Mohon tunggu...
yus_nita
yus_nita Mohon Tunggu... Administrasi - BerEkspresi

berekspresi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(RTC) Kapitan Jongker "Joncker Jouwa de Manipa"

11 November 2021   00:25 Diperbarui: 13 November 2021   21:22 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air Kapitan Jongker

 Mata air yang dikanal dengan sebutan air Yongkor atau air Kapitan Jongker di kompleks Marselana, Tumalehu Barat tak pernah kering walaupun pulau manipa mengalami kemarau panjang.  Adam Tiakoly mengatakan, air jongkor merupakan salah satu tempat peninggalan sejarah kapitan jongkor semasa hidupnya. 

Adam Tiakoly menyebutkan, bahawa, air itu pada awalnya terjadi karena, saat kapitan jongkor hendak berwudhu untuk melaksanakan shalat lima waktu, maka dengan tongkatnya dan kelebihan yang dimilikinya, kapitan jongkor dengan sekejap lansung menancapkan tongkatnya ketanah, kemudian dicabut dan munculah mata air dari tanah, dan air tersebut digunakan sebagaimana yang dia harapkan, dan dirinya, kapitan jongkor saat itupun dengan lantanag  memberikan nama air tersebut dengan istilah " Wae jongkore, Wae imame dan Wae sambayange"

Dokpri
Dokpri
Hal yang sama juga ditambahkan Abdurahman Silawane, bahwa memang air jongkor adalah salah satu hasil peninggalan sejarah kapitan jongkor yang masih berbekas dan Nampak serta masih dipelihara oleh pemerintah Desa dan juga masayarakat sekitarnya

Menurut Abdurahman Silawane, air jongkor berawal dari tancapan tongkat kapitan jongkor ketanah saat hendak berwudhu untuk melksanakan shalat, dan memang saat itu tidak ada air. Maka melalui tongkat yang dimilki kapitan Jonkor yang ketika ditancapkan pada perut bumi maka muncullah air tersebut. 

Air Kapitan Jongkor berbeda kadar airnya dengan mata air yang bersumber dari pengunungan umumnya," pernah ada terjadi pada waktu beberapa tahun lalu, ada robongan perahu yang hendak berlayar ketanah jawa, dan pada waktu itu,mereka mengambil air jongkor untuk kebutuhan minum mereka selama tiga bulan perjalanan. Menurut mereka, jika air yang bersumber dari mata air pegunungan maka, kadar air dalam bentuk rasa berubah, namun air jongkor bentuk rasanya tidak pernah berubah". 

Letak air Jongkor saat ini berada di sekeliling rumah warga dan tepatnya di Desa Tumalehu barat itu kini telah direhab dan menjadi salah satu situs sejarah di pulau Manipa 

 Belo (Tiang Mengikat perahu Kapitan Jongker)

Selain air jongkor, ada juga peninggalan sejarah lainnya yang dikenang warga desa tumalehu barat dan juga masyarakat manipa umumnya hingga saat ini, seperti peninggalan kapitan jongkor berupa tiang belo (tiang untuk mengikat perahunya kapitan Jongker), letak tiang tersebut berada tepat pada tepian pantai dan sejajar dengan area air Jongkor . Menurut muhammad hukumahu, "Tempat tiang belo tersebut masih ada, namun saat ini tiangnnya sudah rubuh karena termakan usia". 

Dengan budaya tutur, tak sedikit orangpun meyakini  Sang Kapitan menghilang , menjadi jelmaan burung,  serta memiliki nama dan berasal dari tempat yang berbeda . 

Jejak Kapitan yang Jongker masih dapat dilihat dan diceritakkan saat berkunjung ke Manipa dan juga diangkat dalam Festival Kapitan Jongker 2021 . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun