Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Idiom Abal-abal, Liar, Ilegal, Inkonstitusional dalam Konflik Partai Politik

6 Maret 2021   10:52 Diperbarui: 6 Maret 2021   12:50 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dipastikan kata-kata abal-abal, liar, ilegal dan inkonstitusional akan menjadi akrab di telinga dan mata kita hari-hari kedepan. 

Terutama ketika KLB PD memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum yang baru menggantikan AHY, bahkan juga memberhentikan SBY sendiri sebagai orang tertinggi dalam tubuh Partai Demokrat.

Sejak bulan Februari 2021, di sejumlah talkshow dan acara di sejumlah saluran televisi, Sekretaris Majelis dalam PD Andi Malarangeng selalu menggunakan kata-kata abal-abal, liar, ilegal dan inkonstitusional terhadap rencana dan aksi KLB yang dilaksanakan oleh Max Sopacua, Marzuki Allie, Johny Allen Marbun dan kelompoknya.

Bahkan AHY sendiri serta juga SBY dalam menanggapi terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Pengurus PD hasil KLB Deli Serdang menggunakan kata ilegal dan inkonstitusional dan dianggap tidak sah.

sumber: regional.kompas.com
sumber: regional.kompas.com
The show must go on!. Nampaknya kelompok KLB Deli Serdang terus saja maju tak gentar dengan hasil KLB dan tentu saja mereka akan terus bergerak menuntaskan hingga mendapatkan persetujuan dari Kemenkumham RI.  

Dan Anda bisa bayangkan apa yang terjadi kalau hasil KLB PD di Sibolangit disahkan oleh Kemenkumham, maka nasib AHY dan SBY beserta kelompoknya dipastikan akan "gigit jari" tangan dan mungkin juga jari kaki sekalian. 

Dunia politik negeri ini memang penuh hiruk pikuk, sikut sikutan, pecat memecat, recall dan replace, dendam mendedam, zolim mezolimi dan sebagainya. Hukum dan aturan sering sekali tidak mempunyai ukuran yang baku bagi semua. Walaupun pada umumnya konflik dan perpecahan dalam tubuh partau politik berakhir di depan pengadilan. 

sumber: detik.com
sumber: detik.com
Dan ketika berada didepan pengadilan, maka sejumlah faktor akan ikut bermain untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. Disana akan ada permainan kekuasaan, akan ada kekuatan uang, juga akan ada kekuatan koneksi dan janji-janji politik yang nyaris batasannya tidak jelas. 

Itu sebabnya, dunia politik republik ini jauh dari rasa kesucian yang dikemukakan oleh politik senior PDIP, Sabam Sirait dalam buknya Politik Itu Suci.

sumber: tokopedia.com/tbzadin
sumber: tokopedia.com/tbzadin
Artinya batasan kesucian itu sangatlah subyektif dan personal bagi masing-masing orang. Di dalam praktek, hmm...jauh panggang dari api. Yang menampak adalah kesan kotor, jegal menjegal, kerakusan dan kekuasaan, teman jadi musuh, musuh menjadi sekutu. 

Karena semuanya demi sebuah "kepentingan", kepentingan pribadi yang dibungkus dengan kepentingan kelompok, kepentingan partai, kepentingan rakyat dan kepentingan bangsa dan negara.

Jadi idiom abal-abal, ilegal, liar bahkan inskonstitusional memiliki batasan yang "subyektif" yang pada akhirnya abal-abal bisa menjadi serius, ilegal menjadi legal, liar menjadi resmi, dan inskonstitusional menjadi konstitusional.  Tergantung bagaimana proses tawar menawar bahkan mungkin "dagang sapi" yang akan terjadi. 

Inilah yang sedang dialami saat ini oleh Partai Demokrat yang sedang terbelah yaitu kepengurusan versi KLB Deli Serdang versus Kepengurusan ABY dan SBY. Dipastikan diasana akan muncul dan terjadi rebut merebut, tuduh menuduh, salah menyalahkan, pecat memecat, salim mengklaim dan mempertahankan status quo masing-masing.

Sangat mungkin keributan akan terjadi, baik di kalangan level atas dan terlebih di akar rumput. Sebab, ini melibatkan nasib dan periuk nasinya para anggota legislatif PD mulai dari DPR RI pusat, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten dan Kota. Semua mata dan semangat akan ditunjukkan kepada siapa yang akan legal dan menguasai maka kesanalah mereka akan menuju.

Ini bukan soal SBY dan AHY dan Moeldoko lagi. Tetapi, kelompok mana yang akan disahkan oleh Kemenhumkan nanti. Itu menjadi simpul kunci kemana arah dari konflik dalam tubuh partai ini berakhir.

Ini akan sangat menarik, mari kita terus mengikuti dan mencermati dengan santai saja. Sebab ini politik yang penuh dengan idiom lucu-lucu seperti abal-abal, liar sambil terbahak-bahak hahaha....! Bukan kah begitu Andi Malarangeng?

sumber: rri.co.id
sumber: rri.co.id
YupG, 6 Maret 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun