Mohon tunggu...
Yusminiwati
Yusminiwati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Langkah besarmu di masa depan dimulai dari langkah kecilmu hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hikmah dari Langit

28 November 2018   21:30 Diperbarui: 28 November 2018   21:36 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendengar jawaban tersebut, Nabi Sulaiman tertegun. Ia kemudian bersujud dan memohon ampun kepada Allah serta melepaskan semut dari botol itu.

Kisah di atas seharusnya membuat kita sadar bahwa selama kita yakin Allah Maha Pemberi Rezeki, kita tidak pantas khawatir  kekurangan rezeki untuk melanjutkan kehidupan ini.

Berikutnya, ketiga, orang yang tidak dapat menerima hikmah yang Allah curahkan di muka bumi adalah orang yang hasud terhadap saudaranya.

Ia iri dengki terhadap apa saja yang dilakukan oleh saudaranya atau orang yang tidak dia sukai. Kalau orang yang dia tidak sukai itu sedih atau tertimpa musibah, dirinya akan senang. Hatinya menjadi ceria atas kedukaan orang yang dia dengki. 

Sebaliknya, kalau orang tersebut gembira, berhasil atau mendapatkan kemenangan, dirinya sedih. Bahkan mungkin sampai jatuh sakit karena penyakit iri dengkinya sudah sangat merasuk jiwa. Orang yang demikian tidak dapat menerima hikmah dan kebenaran. Melepaskan diri dari penyakit hati ini akan menyebabkan dirinya tenang. Ketenangannya akan mempermudah dirinya menerima kebenaran dari siapa pun. Maka pintu hatinya akan dapat menerima hikmah.

Keempat, orang yang tidak dapat menerima hikmah adalah orang yang selalu mengejar posisi duniawi.

Orang ini sangat ambisius sehingga segala cara diterjang. Tujuannya cuma satu yaitu mendapatkan jabatan yang diinginkan. Tak peduli caranya itu halal atau tidak, yang penting tujuannya tercapai. Ia tidak memperdulikan orang lain akan sengsara atau menderita dengan sepak terjangnya. Ketidakpedulian dia inilah yang akan menutup hatinya menerima hikmah. Bagi orang seperti ini sudah selayaknya disadarkan. Jika Allah SWT menghendaki kita menduduki suatu posisi/jabatan, akan mudah bagi-Nya untuk meloloskan kita. Demikian pula sebaliknya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran (3: 26) yang artinya:

"Katakanlah: Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Jika orang tersebut sudah dapat menerima dan memahami makna ayat ini, Insya Allah hatinya akan terbuka. Hikmah akan selalu tercurah kepada dirinya.

Mereka yang berbahagia bukanlah yang hidupnya tanpa masalah. Tapi mereka yang mampu mengubah setiap masalah menjadi penuh hikmah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun