Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tes Kebohongan Semakin Penting dalam Seleksi Karyawan

17 Mei 2021   16:46 Diperbarui: 18 Mei 2021   12:05 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/premium-photo/business-man-refusing-money-take-bribe-concept-corruption-anti-bribery_7319659.htm

Bagaimanapun, memilih pegawai yang tepat sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, karyawan dengan keterampilan yang tepat akan bekerja lebih baik untuk perusahaan. Mereka yang tidak memiliki keterampilan tidak akan bekerja secara efektif, dan kinerja tidak memadai dan merugikan diri sendiri serta serta perusahaan.  Waktu untuk menyaring hal-hal yang tidak diinginkan adalah sebelum mereka berada di pintu masuk perusahaan.

Kedua, pemilihan yang efektif itu penting karena mahal untuk merekrut dan mempekerjakan seorang pegawai. Salah satu survei menemukan bahwa biaya rata-rata untuk mempekerjakan seorang karyawan yang tidak berhasil bisa mencapai angka $ 50.000. Jadi, tahapan seleksi menjadi sangat penting bagi perusahaan dan tidak boleh dianggap sepele apalagi main-main saja.

https://www.freepik.com/premium-vector/budget-concept_5313640.htm
https://www.freepik.com/premium-vector/budget-concept_5313640.htm
Ketiga, perekrutan yang tidak layak memiliki konsekuensi hukum. Peraturan ketenagakerjaan membutuhkan prosedur seleksi non-diskriminatif. Dan perekrutan yang lalai berarti mempekerjakan karyawan dengan catatan kriminal atau masalah lain yang kemudian menggunakan akses ke rumah pelanggan (atau peluang serupa) untuk melakukan kejahatan.

Sebagai contoh, dalam satu kasus, seorang manajer apartemen memasuki apartemen wanita dan menyerangnya. Kemudian dalam pemeriksaan perkara, pengadilan menemukan bahwa pemilik kompleks apartemen lalai karena tidak memeriksa latar belakang manajer dengan benar. Kasus-kasus seperti ini cenderung semakin meningkat.

IV. Ketahui Latar Belakang Pegawai

Sesungguhnya menguji calon pegawai hanyalah bagian dari proses seleksi yang dilakukan oleh pemberi kerja. Alat lain mungkin termasuk investigasi latar belakang dan pemeriksaan referensi, layanan informasi pra-pekerjaan, pengujian kejujuran, dan penyaringan penyalahgunaan zat. Jangan abaikan latar belakang seorang pegawai, akibatnya bisa sangat fatal dan berbahaya bagi perusahaan. 

Hasil survei yang pernah dilakukan oleh perekrut HireRight, menemukan bahwa sekitar 32% dan 600.000 kandidat memiliki perbedaan yang serius dengan latar dengan lamaran yang diajukan oleh pelamar kerja.

https://www.freepik.com/premium-vector/set-people-characters-business_3828698.htm#page=1&query=Employee&position=20
https://www.freepik.com/premium-vector/set-people-characters-business_3828698.htm#page=1&query=Employee&position=20
Salah satu cara termudah untuk menghindari kesalahan perekrutan adalah dengan memeriksa latar belakang kandidat secara menyeluruh. Melakukannya tidak mahal dan (jika dilakukan dengan benar) akan sangat bermanfaat. Biasanya tidak ada alasan bagi para supervisor di perusahaan besar untuk tidak dapat memeriksa referensi seseorang yang akan mereka pekerjakan, selama mereka mengetahui aturannya.

Sebagian besar pemberi kerja memeriksa dan memverifikasi informasi latar belakang dan referensi pelamar pekerjaan. 

Dalam satu survei terhadap sekitar 700 manajer sumber daya manusia, 87% mengatakan mereka melakukan pemeriksaan referensi, 69% melakukan pemeriksaan latar belakang pekerjaan, 61% memeriksa catatan kriminal karyawan, 56% memeriksa catatan mengemudi karyawan, dan 35% kadang-kadang atau selalu memeriksa kredit.

Ada dua alasan utama untuk memeriksa latar belakang calon pegawai yang akan direkrut, yaitu (i) untuk memverifikasi informasi pelamar (nama dan sebagainya) dan (ii) untuk mengungkap informasi yang merusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun