Beberapa hari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan tahun ini, rupanya menginspirasi warga masyarakat untuk mendulang rupiah. Bukan hanya kalangan dewasa yang berlomba mendulang cuan, usia anak-anakpun berusaha mendapatkan berkah uang menjelang bulan suci. Berikut ini macam-macam bisnis dadakan yang berhasil penulis rekam menjelang bulan Ramadhan di kota Waru.
1. Penjual bunga tabur
Kebutuhan warga yang akan berziarah ke makam orangtua ataupun sesepuhnya, dibaca dengan baik oleh sebagian warga masyarakat. Diantaranya mereka menjajakan bunga tabur makam dengan harga rata-rata lima ribu rupiah per bungkus plastik. Isinya rupa-rupa bunga, diantaranya melati, mawar, pacar air, kenanga dan sedap malam.
Mereka menjajakan dagangannya bukan hanya di depan makam tapi juga di pinggir-pinggir jalan raya ataupun di pasar-pasar tradisional.Â
2. Jasa bersih-bersih makam
Peziarah yang datang ke makam sebelum menabur bunga dan berdoa, seringkali diawali dengan kegiatan bersih-bersih makam. Untuk kegiatan bersih-bersih makam ini ada yang menawarkan jasanya. Mereka berbekal sapu lidi dan cetok, menawarkan jasa membersihkan makam dengan upah lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah.
3. Penjual kue apem
Adat kebiasaan atau budaya sebagian besar masyarakat Jawa, menjelang bulan suci Ramadhan ada megengan. Megengan ini berupa acara bagi-bagi makanan dan kue apem serta pisang. Kue apem dan pisang ini merupakan peranti wajib ada saat megengan. Karena filosofi kue apem ini melambangkan ibu dan pisang melambangkan ayah, jadi acara megengan ini merupakan acara memanjatkan doa untuk ke dua orangtua, ibu bapak.
Kue apem inilah yang dijadikan komoditi dadakan yang dijual banyak orang di pasar-pasar tradisional. Bahkan penjual ini menawarkan apem yang baru saja dibuatnya, hangat. Â Perbiji kue apem bila menjelang Ramadhan dijual dengan harga dua ribu lima ratus rupiah. Saat megengan inilah masa panen penjual apem.
4. Penjual petasan dan kembang api