Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Presiden AS ke-46 Joe Biden: Tanpa Persatuan Tidak Ada Perdamaian

21 Januari 2021   06:23 Diperbarui: 21 Januari 2021   09:02 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato pertama Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46 disampaikan dengan tegas, simpel dan jelas bahwa "tanpa persatuan tidak ada perdamaian", akan dicatat sebagai sebuah pesan penting selama dia akan menjadi orang nomor satu di AS empat tahun ke depan, periode 2021-2025 dan akan ikut menentukan arah politik secara global.

Joe Biden: "Hentikan teriakan dan turunkan suhu. Tanpa persatuan tidak ada perdamaian. Persatuan adalah jalan ke depan. Dan kita harus bertemu momen ini sebagai Amerika Serikat" - Kompas.com

Gaya demokrat dari Joe Biden begitu kuat ketika mengatakan bahwa perdamaian tidak akan menjadi kenyataan tanpa persatuan. Ini pesan yang membawa kesejukan bagi siapapun yang mencernanya. 

Tidak saja bagi warga global se-jagad, tetapi terlebih bagi warga AS sendiri yang selama 4 tahun kepemimpinan Presiden AS ke-45 Donald Trump penuh kontroversi, ketegangan bahkan "baku-hantam" antar kelompok yang mempolarisasikan warga untuk berhadap-hadapan.

Sesuatu yang sangat berbeda ketika 4 tahun silam saat Donald Trump yang dalam usia ke-70 tahun dilantik sebagai Presiden As ke-45 penuh kontroversi. 

Tidak saja karena kemenangannya tak terduga yang sama sekali tidak memiliki latar belakang politik yang memadai ketimbang sebagai pengusaha besar, tetapi juga janjinya untuk menghapus semua kebijakan presiden Obama serta mereview aliansi dengan Eropa dan Asia. 

Trump memasuk Gedung Putih sebagai presiden tertua, dengan hasil survey CBS hanya 37% penerimaan rakyat AS paling rendah dalam sejarah kepresidenan AS.

tribunnews.com
tribunnews.com
Kemudian, dunia menyaksikan bagaimana Donald Trump memimpin negeri Paman Sam ini nyaris penuh kontroversi. Ketika dia keluar dari Gedung Capitol pun menjadi kontroversi karena tidak menghadiri pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46, malah dia pergi ke Florida. Sesuatu yang janggal dan tidak pernah kejadian selama ini di AS.

Donald Trump sudah pergi dan berlalu. Kini Joe Biden dengan wakilnya Kemala Harris sudah sah di lantik mengendalikan negeri ini ke depan dengan janji yang menyejukkan bagi warga dunia, yaitu persatuan dan perdamaian. 

Sebuah ikon yang dirindukan oleh seluruh umat manusia di jagad raya ini. Perdamaian dan bukan berantam, perang, saling membunuh, saling membenci dan saling menghancurkan. 

Pesan ini akan menjadi baromoeter untuk mendeteksi perilaku menyimpang dari siapa saja. Artinya, persatuan dan perdamaian merupakan nilai dasar universal.

Biden secara resmi menjadi Presiden AS ke-46 setelah diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts. Selain itu, Kamala Harris juga dilantik sebagai Wakil Presiden AS dan diambil sumpahnya oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor. Harris resmi menjadi perempuan pertama, orang kulit berwarna pertama, dan orang Asia Selatan pertama yang menjadi Wakil Presiden AS. (kompas.com)

Bersatu dan berdamai, sebuah ikon sederhana tetapi implementasinya tidak semudah dan sesederhana maknanya. Karena menyatukan beragam manusia dengan latar belakang yang beragam pula menjadi titik kritis perdamaian gagal atau berhasil. Walaupun tidak mudah, tetapi menariknya, semua orang mau bersatu dan tentu mau damai. 

Mungkin Biden tidak terlalu sulit melakukannya ketimbang Trump misalnya. Karena Joe Biden mempunyai pengalaman yang sangat kaya ketika menjadi orang nomor-2 di AS mendampingi Presiden AS ke-44 yaitu Barack Obama selama dua periode. 

Biden pasti memiliki banyak cara yang sudah diujinya dengan perubahan besar yang sedang terjadi saat ini. Sehingga bisa dimengerti ketika dia berjanji bahwa dengan persatuan, maka dia dengan Kamala Harris bukan hanya untuk satu kelompok, tetapi juga Presiden bagi semua orang di AS.

Biden juga berjanji untuk menjadi presiden untuk semua orang Amerika, termasuk mereka yang tidak mendukungnya. "Saya akan berjuang keras untuk mereka yang tidak mendukung saya seperti mereka yang mendukung," kata Biden.

Tantangan dunia yang sedang menghadapi problem besar seperti akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada turbulensi ekonomi dunia menjadi pintu besar yang akan menjadi arena bagi Joe Biden untuk mulai mempertontonkan janjinya tentang persatuan dan perdamaian. 

Termasuk begitu banyak keputusan kebijakan Donald Trump yang harus di-review-nya yang selama ini dianggap "rasis" karena pelarangan atau pembatasan peluang bagi warga negara non AS di negeri ini.


Harapan masyarakat global sangat besar bagi peran AS untuk kemaslahatan dunia ini yang terus menerus dilanda banyak problem. Kekuatan dan sumber daya yang dimiliki oleh negeri paman sama ini, dianggap mampu menjadi pemeran penting bagi solusi kemanusiaan dan ekonomi dan politik secara global. 

Nampaknya Joe Biden paham betul tentang itu. Sangat mungkin garis dan gaya kebijakan Barack Obama akan mewarnai kiprahnya sebagai orang nomor - 1 di AS selama 4 tahun kedepan.

Merangkul dana merangkum dunia memang bukan tugas utama AS, tetapi ketika dia memiliki sumberdaya yang mampu memfasilitasi persatuan dan perdamaian itu, maka peran itu menjadi memanggil untuk dihadirkan secara konkrit. Dan dipastikan dunia juga membutuhkan, menunggu serta mendukungnya. 

Selamat buat Joe Biden dan Kamala Harris. Selamat bekerja untuk mengurus AS dan dunia ini. God bless you !

Yupiter Gulo, 21 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun