Biarkanlah aku diam
Biarkanlah aku menunduk
Walau perih kurasa
Hanya mampu bergumam pada bisunya malam
Riuh gemuruh, mulut mu yang tak pernah terjaga
Sombongmu yang terus kau agungkan
Sepertinya kau tak mampu memiliki rasa
Sepertinya nuranimu mati, hingga hidupmu tak berarti
Diamku bukan berani tak melawan
Diamku karenaku memiliki rasa dan rasa
Diamku adalah emas yang tak mampu kau beli
Diamku adalah emas yang akan membuatmu diam
Sepertinya kau mati rasa
Sehingga kau tak mampu menatap wajah perempuan tua
Yang dulu pernah membantumu dengan tetesan keringat
Yang hingga kini masih terasa dan menyisakan luka
Harusnya kau sadar dan malu
Begitu mudahnya engkau mengeluarkan kata kata
Yang tak pantas kau ucapkan , Kepada orang yang pernah membantumu
Sungguh kau tak punya malu, dan nuranimu mati sehingga tak sadar
Tanpa sadarmu kau lemahkan derajatmu sendiri
Pada saatnya kau akan merasakan gumamnya orang orang
Pada saatnya nanti kaupun akan mendapatkan perilaku apa yan mirip kau lakukan hari ini
Terseok seok seok dan memohon, pintu maaf itu tebuka
Namun semua itu percuma, tanpa kau menyadari atas perilakumu itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H