Mohon tunggu...
Yuppi Purnason
Yuppi Purnason Mohon Tunggu... -

Saya akan menghabiskan waktu hanya memandang monitor bila harus menuliskan deskripsi tentang diri saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Pecat Dulu Dirut PLN

8 Oktober 2010   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:37 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia berkata, “Kalian mau listrik kalian hidup sore ini juga?”

Saya percaya ia mampu melaksanakannya. Tetangga yang listriknya sudah menyala itu sudah bercerita dengan bangga, “Lihat saja, waktu razia, saya mendapat telpon yang memberi tahu tempat ini akan dirazia. Orang itu sampai meminta ijin saya memotong kabel yang ke rumah saya. Berjanji akan segera memasangnya lagi.”

Tetapi saya marah. Marah karena semua permainan ini. Apalagi di pagar tertulis dalam spanduk besar: DI SINI TIDAK ADA CALO! Saya langsung beranjak pergi. Ia meminta saya duduk sebentar, mendengarkan penjelasannya, bahwa tawaran itu tidak bersifat memaksa.

Sorenya, saya mendengar ia meminta enam juta untuk pemasangan kilat itu. Begitulah. Padahal, di koran, dua hari sebelumnya, saya membaca sebuah SMS Pembaca. Isinya mengatakan mengapa begitu lama proses pemasangan listrik baru, sudah dua tahun ia menunggu dan sampai sekarang belum mendapat tanggapan PLN.

Satu minggu kemudian, kami mendapat kejelasan dari salah satu manajer di kantor itu. Ia memastikan tidak akan ada pemasangan baru tanpa membayar denda, walaupun kami sudah mengajukan permohonan pemasangan baru. Pasang saja kalau mau, pasti akan segera ia putusi lagi. Kami pun berembuk, akhirnya sepakat. Enam belas warga masing-masing membayar satu juta untuk denda itu; developer membayar 20 juta; dan sisanya yang 27 juta menjadi tanggungan rekanan PLN yang memasang listrik curian itu.

Di PLN, sudah menunggu tiga orang, salah satunya bertanya pada wakil rekanan PLN yang memasang listrik, apakah benar ia yang menjadi titik masuknya listrik curian itu. Ia mengakuinya dan mendapat ancaman, kalau tidak segera membereskan masalah denda itu, PLN akan memblack-list CV tersebut.

Hasil pembicaraan selanjutnya adalah denda dibayar dua kali, dan harus sudah lunas bulan depan. Kami boleh mengajukan pemasangan baru, untuk sementara, sementara menunggu bulan depan, masing-masing rumah dipasangi listrik tanpa meteran, tetapi kami harus membayar tarif bulanan maksimal, Rp. 600.000. (Belakangan kami mendapat informasi ternyata bukan Rp. 600.000, tetapi Rp. 700-an ribu).

Itu sudah kami bayar. Akhirnya listrik kami menyala, sementara ini tanpa meteren. Bulan depan, meteran akan dipasang setelah kami membayar biaya pemasangan baru sebesar Rp. 2.250.000,- (untuk listrik dengan daya 9000 Kw).  Itu cukup murah, karena sudah terjadi tawar menawar dengan pihak rekanan PLN yang sama yang memasang listrik curian itu. Biaya normal, saya dengar sendiri dari mulut petugas yang duduk di meja custumer service, biaya pemasangan baru sampai selesai beres semua sekitar lima juta setengah.

Itulah cerita saya tentang listrik kompleks kami. Tentang developernya? Saya sedang memikirkan bagaimana cara menghantam mereka. Tentang PLN?  Sudah hampir setahun Dahlan Iskan menjadi direktur PLN. Saya tidak lagi mendengar kabar orang-orang yang memprotesnya. Saya malah mendengar presiden memuji kinerja direktur yang suka menulis itu.

Apakah tahun depan Menteri BUMN akan memecat Dahlan Iskan?

Saya berharap tidak. Biarlah Dahlan Iskan bukan hanya sempat membereskan masalah pemadaman listrik, tetapi juga sempat membantai orang yang membuat harga listrik bisa ditawar seperti menawar baju murahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun