Mohon tunggu...
Yurice Helln Trilia
Yurice Helln Trilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 3 Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saya Yurice Helln Trilia seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hobi saya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesionalisme Guru : Kunci Menciptakan Iklim Belajar Yang Kondusif

29 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   18:48 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang berkualitas?

Kualitas pembelajaran ditentukan oleh seberapa kuat dan sinergis hubungan sistemik antara perilaku guru, perilaku siswa, hasil belajar, materi, media, dan lingkungan pembelajaran untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Kualitas pembelajaran juga bergantung pada seberapa nyaman dan kondusif lingkungan kelas untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas.

Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan di mana siswa berinteraksi satu sama lain. Agar pertumbuhan dan perkembangan siswa dapat dilakukan dengan efektif dan efisien dan agar tujuan dapat dicapai sepenuhnya, situasi belajar yang menyenangkan ini harus dibuat dan dipertahankan. Guru harus sengaja membuat lingkungan belajar mengajar yang menyenangkan ini untuk menghindari situasi yang merugikan bagi siswa. Bagaimana peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif adalah masalah yang harus ditangani (Jumrawarsi & Suhaili, 2021).

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru guna meningkatkan profesionalisme guru

Keadaan, arah, kualitas keahlian, tujuan, nilai, dan wewenang yang berkaitan dengan kehidupan seseorang disebut profesionalisme. Oleh karena itu, profesionalisme mengacu pada upaya para profesional untuk terus memperbaiki keterampilan mereka. "Profesi" adalah etimologi dari kata "profesional", yang mengacu pada bidang khusus yang dikuasai atau ditekuni seseorang. Dengan kata lain, pekerjaan profesional membutuhkan keterampilan dan pengetahuan khusus. Sebagian besar profesi memiliki kode etik, sertifikasi, dan proses perizinan yang disesuaikan dengan bidangnya. Berikut ini adalah strategi yang harus digunakan oleh seorang guru profesional.

1. Kompetensi Pedagogis

Kompetensi Pedagogis merupakan kemampuan dalam mengarahkan belajar peserta didik. Hal ini mencakup perencanaan, pemahaman, dan pelaksanaan pembelajaran. penilaian hasil belajar, dan peningkatan kemampuan siswa untuk mencapai potensinya. Menurut Sudarwan Danim, pendekatan pedagogi terdiri dari lima kompetensi: (a) Pemahaman mendalam siswa (b) Pemahaman infrastruktur pedagogi dan penggabungan desain pembelajaran untuk tujuan pembelajaran (c) Penyampaian pengajaran, termasuk desain dan pengajaran (d) Pemahaman proses pembelajaran Penilaian (e) Memungkinkan peserta didik mewujudkan potensi dirinya

2. Kompetensi Pribadi

Kompetensi pribadi meliputi kekuatan, kewibawaan, kedewasaan, kebijaksanaan, stabilitas, integritas moral, dan keteladanan. Menurut Sudarwan Danim, kompetensi pribadi mencakup lima subkompetensi: (a) Kepribadian stabil dan tenang: Indikator merupakan kemampuan berperilaku sesuai dengan norma sosial dan hukum serta menjaga integritas moral. (b) Karakter stabil: Indikator perilaku sesuai dengan norma hukum dan sosial, kebanggaan menjadi pendidik, dan konsistensi berperilaku. (c) Kepribadian Dewasa : Indikator menunjukkan kemandirian, etos kerja yang kuat, dan kemandirian dalam bekerja sebagai pendidik. (d) Karakter Cerdas: Indikator adalah perilaku yang bermanfaat bagi siswa, dan masyarakat. Hati yang murah hati dan tindakan yang bijaksana. (e) Karakter Bijaksana: Diperlukan indikator untuk mencerminkan kebijaksanaan dalam bertindak. (f) Kewenangan: indikator meliputi perilaku yang berdampak positif bagi siswa dan perilaku hormat. Subkompetensi ini mencerminkan karakteristik dan perilaku penting yang berkontribusi terhadap profesionalisme dan efektivitas guru.

3. Kompetensi Profesional

Kemampuan untuk memahami diskusi pembelajaran secara menyeluruh dan mendalam sehingga memungkinkan siswa memenuhi standar kompetensi dikenal sebagai kompetensi profesional. Menurut Sudarman Danim, pendekatan profesional memerlukan dua kompetensi. Yang pertama adalah penguasaan materi yang berkaitan dengan subjek, dengan indikator utama adalah sekolah. Yang kedua adalah pemahaman tentang struktur, konsep, metode ilmiah, dan metode ilmiah yang mendasari atau sesuai dengan materi pelajaran. Yang ketiga adalah pemahaman tentang hubungan antara konsep-konsep di berbagai topik yang dibahas. (b) Perolehan subkompetensi dalam Struktur dan Metode Ilmiah. Perolehan subkompetensi ini merupakan tanda penting dari penguasaan tahapan penelitian kritis dan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun