Sejumlah pantai indah dan pulau kosong akan memanjakan pecinta wisata bahari bila  bertandang ke Provinsi Maluku. Salah satunya yakni Selat Valentine yang terletak antara Pulau Buano  dan Pulau Pua di Kecamatan Huamual Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku.
Geografisnya yang unik mempengaruhi kondisi air dalam selat Valentine yang terletak antara Pulau Pua dan Pulau Buano dengan lebar  sekitar 80 meter sehingga selat menjadi tenang  laksana sebuah danau air tawar walaupun kondisidi luar perairan selat bergelombang.Â
Legenda yang secara turun temurun diceritakan bahwa selat yang kini dikenal sebagai  Valentine merupakan  salah satu Negeri  Pertama  ditinggali  bernama 'HENAOLU'  dan adalah kuburan tua,  dan beberapa peninggalan lainnya yang dapat ditelusuri bagi pecinta wisata sejarah.  Â
Selain itu pesona di Selat Valentine juga terletak pada barisan gunung, perbukitan hijau serta tebing-tebing batu yang berdiri  kokoh memisahkan daratan dengan lautan disepanjang 7,14 km selat ini  membuat  Selat di Pulau Buano Kabupaten SBB -Maluku masuk dalam 10  besar  kategori SURGA TERSEMBUNYI TERPOPULER tahun 2020 Nominasi Anugerah Pesona Indonesia (APIAWARD).Â
Dari tuturan masyarakat setempat, pada zaman dahulu selat Valentine sering dijadikan tempat persembunyian bagi kapal-kapal Belanda dari kejaran kapal-kapal musuh. Dari cerita turun temurun terdapat kapal jaman perang yang karam tersembunyi di laut selat Valentine dan tak terjamah oleh masyarakat sekitar.
Pulau Buano sendiri terbagi menjadi dua Negeri atau Desa  yakni Buano Utara dan Buano Selatan yang memiliki tradisi budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Sementara Pulau Pua memiliki tebing panjang dan bagi yang ingin menikmati keindahan tebing dan pantai berpasir putih dapat mengelilingi pulau Pua. Â
Di dalam selat pun kita dapat menikmati kehidupan dusun nelayan seperti Dusun Huhua dengan keindahan  burung endemik yakni Kehicap Buano yang hanya dapat di hadirkan dengan ritual untuk menemukan burung tersebut.
Juga menjelajah kebiasaan nelayan di Dusun Kasuari .  Bagi yang suka mendaki  dan ingin menikmati keindahan Selat Valentine dapat menikmati keindahannya dari gunung Haulisi'i tentunya akan terbayar lelahnya  melihat panorama alamnya dari puncak gunung.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan menyelam, selain untuk rekreasi juga sebagai sarana untuk mempelajari keragaman kehidupan yang ada dibawah laut pulau-pulau sekitar.Â
Ketika kita berpetualang di Pulau seperti ini, saat ini belum ada penginapan ataupun cottage, namun keramahan  masyarakat Pulau Buano terutama  sekitar di Dusun  Huhua, Kasuari, Anauni  di sekitar  Selat Valentine dapat menjadikan rumah mereka sebagai Homestay untuk tempat menginap seadanya.
Akses menuju pulau-pulau kecil ini belum begitu baik. Meski demikian perjuangan menuju pulau-pulau kecil ini setimpal dengan pemandangan dan suasana alam yang masih natural tentunya.
Semoga lambat laun potensi Destinasi Wisata kepulauan dapat berkembang sehingga membuka akses terisolasinya masyarakat sekitar selat Valentine, Pulau Buano  dan dapat meningkatkan  Ekonomi Masyarakat . Sehingga Warga sekitar bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari menawarkan jasa maupun produk kepada wisatawan.
Begitu pula sarana konservasi  dengan dunia kelautan, diharapkan  bisa menambah kesadaran untuk menjaga kelestarian alam juga  meningkatkan pendapatan Asli Daerah dari sektor wisata tentunya .
Dari sana perjalanan dilalui melalui darat ke pelabuhan laut di Dusun Masika Jaya menuju Pulau Buano untuk menikmati wisata budaya  dengan angkutan laut  reguler dengan biaya 50 ribu rupiah per orang  maupun  dapat menggunakan kendaraan laut  sewaan seperti Speedboat atau perahu bermotor dengan kapasitas 6 hingga maksimal 15 orang untuk dapat pulang dan pergi ke lokasi ini dengan membayar biaya sewa  hingga 2  juta rupiah untuk menikmati sepuasnya pulau-pulau indah di Selat Valentine dan miliki petualangan yang menakjubkan tentunya .
Seindah Surga Tersembunyi di Selat Valentine, Pulau Buano Kabupaten Seram bagian Barat, Â Maluku. Namun keindahan saja takkan cukup tanpa ada sinergitas antara setiap komponen terkait, terutama yang behubungan dengan kesadaran menbangun masyarakat
Â