Sementara di Mojoagung ini, Mbah Sayyid Sulaiman mendoakan agar pertemuannya dengan Sultan Solo dinilai baik dan bermanfaat, makanya beliau minta dipertemukan.
Tapi jika tidak, beliau berdoa akan lebih baik jika beliau mati saat itu juga. Akhirnya Sayyid Sulaiman tidak menemui Sultan Solo. Beliau wafat dan dimakamkan di Dusun Rejoslamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang pada tanggal 17 Rabiul Awal 1193 H atau 24 Maret 1780 M. Meski berada di Desa Mancilan, orang sering menyebut kawasan ini makam Betek. Padahal, desa Betek itu sendiri berada di sebelah utaranya desa Mancilan. Menjelang bulan Ramadhan seperti saat ini, makam beliau makin ramai dikunjungi peziarah.
Hasil kerja keras Mbah Sayyid Sulaiman dalam segala usahanya telah membawa berkah yang sangat besar bagi kehidupan keagamaan umat Islam hingga saat ini. Beliau berjasa dalam mendirikan Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, serta mewariskan ahli waris perjuangannya.
Pewaris perjuangannya antara lain para ulama pengelola pesantren besar, mulai dari Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Pondok Pesantren Sidoresmo dan Pondok Pesantren Al-Muhibbin di Surabaya, hingga Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI