu (mantan kepala Musium Maluku Belanda), "Babe"Ridwan Saidi (Sejahrawan) ,  Kepala Musium Jakarta,  J.J Rizal (Sejahrawan) , Patrik Matanasi (Tirto id) serta testimoni maupun keynote speaker yang bisa disaksikan pada https://www.youtube.com/c/DinasPariwisataMaluku dalam Webinar Seminar Nasional Festival Kapitan Jongker 2021      

Adalah Sejahrawan Belanda, Wem Manuhutu (mantan kepala Musium Maluku Belanda) dalam webinar tersebut menyampaikan bahwa dalam kariernya pada tahun 1666  Kapitan Jonker diangkat sebagai pemimpin semua orang Ambon di Batavia, 1667 beliau ikut bertempur di Makassar di Bawah kepemimpinan Cornelis Speelman . 1679 perang Trunajaya , 1681 ke Palembang dan Jambi hingga 1682 ke Banten dan pada  24 Agustus 1689 ada pertempuran  yang membuat Kapitan Jonker Meninggal. 

Namun ditempat asalnya di pulau Manipa maupun bagi sebahagian orang percaya bahwa Tete Jongker menghilang menjadi burung saat akan ditembak belanda,  Wallahualam Bissawab....

Bahkan begitu berkuasa Jongker dijamannya, namanya diabadikan menjadi kawasan Pejongkeran, Marunda sesuai dengan namanya.

Penggalan akhir kehidupan beliau adalah pahlawan yang menggerakkan perlawanan rakyat Jakarta Utara,  rakyat Tanjung Priok rakyat Marunda terhadap Belanda.

Salah satu testimoni disampaikan  Rano Karno, mantan Gubernur Banten yang saat ini adalah anggota DPR RI Komisi X dalam  pada webinar Nasional Festival Kapitan Jonker 2021   mengungkapkan bahwa Banten dan Maluku memiliki Kedekatan Historis dalam menghadapi Kolonialisme. "Tokoh Kapitan Jonker bersama Ratu Bagus Abdul Kamal, keturunan Ratu Bagus dari Banten dan para pasukan Banten pernah bersatu, berencana, untuk   berbalik melakukan perlawanan   terhadap VOC Ketika pada saat itu semua  suku-suku dipaksa, dikotak-kotakan oleh VOC,"Tuturnya. Lanjutnya, inilah semangat persatuan yang terjadi beratus-ratus tahun  lalu dan patut diangkat demi persatuan Indonesia.


Sementara dikarenakan kisahnya yang melegenda di tempat asalnya Pulau Manipa hanya ada cerita secara turun temurun mengenai situs peninggalan Kapitan Jongker  (Jongkor) sendiri yang masih sangat lekat dalam ingatan warga.

JEJAK KAPITAN JONKER di PULAU MANIPA

Selain Benteng Wantrouw. Beberapa situs yang berkaitan dengan keberadaan Kapitan Jongker masih dapat dilihat dan diceritakan di pulau Manipa. Sayangnya tidak ada dokumen resmi yang ditemukan terkait situs-situs  yang ada. Hanya secara turun temurun diceritakan kepada anak negeri di Pulau Manipa dan terpelihara dan dirawat setiap generasi. 

Angka Muka( Makam Jari Kapitan Jonker)

 Angka Muka, merupakan salah satu dari tempat peninggalan sejarah kapitan Jongkor , yang berada pada Area Desa (Negeri) Tumalehu Barat,Kecamatan Kepulauan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Lokasi Angka Muka, tepatnya berada pada puncak bukit kecil yang berjarak sekira 50 meter dari pemukiman warga setempat. 

Menurut keterangan dari Muhammad Hukumahu (80) tahun, warga desa tumalehu barat, menyebutkan bahwa, angka muka adalah salah satu tempat peninggalan sejarah kapitan Jongkor (Ahmad Sangajdi), dikarenakn karena, dipuncak bukit tersebut, terdapat makamnya (kuburan) Jari kapitan jongkor alias Ahmad Sangadji itu.  percaya atau tidak, di angka muka oleh beberapa warga  pernah menemukan meriam yang di percaya adah meriam kapitan Jongker.  Namun karna saat itu tak banyak warga yang berkunjung selain yang memiliki tanaman di areal tersebut, ketika mereka akan memberitahukan sanak saudaranya di rumah , saat kembali meriam itupu sudah tidak ada lagi. " Bila rejeki harusnya tidak usah takut dan memberi tahu warga, makanya lenyap begitu saja ,"Ujar warga yang pernah menemukannya.

Makam Jari Kapitan Jongker Foto : Yusnita
Makam Jari Kapitan Jongker Foto : Yusnita

Muhammad Hukumahu yang juga termasuk salah satu dari tokoh adat pada desa tumalehu barat, juga menyebutkan bahwa "Makam (kuburan) jari Kapitan Jongkor yang berada pada puncak bukit itu dan  disebut warga dengan nama angka muka (angkat muka). Dikisahkan  sebelum meninggalkan Pulau Manipa ketika hendak berperang Kapitan Jongkor sempat berwasiat pada sanak saudaranya saat itu dengan berkata, "Wahai saudaraku, jika keberangkatan beta (saya), dan sewaktu waktu jika beta mengalami kematian, maka beta akan memberikan tanda di Pulau Manipa bahwa beta telah meninggal".

Seiring berjalannya waktu, dan tahunpun silih berganti bersama kepergian Kapitan Jongkor, kehidupan kala itu pun berubah dari ingatan menjadi lupa pada sanak saudara kapitan , dan pada suatu hari salah satu dari saudara kapitan jongkor hendak mencari ikan   demi mencukupi kebutuhan keseharian mereka layaknya kebutuhan manusia saat ini. 

Mencari ikan dengan menggunakan alat tangkap yang sederhana kala itu, saudaranya menuju pesisir pantai laut untuk ikan dengan menggunakan lo'o atau alat tangkap ikan tradisional  yang terbuat dari anyaman bambu.

"Setiap kali lo'o  dipasang yang tertangkap bukan ikan namun yang didapat adalah jari manusia, begitu dirinya mengetahui bahwa yang tertangkap adalah tangan, tangan tersebut dibuang, dan lo'o atau jalan dipasang lagi, dan yang tertangkap juga sepenggal tangan begitu seterusnya, ahirnya saudaranya pun bergegas pulang dengan membawa sepenggal tangan dan menceritakan kejadian tersebut pada saudaranya yang lain, pertemuan terjadi dalam seketika untuk membaahas pertanda apakah dengan penemuan sepenggal tangan itu, ternyata dipenggalan tangan yang ada terdapat sebuah cincin yang dimiliki kapitan jongkor (Ahmad Sangadji) dalam seketika saudara saudaranya pun mengingat atas wasiat yang pernah disampaikan kapitan jongkor sebelum meninggalkan pulau Manipa . 

Bahwa jika maut hendak menjemputnya maka dirinya akan memberi isyarat berwujud sebuah tanda bahwa dirinya akan meninggalkan dunia. Hingga ahirnya saudara saudaranya mengambil keputusan untuk memakamkan (Menguburkan) penggalan tangan itu itu dipuncak bukit dan diberikan nama Angka Muka. Dari kesaksian  

Air Kapitan Jongker

 Mata air yang dikanal dengan sebutan air Yongkor atau air Kapitan Jongker di kompleks Marselana, Tumalehu Barat tak pernah kering walaupun pulau manipa mengalami kemarau panjang.  Adam Tiakoly mengatakan, air jongkor merupakan salah satu tempat peninggalan sejarah kapitan jongkor semasa hidupnya. 

Adam Tiakoly menyebutkan, bahawa, air itu pada awalnya terjadi karena, saat kapitan jongkor hendak berwudhu untuk melaksanakan shalat lima waktu, maka dengan tongkatnya dan kelebihan yang dimilikinya, kapitan jongkor dengan sekejap lansung menancapkan tongkatnya ketanah, kemudian dicabut dan munculah mata air dari tanah, dan air tersebut digunakan sebagaimana yang dia harapkan, dan dirinya, kapitan jongkor saat itupun dengan lantanag  memberikan nama air tersebut dengan istilah " Wae jongkore, Wae imame dan Wae sambayange"

Dokpri
Dokpri
Hal yang sama juga ditambahkan Abdurahman Silawane, bahwa memang air jongkor adalah salah satu hasil peninggalan sejarah kapitan jongkor yang masih berbekas dan Nampak serta masih dipelihara oleh pemerintah Desa dan juga masayarakat sekitarnya

Menurut Abdurahman Silawane, air jongkor berawal dari tancapan tongkat kapitan jongkor ketanah saat hendak berwudhu untuk melksanakan shalat, dan memang saat itu tidak ada air. Maka melalui tongkat yang dimilki kapitan Jonkor yang ketika ditancapkan pada perut bumi maka muncullah air tersebut. 

Air Kapitan Jongkor berbeda kadar airnya dengan mata air yang bersumber dari pengunungan umumnya," pernah ada terjadi pada waktu beberapa tahun lalu, ada robongan perahu yang hendak berlayar ketanah jawa, dan pada waktu itu,mereka mengambil air jongkor untuk kebutuhan minum mereka selama tiga bulan perjalanan. Menurut mereka, jika air yang bersumber dari mata air pegunungan maka, kadar air dalam bentuk rasa berubah, namun air jongkor bentuk rasanya tidak pernah berubah". 

Letak air Jongkor saat ini berada di sekeliling rumah warga dan tepatnya di Desa Tumalehu barat itu kini telah direhab dan menjadi salah satu situs sejarah di pulau Manipa 

 Belo (Tiang Mengikat perahu Kapitan Jongker)

Selain air jongkor, ada juga peninggalan sejarah lainnya yang dikenang warga desa tumalehu barat dan juga masyarakat manipa umumnya hingga saat ini, seperti peninggalan kapitan jongkor berupa tiang belo (tiang untuk mengikat perahunya kapitan Jongker), letak tiang tersebut berada tepat pada tepian pantai dan sejajar dengan area air Jongkor . Menurut muhammad hukumahu, "Tempat tiang belo tersebut masih ada, namun saat ini tiangnnya sudah rubuh karena termakan usia". 

Dengan budaya tutur, tak sedikit orangpun meyakini  Sang Kapitan menghilang , menjadi jelmaan burung,  serta memiliki nama dan berasal dari tempat yang berbeda . 

Jejak Kapitan yang Jongker masih dapat dilihat dan diceritakkan saat berkunjung ke Manipa dan juga diangkat dalam Festival Kapitan Jongker 2021 . 

Kapitan Jongker dikenal dan tercatat  sebagai   jawara yang berasal dari Manipa, "Joncker Jouwa de Manipa". 

Dok. Rumah Pena Inspirasi Sahabat
Dok. Rumah Pena Inspirasi Sahabat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun