Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kisah Gadis, Pemuda, Kapten Kapal, dan Moral Seorang Pemimpin

25 Juli 2021   06:41 Diperbarui: 27 Juli 2021   01:45 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi si pemuda | Sumber : unsplash.com

Saat  Pertapa-2 kembali dengan uang untuknya, Gadis bertanya: "bagaimana bisa membayarnya kembali?". Pertapa-2 menjawab, "Kamu tidak berhutang apa-apa padaku. Saya sangat senang bisa membantu.'' Maka gadis bisa kembali  pulaunya.

II. Lima Tokoh dengan Moral Berbeda

Kisah di atas merupakan contoh konkret situasi nyata yang hidup di tengah-tengah komunitas, baik organisasi, perusahaan maupun institusi apa saja, yang setiap tokoh memainkan peran dengan level moral yang berbeda. Mari melihat lebih cermat setiap tokoh:

Tokoh ke-1: Si Gadis Naif tapi Risk Taker

Merupakan tokoh sentral yang menampilkan sosok risk taker, pemberani untuk bertindak dengan risiko yang ada, memiliki sikap yang jujur apa adanya sesuai fakta yang dihadapi tanpa memanipulasi, namun saying dia sangat naif dalam mengelola situasi yang ada.

Harus diakui, dalam kisah diatas si Gadis naif ini menjadi representasi follower atau pengikuti, atau juga termasuk karyawan atau pegawai dalam sebuah perusahaan atau institusi. Sikap berani mengambil risiko tetapi naif, menjadi korban dari "keluguan" untuk tidak dikatakan kebodohan.

Tokoh ke-2: Si Pemuda yang Egois.

Si pemuda menjadi tokoh yang mempertontonkan sikap ego yang ketat dan fokus pada kepentingan pribadinya, dan kelihatan memiliki cara berpikir yang tertutup terhadap sebuah situasi dan penyelesaian yang ada.

Ilustrasi si pemuda | Sumber : unsplash.com
Ilustrasi si pemuda | Sumber : unsplash.com

Dalam kenyataan sering ditemui tokoh seperti si pemuda ini yang tidak memiliki sensitifitas, empati pada lingkungan yang ada. Dan dipastikan sikap seperti sangat miskin dalam membantu dan mendukung sesamanya yang sedang menghadapi kesulitas.

Ketika menjadi seorang leader dengan sikap ego yang tinggi, akan cenderung memperlihatkan keangkuhan yang sok berwibawa. Tentu ada baiknya, tetapi karena sikap berpikir tertutup dan egoism aka banyak peluang menciptakan bidaya kepentingan pribadi ketimbang kepentingan organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun