Saat  Pertapa-2 kembali dengan uang untuknya, Gadis bertanya: "bagaimana bisa membayarnya kembali?". Pertapa-2 menjawab, "Kamu tidak berhutang apa-apa padaku. Saya sangat senang bisa membantu.'' Maka gadis bisa kembali  pulaunya.
II. Lima Tokoh dengan Moral Berbeda
Kisah di atas merupakan contoh konkret situasi nyata yang hidup di tengah-tengah komunitas, baik organisasi, perusahaan maupun institusi apa saja, yang setiap tokoh memainkan peran dengan level moral yang berbeda. Mari melihat lebih cermat setiap tokoh:
Tokoh ke-1: Si Gadis Naif tapi Risk Taker
Merupakan tokoh sentral yang menampilkan sosok risk taker, pemberani untuk bertindak dengan risiko yang ada, memiliki sikap yang jujur apa adanya sesuai fakta yang dihadapi tanpa memanipulasi, namun saying dia sangat naif dalam mengelola situasi yang ada.
Harus diakui, dalam kisah diatas si Gadis naif ini menjadi representasi follower atau pengikuti, atau juga termasuk karyawan atau pegawai dalam sebuah perusahaan atau institusi. Sikap berani mengambil risiko tetapi naif, menjadi korban dari "keluguan" untuk tidak dikatakan kebodohan.
Tokoh ke-2: Si Pemuda yang Egois.
Si pemuda menjadi tokoh yang mempertontonkan sikap ego yang ketat dan fokus pada kepentingan pribadinya, dan kelihatan memiliki cara berpikir yang tertutup terhadap sebuah situasi dan penyelesaian yang ada.
Dalam kenyataan sering ditemui tokoh seperti si pemuda ini yang tidak memiliki sensitifitas, empati pada lingkungan yang ada. Dan dipastikan sikap seperti sangat miskin dalam membantu dan mendukung sesamanya yang sedang menghadapi kesulitas.
Ketika menjadi seorang leader dengan sikap ego yang tinggi, akan cenderung memperlihatkan keangkuhan yang sok berwibawa. Tentu ada baiknya, tetapi karena sikap berpikir tertutup dan egoism aka banyak peluang menciptakan bidaya kepentingan pribadi ketimbang kepentingan organisasi.