Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Provokator Pemudik dan Perjuangan Menembus Petugas

12 Mei 2021   14:49 Diperbarui: 13 Mei 2021   11:45 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/12/12311721/pemudik-ini-tak-kapok-dipaksa-putar-balik-5-kali-di-kedungwaringin-demi

"Tolong saya, Pak, saya sudah kena putar balik lima kali, masa mau keenam kalinya," kata Arifin (47) di Pos Penyekatan di Jalan Rengas Bandung, Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi-Karawang, Selasa (11/5/2021) dini hari

Saya dan keluarga tidak mudik pada tahun 2021 ini,tetapi menyaksikan bagiamana perjuangan warga negeri ini menembus batas-batas penyekatan hingga berkali-kali, sungguh hati ini trenyuh dan rasanya mau menangis saja. Ini bukan soal Covid-19 lagi, tetapi sudah urusan "kemanusiaan" yang sungguh super dilematis. 

Paling tidak itulah salah satu contoh yang dialami oleh Arifin yang terus berjuang menembus sekatan petugas, walaupun sudah lima kali mutar balik dan mutar balik, hanya demi bisa jumpa dengan anaknya di desa daerag Tegal sana.

Harus diakui bagaimana dilematisnya para petegus di lapangan, melihat derasnya arus mudik bagaikan banjir bandang yang mau menerjang apapun untuk melewati hambatan. Seberapa kuat daya tahan petugas penyekatan batas-batas wilayah agar para pemudik nekat balik kerumah saja.

Mendekati hari H lebaran pada tanggal 13 Mei 2021, tinggal sehari lagi, semangat perjuangan para pemudik nekat semakin tinggi pula. Ini menjadi "mengerikan" juga karena jumlahnya bukan sedikit tetapi ribuan dengan mengendai sepeda motor dengan anggota keluarga dan barang-barang bawaan.

2 Macam Provokator Pemudik

Bagaikan semboyan para pelaut saja, "sekali layar terkembang pantang kapal harus berlayat menuju pelabuhan tujuan" dan biar ombak menerjang siap untuk dihadapi apapun risikonya.  Demikian juga para pemudik, sekali sudah keluar dari rumah menuju kampung halaman pantang kembali lagi dan harus terus berjuang dengan segala macam cara.

Warga pemudik tidak hanya berkali-kali berputar balik dititik perbatasan dengan harapan "petugas lengah atau mengasihani mereka", tetapi mencari jalan-jalan potong dan jalan tikuspun tidak luput dari cara yang dilakukan. Bahkan lebih seru lagi, menjadi provokator pemudikpun jadilah!

Itulah yang sudah mulai terjadi dua hari menjelang hari-H, saat lebaran tiba, memainkan peran dengan memprovokator para pemudik sepeda motor untuk menembus dan bahkan melawan petugas sekalipun. Cara ini diharapkan bisa lewat bersama dengan yang lain untuk menuju kampuang halaman yang dirindu setengah mati sejak setahun pandemi Corona menerjang republik ini.

https://www.medcom.id/nasional/daerah/nbwla6mk-polisi-tangkap-4-pemudik-provokator-menerobos-barikade-di-bekasi
https://www.medcom.id/nasional/daerah/nbwla6mk-polisi-tangkap-4-pemudik-provokator-menerobos-barikade-di-bekasi
Seperti diberitakan beragam media daring dan televisi, petugas polisi mengkap 4 orang yang menjadi tokoh provokator pemudik ini,   Polisi Tangkap 4 Pemudik Provokator Menerobos Barikade di Bekasi (medcom.ci) pada malam Selasa tanggal 11 Mei 2021 terutama di perbatasan Bekasi dan Kerawang yang merupakan perbatasan yang paling rame dan deras arus mudik warga.

Sebanyak empat pemudik roda dua ditangkap petugas di titik penyekatan Jalan Rengas Bandung, Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa dini hari, 11 Mei 2021. Mereka dianggap menjadi provokator untuk menerobos barikade.  "Keempat orang yang diamankan menjadi provokator para pemudik agar mau menerobos barikade petugas di titik penyekatan ini," ucap Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan, dilansir Antara, Selasa, 11 Mei 2021.

Fenomena provokator pemudik ini merupakan hal baru yang muncul dan merupakan "kreatifitas" warga agar bisa lolos dan bisa mudik. Berdasarkan pemberitaan, ada dua macam provoktor pemudik ini. Pertama, mereka yang memang termauk sedang mudik dan ketika berada dalam menghadapi petugas memprovokasi pemudik lain untuk terus menerobos dan bahkan melawan petugas. Kalau dia berhasil mempengaruhi yang lain, dan petugas tidak bisa menahan arus mudik, maka dia juga bisa lolos.

"Orang pertama yang diamankan merupakan pemudik. Dia mengarahkan pemudik untuk melawan arus," katanya.

Provokoator kedua adalah, orang yang memang memprovokasi para pemudik yang sedang menghadapi petugas tetapi dia sendiri tidak ikut menjadi pemudik, dan dia minta imbalan kepada orang-orang yang mudik untuk provokator yang dilakukan.

Menurut Kasatreskrim, awalnya orang itu meminta uang kepada pemudik sebesar Rp10.000 agar bisa melawan arus dan menerobos posko penyekatan di Pos Penyekatan Tanjungpura Karawang."Orang itu juga teriak-teriak agar pemudik menyerang petugas. Saat akan diamankan oleh petugas berpakaian preman orang itu menendang petugas sambil terus memprovokasi pemudik," katanya. 

 Walaupun usaha para provokator ini menjadi heboh, tetapi tidak ada yang terprovokasi dengan kelakuan si provokator sehingga situasi menjadi kondusif seperti yang diberitakan oleh media dari petugas polisi di titik-titik penyekatan.

Dilema Mudik Lebaran

Pelarangan mudik lebaran 2021 sudah dikeluarkan oleh pemerintah, tetapi jutaan pemudik nekat melakukan ritual tahunan ini untuk pulang ke kampung berjumpa dengan keluarga, anak dan istri dan famili setelah setahun lewat. 

Pada satu sisi, sangat potensial meningkatnya penyabaran covid-19, seperti yang terjadi tahun 2020 yang lalu, nail skeitar 68-93% posisi pada bulan Mei 2020 (Harian Umum Kompas, 11 Mei 2021). Walaupun tahun lalu jauh lebih ketat, tetapi sekarang nampaknya warga cenderung nekatnya lebih tinggi dan ini akan menjadi sumber masalah setelah kembali. Penyebaran tidak saja di desa lagi tetapi juga di kota-kota. Situasi ini bagaikan horor disiang bolong karena saat ini sedang terjadi di India.

Pada sisi lain, harus diakui bahwa ritual mudik lebaran merupakan salah satu faktor signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena langsung menonjok pada sektor konsumsi yang berdampak pada geliat industri dan bisnis. Tidak heran kalau Presiden Jokowi sendiri mengingatkan bahwa THR bagi ASN, Polri dan TNI serta pensiunan agar dibelanjakan untuk mendorong dinamika ekonomi. Inilah yang mungkin diterjemahkan oleh warga, mengkonsumsi THRnya dengan, antara lain, mudik lebaran ke kampung.

Sebab kalau tidak mudik lebaran, maka uang THRnya didak dibelanjakan, kalaupun dibelanjakan mungkin tidak semuanya karena tinggal dirumah saja atau mudik lebaran virtual saja. Dan efeknya pada pertumbuhan ekonomi pasti berkurang.

Saya pikir bahwa bukannya pemerintah tidak faham seperti itu. Tetapi, ya, mau bagaimana lagi. Akhirnya seperti itulah kenyataannya. Larangan mudik tetapi larangan tetapi mudik-tetap juga mudik. Dan kisah serta cerita di lapangan di titik-titik penyekatan menjadi drama serial televisi setiap hari. Dan kisah menjadi provaktor pemudik, mudik dengan jalan kaki, mudik dengan naik becak, lewat jalan tu=ikus, disuruh mutar balik oleh petugas dan seterusnya menjadi fenomena kemanusiaan di bulan penuh kebahagiaan ini, idul fitri.

https://www.liputan6.com/news/read/4556427/polisi-tangkap-2-provokator-pemudik-di-pos-penyekatan-karawang
https://www.liputan6.com/news/read/4556427/polisi-tangkap-2-provokator-pemudik-di-pos-penyekatan-karawang
Selamat menjelang merayakan Idul Fitri bagi yang merayakan. Apapun rintangan dan hasil yang dicapai tetapi mengucap syukur dan semangat mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Yupiter Gulo, 12 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun