Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Membangunkan Sahur Pakai Beduk Sudah Ada Ratusan Tahun yang Lalu, Apa yang Salah?

1 Mei 2021   20:16 Diperbarui: 1 Mei 2021   20:23 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara membangunkan sahur mirip konser mini lengkap dengan soundsystemnya, Sumber newsmedia.com

Kita harus mafhum dengan kondisi kearifan lokal bangsa ini yang memang menyukai seni dan budaya sendiri. Dahulu kala di jaman Nabi Muhammad SAW  untuk membangunkan masyarakat di  Kota Mekah , maka diutuslah Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan. Saat itu memang belum dikenal  namanya pengeras suara apalagi alat pukul beduk. Cukup dengan suara azan Bilal , maka sudah mewakili panggilan sahur.

Setelah jaman Nabi , tradisi membangunkan sahur dilanjutkan oleh bangsa Arab dengan lebih meriah lagi. Mereka membangunkan sahur dengan menggunakan gendang, sambil membawa lentera dan menabuhnya sambil berjalan jalan ke sudut -- sudut kota semisal Kota Mekah Al Mukarohmah.  Nah tradisi inilah yang kemudian diadaptasi oleh masayarakat Indonesia di beberapa daerah , termasuk di tempat saya tinggal semasa kecil.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun