Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filosofi Sebuah Jam Tangan "Kikuo Ibe"

13 Desember 2017   09:44 Diperbarui: 13 Desember 2017   10:04 3798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah kehormatan foto bareng penemu G Shock

Meski sepele, selalu melihat jam di gawai akan dianggap tidak sopan.  Sehingga penggunaan jam dapat menjadikan kita lebih aware terhadap asas profesionalitas. Beberapa orang yang mengandalkan gawainya untuk melihat jam akan merasa resah  karena  waktu yang terus bergerak tanpa mereka ketahui dengan pasti.

Alasan ketiga Praktis

Dengan adanya jam  yang melekat di tangan kita, ada kepraktisan tersendiri semisal ketika mengendarai kendaraan. Apalagi saya pengguna motor roda dua, melihat jam lebih mudah dan  tidak perlu repot repot melihat  gawai yang akan merubah konsentrasi anda. Sedetik saja meleng maka nyawa bisa melayang. Begitulah kira kira.

Alasan keempat  Pelengkap Akhir

Bagai para pekerja profesional, berpakaian rapih adalah ciri khasnya. Mereka akan mengenakan aksesoris jam sebagai pelengkap akhir  prosesi dalam berpakaian.  Sentuhan akhir ini yang membuat anda menjadi kelihatan lebih elegan. Setelah baju,celana,dasi,kemeja dan menyemprotkan parfum, maka jam adalah benda terakhir yang akan dipakai. Sungguh hal ini berlaku secara umum.

Cerita lain di Acara Press Confrence

Kikuo Ibe ,  adalah sosok terkenal  yang menginspirasi dunia. Dengan ektekunannya dan ketidak takutanny akan masa depan  maka dia adalah bapak dari para entrepreneur untuk segala zaman.  Dengan mengundang  tiga sosok anak muda Indonesia IIrzan Raditya, Tyovan Ari dan Maudy  Ayunda)  yang hadir dalam acara ini, ketiganya dianggap mewakili generasi tangguh saat ini dengan segudang prestasi. 

Irzan Raditya, dengan penemuan teknologi  yang membuat kita betah berlama lama kounikasi lewat aplikasinya bernama Kata.ai. Platform ini menjadi platform chatbot pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi Artificial Inteligence (AI). Inspirasi Irza ini dapat digunakan oleh brand atau korporate untuk aktif berinteraksi dengan para pelanggannya.  Studynya di Jerman menjadikannya akrab dengan teknologi dan kepahaman bahwa seseorang itu senang berbicara (berbahasa). 

Berikutnya ada  Tyovan Ari, kemiskinan di sebuah daerah bernama wonosobo dan akses internet yang sulit di daerahnya ( hanya ada dua di kotanya) menjadikan Tyovan sosok penuh akal, bahkan dengan gayanya yang apa adanya kisah bagaimana dia menjadi ketua komunitas radio di sekolahnya adalah untuk memuluskan ide "akal bulus"nya  untuk menguasai komputer dan internet di sekolahnya yang sebelumnya dia di skors dari lab komputer karena semua perangkat tersebut terkena virus.  

Semua akses dengan mudah dipelajarinya, meski dengan kendala bahasa inggris yang pas pasan, namun berbekal kamus dan secara otodidak mempelajari segalanya mengantarkannya kepada pemikiran semua orang perlu menguasai bahasa.  Kemudian dia  menciptakan suatu piranti yang memudahkan orang untuk belajar bahasa asing, berupa platform online bernama Bahaso.com.  Salah satu kelebihan platform Bahaso.com adalah penggunanya bisa mengadakan kelas tatap muka via online. Platform ini sudah mendapatkan sertifikasi resmi dari Universitas Indonesia.

Maudy Ayunda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun