Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rihlah Diawal Dzulhijjah (1): Di Makam Sunan Ampel Disambut Mekarnya Bunga Ceguk

9 Juni 2024   08:32 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan pendidik SMAN 1 taman Sidoarjo saat di parkiran Makam Sunan Ampel Surabaya (foto-foto dokumentasi pribadi/rombongan)

Kata rihlah diambil dari bahasa arab yang berarti perjalanan. Rihlah ialah perjalanan salah satu cara untuk lebih mengenal tanda-tanda kebesaran Allah SWT dengan merasakan dan hadir langsung melihat ciptaan-Nya yang indah dan mengagumkan (tadabbur alam) dengan maksud dan tujuan yang baik dan di dasarkan niat kepada Allah SWT.

Diawal bulan Dzulhijjah ini rombongan pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo mengadakan rihlah ke makam para wali lima. Berikut salah satu hasil reportasenya yang disajikan bersambung.

Ceguk (Combretum indicum) adalah perdu dengan akar yang merambat atau memanjang dengan panjang dari 2-8 m yang berasal dari Myanmar.
Ceguk (Combretum indicum) adalah perdu dengan akar yang merambat atau memanjang dengan panjang dari 2-8 m yang berasal dari Myanmar.

Walau meninggal dunianya tidak di Surabaya, Sunan Ampel dimakamkan di Surabaya, tepatnya di daerah Ampel Denta Surabaya utara. Kawasan Ampel yang terkenal dengan perkampungan Arab ini, kini menjadi salah satu urat nadi perekonomian kota pahlawan. 

Ali Rahmatullah (Raden Rahmad) atau yang dikenal dengan Sunan Ampel adalah seorang wali yang menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa. Beliau lahir pada tahun 1401 di daerah Champa, Vietnam. Sunan Ampel adalah Putra dari Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi dengan Dewi Candrawulan.

Oleh karena itu, tradisi keagamaan muslim Champa terlihat pada tradisi keagamaan yang dijalankan masyarakat muslim tradisional di pesisir utara Jawa, yang menjadi wilayah dakwah Sunan Ampel.

Tradisi keagamaan Champa Muslim di wilayah dakwah Sunan Ampel di antaranya sebagai berikut:

1. Kebiasaan men-talqin orang mati dengan melakukan kenduri dan memperingati kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-10, ke-30, ke-40, ke-100, dan ke-1000.

2. Perayaan 1 dan 10 Syuro dengan penandaan bubur syuro. Larangan menyelenggarakan hajat menikahkan keluarga, mengkhitankan anak dan pindah rumah pada bulan Syuro.

3. Tradisi Rebo Wekasan atau Arba'a Akhir di bulan Safar.

4. Tradisi Nisfu Sya'ban, paham wahdatul wujud.

5. Memeriahkan peringatan Maulid Nabi SAW, pembacaan kasidah-kasidah yang memuji Nabi Muhammad, dan ahlul bait, si'iran pepujian yang ditujukan kepada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, dan membaca berbagai wirid.

6. Memanggil ibunya dengan sebutan 'mak', memanggil kakaknya atau orang yang dianggap lebih tua dengan sebutan 'kak' atau 'kang', memanggil adiknya dengan sebutan 'adhy', menyebut anak laki-laki kecil dengan sebutan 'kachoa' atau 'kachong'.

7. Mempercayai berbagai jenis makhluk halus, seperti gandarwa, kolong wewe, kuntilanak, pocong, tuyul, kalap, siluman, jin Islam, hantu penunggu pohon, arwah penasaran, dan berbagai takhayul lainnya.

8. Percaya terhadap hitungan suara tokek, tabu mengambil padi di lumbung pada malam hari, menyebut harimau dengan sebutan 'Yang' atau 'Ong' atau yang bermakna 'kakek' dan sebagainya.

Selain diatas, ada ajaran Sunan Ampel lainnya yang sangat terkenal. Ajaran Moh Limo Sunan Ampel antara lain moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak mabuk), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak mengisap candu atau obat-obatan), dan moh madon (tidak melakukan zina). Di belakang hari, Moh limo lebih populer dengan sebutan Molimo, dengan pengertia yang sama.

Pagi sudah ramai

Rombongan tiba di parkiran belakang masjid Sunan Ampel sekira pukul 7.45, Sabtu (9/6/2024). Tempat parkir yang lumayan luas ternyata sudah hampir penuh oleh kendaraan pribadi dan rombongan peziarah. Kedatangan rombongan ini disambut dengan mekarnya bunga ceguk atau yang biasa disebut melati China.

Bunga ceguk (Combretum indicum) adalah tanaman perdu dengan akar yang merambat atau memanjang dengan panjang dari 2-8 m yang berasal dari Myanmar. Pohon bunga ceguk ini menempel dan merambat di pagar pembatas antara lokasi parkir dan rumah warga. Dengan aroma yang harum semerbak menambah aura mistis di sekitar lokasi parkir.

Ini juga terlihat di lokasi makam Sunan Ampel sudah dipadati para peziarah yang berdoa dan dzikir. Sesaat setelah berdoa dan berdzikir, para peziarah bisa menikmati segarnya air minum yang terdapat di gentong-gentong berjajar di halaman sebelah komplek makam.

Dipercaya, air minum ini berasal dari sumur yang dipakai sejak Sunan Ampel berada di Ampel Denta ini. Dan, dipercaya juga bagi peminumnya akan mendapatkan berkah sehat lahir batin. Wallahualam Bissawab. 

Ada yang menjadi ciri khas di Ampel ini, para peziarah biasanya berbondong-bondong memborong jajanan roti Maryam. Maklum saja mengingat kawasan Ampel ini sebagai kampung Arab jadi menu yang tersaji juga khas Arab. 

Dari berbagai sumber bacaan baik buku, jurnal ataupun website di  internet, Sunan Ampel ini disebut sebagai Bapak Para Wali. Sunan Ampel dijuluki sebagai Bapak Para Wali karena anak dan menantu mengikuti jejak dakwahnya yaitu Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Sunan Giri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun