Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gagal Test tetapi Ngotot Diterima Pegawai, Apa Kata Dunia?

26 Mei 2021   05:56 Diperbarui: 26 Mei 2021   08:41 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Employee COMPETENCIES and BEHAVIORS required for company to achive the strategic goals" - Dessler (2020)

Bila Anda seorang calon pegawai mengikuti test tetapi hasil ujian dinyatakan gagal. Bagaimana sikap Anda: menerima hasil ujian dan Anda terpaksa tidak menjadi pegawai, atau Anda protes dan ngotot agar Anda tetap diterima sebagai karyawan walaupun hasil test Anda tidak memenuhi kualifikasi?

Orang yang normal akan mengatakan bahwa Anda gagal mengiktui ujian berarti tidak layak menjadi pegawai tetap, dan tidak ada alasannya untuk memprotes apalagai ngotot dan mengancam si pemberi kerja agar Anda tetap diterima sebagai pegawainya.

Sederhananya demikian, perusahaan merekrut calon pegawai yang dibutuhkan, dan ada ribuan yang mendaftar, karenanya dilakukan seleksi dalam bentuk ujian untuk menentukan siapa yang menenuhi syarat bagi job yang akan diisi. Yang tidak memenuhi syarat harus ditolak karena tidak sesuai kriteria kebutuhan perusahaan.

Kasus Pegawai KPK

Itulah yang kurang lebih dialami oleh Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi di republik yang sejak dua minggu terakhir ini menjadi sorotan dan polemik serius di ranah publik, sampai-sampai RI-1 di negeri ini turun tangan memberikan pendapat untuk kebaikan bagi semuanya.

Kasusnya adalah ada 75 orang pegawai KPK yang gagal mengikuti sebuah test atau ujian yang disebut sebagai TWK, Test Wawasan Kebangsaan. 

Test ini dilakukan oleh pimpinan KPK sebagai konsekuensi dari keputusan MK tentang UU KPK nomor 19 tahun 2019, yang berimplikasi pada proses pengalihan semua pegawai KPK menjadi Pegawai Negeri, atau Aparat Sipil Negara alias ASN. Hal ini diatur dalam Pertauran Pemerintah atau PP nomor 41 tahun 2020.

tangkap layar dari tribunnews
tangkap layar dari tribunnews
Berdasarkan data-data yang diketahui dari pemberitaan media, Kompas.id terbitan 12 Mei 2021, melaporkan bahwa KPK yang memiliki jumlah pegawai sebanyak 1.586 orang, yang juga mengikuti test yang sama, hanya 75 orang yang gagal. Kemudian, karena gagal, maka pimpinan KPK meminta kepada 75 orang untuk menyerahkan tugas-tugas dan tanggungjawab mereka selama ini kepada atasan masing-masing, sesuai SK dari ketua KPK bernomor 652 tertanggal 7 Mei 2021 tentang penonaktifian pegawai yang tidak lolos TWK dalam rangka alih status menjadi ASN.

Mengapa menjadi ribut dan pro kontra? Banyak yang membela 75 orang ini agar tidak dipecat dan tetap dipakai sebagai pegawai KPK karena dianggap mereka memiliki prestasi yang bagus dalam tugas pemberantasan korupsi. Bahkan, ada 3 orang yang dianggap memiliki prestasi hebat sehingga menerima beragam pengakuan dan penghargaan dari dunia internasional maupun nasional.

Test itu Instrumen Baku

Dalam perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia, testing itu merupakan salah alat baku standar yang digunakana secara jamak oleh perusahaan atau organisasi manapun di dunia ini. 

Test dilakukan setelah melalui seleksi tahap awal, dalam bentuk dokumen aplikasi dari semua kandidat pegawai yang akan diseleksi dengan ketat. Dan pada dasarnya, sebuah organisasi memiliki standar baku tentang isi test yang diberikan kepada calon pegawai tanpa kecuali.

meenta.net
meenta.net
Nampaknya, yang dilakukan oleh kantor KPK sangat wajar karena bukan hanya bagi 75 orang yang gagal saja tetapi juga seluruh pegawainya yang akan dialihkan menjadi ASN. Dan ternyata dari total itu semua, hanya sekitar 5% yang gagal, yang artinya masih ada sekitar 90an persen yang memenuhi kualifikasi test yang diberikan oleh Lembaga pember kerjanya.

Dan tentu saja sangat berbahaya kalau hanya gara-gara 75 orang ini dipaksa untuk diterima kembali, maka 90% lainnya menjadi aneh bin ajaib yang akan menkreasi sebuah budaya kerja dan budaya organisasi yang dipastikan akan menjadi sumber kelemahan organisasi itu.

Jumlah pegawai KPK diluar 75 orang, yang masih sangat banyak, menjadi asset penting bagi kekuatan organisasi KPK ini dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi-fungsi utama yang dibebankan oleh negara ini kepadanya.

Gagal Tapi Ngotot: Apa Kata Dunia?

Terlepas dari pro dan kontra opini publik yang masih terus menghangat, maka kalau saya sebagai pegawai KPK yang 75 orang yang gagal TWK, saya akan mengundurkan diri atas kegagalan mengikuti ujian, dengan tiga alasan-alasan berikut :

www.freepik.com
www.freepik.com
1. Moral sebagai karyawan harus dijaga.

Diterima sebagai pegawai setelah memenuhi persyaratan dan ketentuan serta melewati serangkain testing dan menyisihkan  sejumlah kesaing kandiat lainnya akan menjadi kekuatan dan moral yang tinggi, baik untuk si pegawai dan organisasi. 

Si pegawai yang memiliki kepercayaan diri yang kuat akan berkembang dan bertumbuh secara baik dan professional untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi. Ini akan menjadi asset yang sangat mahal bagi sebuah perusahaan.

2. Budaya organisasi yang kuat dibangun dari semua pegawai yang memenuhi syarat. 

Teks book Strategic Management yang ditulis oleh Wheelem and Hunger (2020) menegaskan bahwa corporate culture atau organizational culture salah satu dari tiga kunci dasar sumber kekuatan sebuah organisasi. Dan inti dari budaya organisasi itu terletak dalam diri setiap karyawan dalam relasi dengan semua orang dalam organisasi. Semua system nilai dan norma akan bertumbuh dan berkembang di antara pegawai yang ada di dalamnya.

Jadi, kalau ada pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi akan menjadi sumber persoalan yang di kemudian hari akan menjadi penghambat bahkan penghancur organisasi itu sendiri. Sehingga, kalau ada pegawai yang dipaksakan diterima walau tidak memenuhi persyaratan, akan menjadi presedn buruk diantara semua pegawai yang ada untuk jangka panjang. Daripada merusak lebih baik jangan ada pegawai seperti itu.

3. Pegawai harus sesuai dengan pekerjaan. 

Model-model dalam ilmu manajamen sumber daya manusia (Dessler, 2020) mengajarkan dengan sangat jelas bahwa rekrutmen calon pegawai untuk memenuhi kesesuaian dengan job yang ada. Tetapi kesalahan banyak calon pegawai adalah memaksakan untuk diiterima walaupun kondisi yang dimilikinya tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Kesalahan fatal lainnya ditunjukan oleh pemahaman bahwa hanya kompetensi tinggi yang akan diterima. Ini salah besar. Karena paling tidak dua wilayah harus tercapai dalam memilih calon pegawai, yaitu persyaratan employees comtencies dan employee behaviors harus terpenuhi.

Memang setiap perusahaan kedua aspek itu, komptensi dan perilaku akan berbeda satu dengan lainnya dan itulah yang harus dicek, ditest dan disaring secara akurat oleh yang mempunyai pekerjaan agar tidak salah memilih pegawai yang berakibat fatal setelah menjadi karyawan penuh.

Jangan salah bahwa orang yang pinter, hebat dan memiliki kompetensi yang tinggi tidak selalu memiliki perilaku, moral dan integritas yang hebat juga.

Sangat mungkin seseorang calon pegawai tidak lulus tes dan seleksi lainnya, karena kondisi dan tuntutan pekerjaan yang dilamar di organisasi itu tidak sesuai dengan dirinya sendiri. Artinya, bisa jadi, di perusahaan lainnya kondisi yang dimilik maching dengan pekerjaan yang dilamar.

www.freepik.com
www.freepik.com
Jadi, seharusnya, apabila Anda seorang calon pegawai lalu gagal mengikuti test karena tidak memenuhi syarat, itu artinya kondisi Anda tidak sesuai dengan pekerjaan tersebut. 

Jangan putus asa, apalagi memakasakan agar tetap diterima, silakan mencari perusahaan atau peluang ditempat lain. Sangat mungkin ditempat lain Anda akan jauh lebih hebat, lebih berprestasi dan mendapatkan kepuasan maksimal karena mimpi hidup Anda bisa terealisir.

Memaksa apalagi mengancam misalnya si pemberi kerja agar Anda tetap diterima walaupun tidak lulus ujian, "apa kata dunia?"

www.trans7.co.id
www.trans7.co.id
Yupiter Gulo, 26 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun