Ketika televisi memasuki Indonesia, sudah banyak kekuatiran dampak negatif bagi siswa, mahasiswa bahkan orang dewasa yang menghabiskan waktu berjam-jam didepan televisi dan tentu saja kegiatan lain seperti membaca buku semakin tergerus secara signifikan. Kalau sekarang, mungkin penggunaan televisi semakin menurun drastis, karena semuanya sudah bisa diakses dan ditonton habis-hasbisan melalui gawai yang dimiliki.
Efeknya dipastikan jauh lebih dahsyat menurunkan kemauan membaca, karena dengan gawai atau HP masing-masing, bisa melakukannya sepanjang waktu, nyaris selama 24 jam tanpa mengenal tempat, waktu dan apa saja.
Malas Baca : Kualitas Manusia Turun
Aktivitas membaca tidak boleh dianggap remeh, bahkan tidak bisa tergantikan dengan apapun hingga saat ini. Karena dengan mambaca maka otak manusia menjadi bekerja dan berfungsi dengan benar. Masalahnya, pekerjaan otak itu tidak bisa instan berkembangnya, tetapi harus dimulai sejak kecil, dan terus dilatih sepanjang usia seseorang dengan beragam situasi yang dihadapi.Â
Sudah jamak orang ketahui bahwa otak manusia itu baru sedikit sekali yang berfungsi dan masih banyak yang belum diaktifkan, digunakan dan dikembangkan. Bayangkan kalau otak manusia sudah bekerja secara maksimal, maka akan ada banyak temuan, inovasi dan keajaiban lain di dunia ini yang berguna bagi kemajuan hidup umat manusia.
Banyak negara di dunia di kategorikan sudah maju karena masyarakatnya memiliki budaya membaca yang sangat tinggi. Itu sebanyak, salah satu IPM kemajuan diukur dari bidang pendidikan publiknya. Harus di akui, Indonesia masih jauh kebelakang dibandingkan dengan negara-negara lain, walaupun. Â Misalnya saja, pada tahun 2014 Indonesia berada pada urutan ke 108 dari 187 negara didunia dari IPM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H