Dipastikan kata-kata abal-abal, liar, ilegal dan inkonstitusional akan menjadi akrab di telinga dan mata kita hari-hari kedepan.Â
Terutama ketika KLB PD memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum yang baru menggantikan AHY, bahkan juga memberhentikan SBY sendiri sebagai orang tertinggi dalam tubuh Partai Demokrat.
Sejak bulan Februari 2021, di sejumlah talkshow dan acara di sejumlah saluran televisi, Sekretaris Majelis dalam PD Andi Malarangeng selalu menggunakan kata-kata abal-abal, liar, ilegal dan inkonstitusional terhadap rencana dan aksi KLB yang dilaksanakan oleh Max Sopacua, Marzuki Allie, Johny Allen Marbun dan kelompoknya.
Bahkan AHY sendiri serta juga SBY dalam menanggapi terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Pengurus PD hasil KLB Deli Serdang menggunakan kata ilegal dan inkonstitusional dan dianggap tidak sah.
Dan Anda bisa bayangkan apa yang terjadi kalau hasil KLB PD di Sibolangit disahkan oleh Kemenkumham, maka nasib AHY dan SBY beserta kelompoknya dipastikan akan "gigit jari" tangan dan mungkin juga jari kaki sekalian.Â
Dunia politik negeri ini memang penuh hiruk pikuk, sikut sikutan, pecat memecat, recall dan replace, dendam mendedam, zolim mezolimi dan sebagainya. Hukum dan aturan sering sekali tidak mempunyai ukuran yang baku bagi semua. Walaupun pada umumnya konflik dan perpecahan dalam tubuh partau politik berakhir di depan pengadilan.Â
Itu sebabnya, dunia politik republik ini jauh dari rasa kesucian yang dikemukakan oleh politik senior PDIP, Sabam Sirait dalam buknya Politik Itu Suci.
Karena semuanya demi sebuah "kepentingan", kepentingan pribadi yang dibungkus dengan kepentingan kelompok, kepentingan partai, kepentingan rakyat dan kepentingan bangsa dan negara.