Dipastikan kata-kata abal-abal, liar, ilegal dan inkonstitusional akan menjadi akrab di telinga dan mata kita hari-hari kedepan.Â
Terutama ketika KLB PD memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum yang baru menggantikan AHY, bahkan juga memberhentikan SBY sendiri sebagai orang tertinggi dalam tubuh Partai Demokrat.
Sejak bulan Februari 2021, di sejumlah talkshow dan acara di sejumlah saluran televisi, Sekretaris Majelis dalam PD Andi Malarangeng selalu menggunakan kata-kata abal-abal, liar, ilegal dan inkonstitusional terhadap rencana dan aksi KLB yang dilaksanakan oleh Max Sopacua, Marzuki Allie, Johny Allen Marbun dan kelompoknya.
Bahkan AHY sendiri serta juga SBY dalam menanggapi terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Pengurus PD hasil KLB Deli Serdang menggunakan kata ilegal dan inkonstitusional dan dianggap tidak sah.
![sumber: regional.kompas.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/06/601923b98b874-6042fc9fd541df081e713c73.jpg?t=o&v=770)
Dan Anda bisa bayangkan apa yang terjadi kalau hasil KLB PD di Sibolangit disahkan oleh Kemenkumham, maka nasib AHY dan SBY beserta kelompoknya dipastikan akan "gigit jari" tangan dan mungkin juga jari kaki sekalian.Â
Dunia politik negeri ini memang penuh hiruk pikuk, sikut sikutan, pecat memecat, recall dan replace, dendam mendedam, zolim mezolimi dan sebagainya. Hukum dan aturan sering sekali tidak mempunyai ukuran yang baku bagi semua. Walaupun pada umumnya konflik dan perpecahan dalam tubuh partau politik berakhir di depan pengadilan.Â
![sumber: detik.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/06/moeldoko-jawab-sby-jangan-menekan-nekan-saya-169-6042fd76d541df68041d5f22.jpeg?t=o&v=770)
Itu sebabnya, dunia politik republik ini jauh dari rasa kesucian yang dikemukakan oleh politik senior PDIP, Sabam Sirait dalam buknya Politik Itu Suci.
![sumber: tokopedia.com/tbzadin](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/06/6974666-67840b2f-033e-46dc-bb2e-06388e7a5b73-1560-1560-6042fdb9d541df54d601fb75.jpg?t=o&v=770)
Karena semuanya demi sebuah "kepentingan", kepentingan pribadi yang dibungkus dengan kepentingan kelompok, kepentingan partai, kepentingan rakyat dan kepentingan bangsa dan negara.
Jadi idiom abal-abal, ilegal, liar bahkan inskonstitusional memiliki batasan yang "subyektif" yang pada akhirnya abal-abal bisa menjadi serius, ilegal menjadi legal, liar menjadi resmi, dan inskonstitusional menjadi konstitusional. Â Tergantung bagaimana proses tawar menawar bahkan mungkin "dagang sapi" yang akan terjadi.Â
Inilah yang sedang dialami saat ini oleh Partai Demokrat yang sedang terbelah yaitu kepengurusan versi KLB Deli Serdang versus Kepengurusan ABY dan SBY. Dipastikan diasana akan muncul dan terjadi rebut merebut, tuduh menuduh, salah menyalahkan, pecat memecat, salim mengklaim dan mempertahankan status quo masing-masing.
Sangat mungkin keributan akan terjadi, baik di kalangan level atas dan terlebih di akar rumput. Sebab, ini melibatkan nasib dan periuk nasinya para anggota legislatif PD mulai dari DPR RI pusat, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten dan Kota. Semua mata dan semangat akan ditunjukkan kepada siapa yang akan legal dan menguasai maka kesanalah mereka akan menuju.
Ini bukan soal SBY dan AHY dan Moeldoko lagi. Tetapi, kelompok mana yang akan disahkan oleh Kemenhumkan nanti. Itu menjadi simpul kunci kemana arah dari konflik dalam tubuh partai ini berakhir.
Ini akan sangat menarik, mari kita terus mengikuti dan mencermati dengan santai saja. Sebab ini politik yang penuh dengan idiom lucu-lucu seperti abal-abal, liar sambil terbahak-bahak hahaha....! Bukan kah begitu Andi Malarangeng?
![sumber: rri.co.id](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/06/370cc936224c56bd0150b1d93f7459bb-6042fd658ede484bc36591a2.jpeg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI