Mohon tunggu...
Yurri Nurnazila
Yurri Nurnazila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Menyelam dalam kata, menyemai goresan pada tinta, menderma dalam makna. Si penyuka sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Daya Tarik Photocard sebagai Motif Budaya Konsumtif Kpopers

28 Juni 2021   13:05 Diperbarui: 28 Juni 2021   13:15 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pada akhirnya, mereka (red. Korea Selatan) melakukan repositioning dan pengembangan kebudayaan. Ini menjadi suatu tren yang akhirnya berkembang," jelas Zaini pada saat diwawancarai Sabtu, (26/6). 

Hallyu atau 'korean wave' merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada kebudayaan Kpop yang sangat dinamis. Berdasarkan pengamatan Zaini, istilah 'Hallyu' ini dipopulerkan oleh seorang mantan wartawan dari media Korea Dong-A Ilbo, Hojai Jung. Dia mengatakan, gelombang korea masuk ke Indonesia baru sekitar tahun 2002 dengan masuknya drama Korea di Indonesia.

Zaini yang diakui juga sebagai South Korean Culture Supporter menjelaskan, kebudayaan Korea muncul di waktu dan tempat yang sangat tepat ketika masyarakat sedang mengalami perubahan. 

Di Indonesia, kebudayaan Korea masuk dengan mudahnya. Hal ini tercermin dari negara Indonesia yang bersifat majemuk, yaitu sangat terbuka dan terbiasa dengan unsur asing. 

Selain itu, menurut Zaini, Indonesia merupakan emerging market bagi usia-usia produktif di mana umumnya sedang mencari identitas. Ini menjadi pasar terbesar yang membuat budaya Korea sangat diterima dan berkembang pesat di Indonesia. 

"Kpop ini umumnya digemari oleh mereka yang mencari identitas dan masih punya minat. Sehingga dengan dia misalnya mewujudkan minat itu, misalnya gemar akan suatu produk di dalamnya (red. Merchandise Kpop). Ini akhirnya menjadi suatu bagian yang ada di dalam masyarakat di mana kebudayaan itu masuk," jelas Zaini. 

Mengglobalnya kebudayaan Kpop, secara tidak langsung mengembangkan industri 'Hallyu' sebagai industri kreatif. Ada distribusi yang sangat dinamis di mana di dalamnya menjadi sesuatu yang menggairahkan dari segi ekonomi. 

"Jika ditanya, kapan ini akan berhenti? Jawabannya sulit karena selama kebudayaan ini masih banyak penggemarnya dan menerima masukan dari penggemar. Selama itu juga budaya akan terus berkembang," ujar Zaini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun