"Ibuuu!"
"Taruh saja di atas meja," ucapnya kasar. Kemudian kembali berbincang hangat dengan Aylin sembari membelai rambutnya.
Gegas ku berlari ke kamar, air mata yang menggenang di pelupuk mata tumpah ruah. Kugerakkan jemariku di atas kertas. Membentuk siluet bangunan dengan sungai Inn yang mengalir indah. Di bawah kertas, kutuliskan kata-kata penyemangat yang masih tersisa.
Niemand könnte mein traum brechen (tidak ada yang bisa menghancurkan mimpiku)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI