Karena ratusan ribu jiwa melayang, kehancuran infrastruktur pembanguan yang luar biasa hingga 80%, dan membuat kehidupan menjadi sia-sia adanya.
Lalu, disusul oleh bencana-bencana yang sama di seluruh wilayah republik ini. Awalnya, semua orang sadar dan berusaha berperilaku risiko, seperti membangun rumah anti gempa, belajar menyelamatkan diri saat gempa terjadi, bahkan beragam acara seremoni, peringatan tentang bencana alam/gempa digelorakan.
Tetapi kenyataannya, hasilnya jauh dari yang diharapkan, ketika bencana datang, korban berjatuhan, kerugian menhantam habis-habisan dan penyesalan selalu datang kemudian.
Kesimpulannya sederhana kita memiliki budaya risiko sangat lemah dalam segala aspek sedemikian rupa sehingga tetap menjadi ancaman serius bagi kehidupan setiap orang. Kemajuan yang akan dicapai tidak akan menjadi lebih baik saat budaya risiko itu lemah.
Bagaimana Membentuk Budaya Risiko?
Pada dasarnya budaya risiko itu menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko secara bersama sama oleh sekelompok orang yang memiliki tujuang bersama.
Artinya, budaya risiko merupakan sistem nilai dan perilaku yang ada di seluruh organisasi dalam bentuk pengambilan keputusan terkait dengan risiko.
Tidak mudah membangun budaya risiko. Untuk diri sendiri secara individual saja sangat sulit apalagi bagi sebuah organisasi bahkan bagi semua negara besar yang memiliki keragaman yang sangat tinggi.
Artinya lagi, budaya menuntun semua orang berada dalam level pemahaman dan implmentasi yang sama tentang risiko itu.
Betul, tidak mudah, tetapi ini adalah tuntutan. Bila mau negara Anda maju mengikuti kemajaun negara maju lainnya di dunia maka mau tidak mau budaya risiko itu harus sangat kuat.
Sebab, di dalamnya seluruh proses pengambilan keputusan, kebijakan bahkan strategi ditentukan oleh budaya risiko yang dicapai.
Menjadi sangat penting dimengerti dengan benar dan tepat urutan membangun budaya risiko, baik di dalam sebuah perusahaan ataupun dalam sebuah komunitas dan negara sekalipun.Â
Inilah urutan langkah yang harus diambil membangun budaya risiko : Tahu -> Sadar -> Mampu -> Mau -> Pola Pikir dan Perilaku Berubah -> Budaya Risiko.