Tidak jauh dari Desa Wisata Pulo Geulis, terdapat kampung tematik binaan Astra, bernama Kampung Labirin. Sesuai namanya, Kampung Labirin memiliki banyak gang yang rata - rata lebarnya sekitar 1,5 hingga 2 meter. Jika enggan bertanya, bukan tidak mungkin kita bisa tersesat di dalam kampung ini.
Kampung Labirin sebenarnya tak berbeda dengan kampung - kampung yang ada di perkotaan. Memiliki ciri khas padat penduduk dan rumah - rumah yang saling berhimpitan. Namun yang menjadikan kampung ini istimewa adalah terdapat pusat belajar dan budaya bagi anak -anak, fasilitas wisata air, serta sentra UMKM keripik jengkol.
Di kampung ini juga terdapat banyak program termasuk kegiatan hidroponik atau aquaponik, sehingga bisa mendorong kita untuk lebih peduli lingkungan dan mandiri dalam hal pangan.
Santap Siang Masakan Sunda di Persawahan
Tiba saatnya santap siang. Kali ini kami dibawa ke Desa Wisata Mulyoharjo untuk menikmati makanan khas Sunda di pinggir sawah. Sungguh nikmat di tengah cuaca yang cukup syahdu. Meski awan mendung, disertai hujan rintik kami tetap bisa menikmati segarnya udara dan indahnya sawah, serta pegunungan.
Desa Wisata Mulyoharjo sendiri terletak di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Bogor Selatan. Tempat ini merupakan area persawahan terluas di Bogor saat ini. Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, seperti kafe, restoran, penginapan, serta track sepeda, Desa Wisata Mulyoharjo bisa menjadi pilihan tepat bagi keluarga untuk berlibur.
Kita juga bisa belajar bertani di sini, dari membajak sawah hingga menanam padi.
Kampung Perca, Sayonara!
Selanjutnya kami menuju destinasi terakhir, yaitu Kampung Perca. Kampung ini terletak di Gang Raden Alibasyah, Sindangsari, Kecamatan Bogor. Waktu tempuhnya sekitar 45 menit dari Desa Wisaya Mulyaharja.
Setibanya di sana, kami disambut dengan bir pletok dan manisan buah pala segar. Ibu Titik Wahyono menjelaskan awalnya bir pletok hanya dikonsumsi pribadi sebagai obat Covid-19. Ternyata banyak yang sembuh setelah mengonsumsi ini. Sejak itu, Ibu Titik terus memproduksi minuman sehat ini.
Bir pletok tersebut menggunakan campuran kapu laga, secang, cengkeh, biji pala, biji lada dan kayu manis.