Mohon tunggu...
Yusfi Wawan Sepriyadi
Yusfi Wawan Sepriyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Belajar Menulis Agar Tidak Kehilangan Sejarah

Kompasiana merupakan salah satu media pembelajaran saya dalam mengekspresikan segala apa yang aku lihat dan aku dengar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumam Perempuan Tua, Tetesan Keringat Sisakan Luka

17 Juni 2018   02:05 Diperbarui: 17 Juni 2018   02:10 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarkanlah aku diam

Biarkanlah aku menunduk

Walau perih kurasa

Hanya mampu bergumam pada bisunya malam

Riuh gemuruh, mulut mu yang tak pernah terjaga

Sombongmu yang terus kau agungkan

Sepertinya kau tak mampu memiliki rasa

Sepertinya nuranimu mati, hingga hidupmu tak berarti

Diamku bukan berani tak melawan

Diamku karenaku memiliki rasa dan rasa

Diamku adalah emas yang tak mampu kau beli

Diamku adalah emas yang akan membuatmu diam

Sepertinya kau mati rasa

Sehingga kau tak mampu menatap wajah perempuan tua

Yang dulu pernah membantumu dengan tetesan keringat

Yang hingga kini masih terasa dan menyisakan luka

Harusnya kau sadar dan malu

Begitu mudahnya engkau mengeluarkan kata kata

Yang tak pantas kau ucapkan , Kepada orang yang pernah membantumu

Sungguh kau tak punya malu, dan nuranimu mati sehingga tak sadar

Tanpa sadarmu kau lemahkan derajatmu sendiri

Pada saatnya kau akan merasakan gumamnya orang orang

Pada saatnya nanti kaupun akan mendapatkan perilaku apa yan mirip kau lakukan hari ini

Terseok seok seok dan memohon, pintu maaf itu tebuka

Namun semua itu percuma, tanpa kau menyadari atas perilakumu itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun